Rabu, 17 April 24

Penelitian UGM: Wawasan Kebangsaan Masyarakat Perbatasan Perlu Diperkuat

Penelitian UGM: Wawasan Kebangsaan Masyarakat Perbatasan Perlu Diperkuat
* Mahasiswa UGM melakukan penelitian wawasan kebangsaan para siswa SD di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Wawasan kebangsaan bagi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia perlu diperkuat. Hal tersebut penting dilakukan untuk menjaga keutuhan bangsa. Pasalnya, wilayah perbatasan sangat rentah terhadap konflik dengan negara tetangga.

Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, tergelitik untuk mengetahui lebih dalam wawasan kebangsaan masyarakat di daerah perbatasan. Oleh karena itu, mereka melakukan penelitian mengenai wawasan kebangsaan di salah satu kawasan perbatasan, yaitu masyarakat Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Teluk Melanau, Malaysia. Mereka adalah Deta Wijayanti, Andika Putri Firdausy, Indah Miftakhul Janah, Aqmal Nur Jihad, dan Luqman Fikri Amrullah.

Deta dan kawan-kawan melibatkan siswa kelas 5 SDN 16 dan SDN 19 Desa Temajuk sebagai objek penelitian. Mereka meneliti wawasan kebangsaan para siswa tersebut melalui tiga  indikator, yakni paham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan semangat kebangsaan.

Dari hasil penelitian di lapangan diketahui tingkat wawasan kebangsaan siswa SDN 16 Temajuk tergolong sedang dan siswa SDN 19 Temajuk tergolong tinggi. Penelitian kuantitatif ini mampu mengungkap lebih jauh bahwa tidak ditemukan korelasi antara pemahaman terhadap kebangsaan dengan rasa dan semangat kebangsaan.

“Nilai paham kebangsaan di dua sekolah tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan nilai rasa dan semangat kebangsaan,” katanya di kampus UGM, Selasa (19/7/2016) seperti dikutip siaran pers Humas UGM.

Deka menjelaskan, terdapat beragam latar belakang yang menjadi penyebab tinggi rendahnya wawasan kebangsaan. Fenomena ini kemudian dapat dijelaskan melalui teori kebiasaan dan pembentukan perilaku. Beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya aktor meliputi guru dan siswa, keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat.

“Faktor lingkungan menjadi sangat penting, utamanya di daerah perbatasan,” tuturnya.

Menurutnya, wawasan kebangsaan di wilayah tersebut perlu ditingkatkan. Tidak hanya itu, pemerataan pembangunan, khususnya pendidikan, harus ditingkatkan dan terus dilakukan hingga ke pelosok daerah.

“Dengan pemerataan pembangunan diharapkan mengurangi ketergantungan hidup pada negara tetangga, sehingga meminimalkan kemungkinan warga untuk pindah kewarganegaraan,” tandasnya. (arh, @arif_rhakim)

Baca Juga:

Dahsyat! Obsesi Anak Sopir Angkot Ini Kuliah di UGM Terwujud

Luar Biasa! Anak Pemulung Ini Sukses Masuk FK UGM

Kisah Inspiratif! Erwan, Anak Tukang Ojek yang Diterima di UGM

Luar Biasa! Anak Kuli Bangunan Ini Diterima di UGM

Wow, Keren! Deny, Anak Buruh Tani yang Kuliah di UGM

Anak Penjual Gorengan Ini Diterima Kuliah di FK UGM

Hebat! Tiffani, Anak Penjaga Toko yang Diterima di UGM

Refo, Anak Penjahit yang Diterima Kuliah di UGM

 

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.