Kamis, 25 April 24

Refo, Anak Penjahit yang Diterima Kuliah di UGM

Refo, Anak Penjahit yang Diterima Kuliah di UGM
* Aulia Zara Reformasi atau Refo dan ibunya.

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Gadis ini murah senyum. Ramah. Tetapi, siapa sangka di balik sosoknya yang tampak ceria ini tersimpan kisah pilu.

Namanya Aulia Zara Reformasi. Refo, demikian panggilan akrabnya. Anak kedua dari pasangan Setyo Teguh Santoso  dan Dwi Dasa Warsi Mardiyani ini berhasil diterima kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, secara gratis. Hidup dalam kondisi pas-pasan tidak menyurutkan semangat Refo untuk menggapai cita-cita menuntut ilmu di jenjang pendidikan tinggi. Tekad dan usaha kerasnya dalam belajar membuahkan hasil manis hingga mengantarkannya masuk di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM.

Dwi menjahit untuk menghidupi keluarganya.
Dwi menjahit untuk menghidupi keluarganya.

“Senang dan bersyukur sekali bisa diterima kuliah di UGM. Terlebih tidak dikenai biaya hingga selesai sehingga meringankan beban keluarga,” kata Refo baru-baru ini.

Refo sempat merasakan kehidupan yang lebih baik dari kondisi saat ini. Dulunya kedua orang tuanya memiliki pekerjaan tetap sehingga bisa menghidupi keluarga dengan baik. Sang ayah mulanya merupakan pegawai di salah satu hotel di Yogyakarta. Sementara ibunya memiliki usaha jahit yang bisa dikatakan cukup laris dengan banyak pelanggan.

Namun, semenjak sang ayah terkena stroke pada tahun 2012 lalu perekonomian keluarga mereka menjadi goyah. Ibunya terpaksa menjadi satu-satunya tulang punggu perekonomian keluarga, membiayai hidup keluarga dan juga pengobatan suami.

“Usaha jahit ibu pun agak terbengkalai karena mengurus bapak yang sedang sakit,” tutur gadis kelahiran Kulon Progo, 15 Mei 1998 silam ini.

Bahkan mereka pun terpaksa meninggalkan kontrakan karena sudah tidak sanggup lagi membayar biaya sewa kontrakan. Beruntung, teman ayah Refo berbaik hati menawarkan rumah pribadinya di Jl. Batikan, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta untuk mereka tinggali.

“Teman bapak orang Kalimantan dan punya rumah di sini yang tidak dipakai. Lalu bapak diminta untuk tinggal di sini dan menjaga rumahnya,” ujar alumnus SMA 8 Yogyakarta ini.

Meskipun hidup dalam keterbatasan,  Dwi selalu menginginkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan terbaik hingga ke jenjang perguruan tinggi. Ia berusaha dengan segala upaya dan sekuat tenaga untuk mewujudkan hal itu. Terbukti anak pertamanya belum lama ini berhasil lulus dari Fakultas Geografi UGM dengan hasil yang cukup baik.

“Saya selalu mendukung anak-anak untuk bisa kuliah. Karenanya bersyukur sekali Refo bisa diterima di UGM. Doa-doa saya selama ini terkabul,” kata Dwi yang tak kuasa menahan tangisnya.

Dwi bersyukur, anak-anaknya paham akan kondisi keluarga. Keadaan tersebut tidak pernah mengendorkan semangat kedua anaknya dalam belajar, bahkan masuk dalam siswa berprestasi di sekolahnya.

“Tidak jarang Refo memberikan les pada anak-anak tetangga di sekitar rumah. Dari situ ia dapat tambahan uang saku. Saya jadi haru melihat usahanya itu,” katanya.

Setiap orang tua tentunya mempunyai harapan bisa melihat keberhasilan dan kesuksesan anak-anaknya kelak. Begitu pula dengan Dwi dan keluarga yang selalu berdoa untuk keberhasilan anak-anaknya. (ugm/red/arh)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.