Selasa, 23 April 24

Ormas Tommy Soeharto Kecewa Akom Tidak Bertarung Sampai Akhir

Ormas Tommy Soeharto  Kecewa Akom Tidak Bertarung Sampai Akhir
* Ade Komarudin, Titiek Soeharto, dan Tommy Soeharto.

Jakarta, Obsessionnews – Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI),  organisasi kemasyarakatan (ormas) besutan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, menyatakan kekecewaannya atas mundurnya Ade Komarudin  (Akom) di bursa calon ketua umum (caketum) Partai Golkar.

“Akom  telah mengecewakan para senior  Golkar. Sebagai laki laki harusnya dia bertarung sampai akhir. Kami kecewa sekali atas terpilihnya Setya Novanto  (Setnov), karena  kami melihat dia  tidak lebih baik dari Aburizal Bakrie (ARB),” kata  Sekretaris Jenderal (Sekjen) HMPI Tri  Joko Susilo ketika dihubungi Obsessionnews.com melalui telepon, Selasa (17/5/2016).

Tri Joko Susilo.
Tri Joko Susilo.

Wajar jika HMPI kecewa, karena dukungan keluarga Cendana – sebutan populer untuk keluarga mantan Presiden Soeharto yang tinggal di Jl. Cendana, Menteng, Jakarta Pusat – terhadap Akom menjadi sia-sia. Salah seorang puteri  Soeharto, yakni Titiek Soeharto, adalah anggota tim sukses Akom.

Terjadi kejutan di arena pemilihan ketua umum (ketum) dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (17/5/2016) pagi. Bakal calon ketua umum (bacaketum) Akom melempar handuk alias menyerah, dan memberi jalan bagi Setnov menjadi ketum Golkar.

Mundurnya Akom itu memang mengagetkan. Pasalnya, dia lolos ke putaran kedua karena mengantongi 173 suara dari total 554 suara,  melebihi 30% dukungan. Bacaketum harus memenuhi syarat mendapat dukungan 30% suara untuk lolos ke putaran kedua. Sebelumnya yang telah lolos ke putaran kedua adalah Novanto yang memperoleh 277 suara.  Hanya Akom dan Novanto yang memperoleh dukungan lebih 30%, sedangkan dukungan untuk enam bacaketum lainnya jauh di bawah 30%.

“Pertama, saya ucapkan terima kasih kepada DPP Golkar atas kreasi demokrasi yang luar biasa. Ini tradisi demokrasi yang harus dilanjutkan,” kata Akom ketika menyampaikan pernyataan di hadapan peserta Munaslub.

Ia mengucapkan terima kasih kepada tim suksesnya, antara lain Titiek Soeharto, Hidayat, dan Supit.

Dia menjelaskan keputusan mundur diambil setelah berdiskusi dengan timnya dan Aburizal Bakrie.

“Saya kira saya lebih muda dari Novanto, saya lebih baik mundur. Masih ada kesempatan saya di masa yang akan datang,” katanya seraya menambahkan ia dan rekan-rekannya akan mendukung Novanto.

Dengan mundurnya Akom,  Novanto ditetapkan sebagai ketum periode 2014-2019.

“Kami tetapkan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar 2014-2019,” kata pimpinan sidang, Nurdin Halid.

Munaslub Golkar di Bali 14-17 Mei 2016 merupakan munaslub rekonsiliasi kedua kubu, yakni kubu Aburizal Bakrie atau Ical dan kubu Agung Laksono. Pasca Pilpres 2014 Golkar terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Ical dan Agung. Pada awal Desember 2014 dalam Munas di Bali Ical terpilih lagi menjadi menjadi ketum Golkar untuk periode 2014-2019. Namun, Munas Bali tak diakui oleh tokoh-tokoh Golkar yang dimotori Agung. Kelompok Agung kemudian membuat Munas tandingan di Ancol, Jakarta, pada Desember 2014. Agung terpilih sebagai ketum masa bakti 2014-2019.

Perseteruan kedua kubu itu kemudian bergulir ke meja hijau. Setelah lebih dari setahun konflik di tubuh partai beringin itu, kedua kubu akhirnya bersepakat menggelar Munaslub untuk memilih ketum periode 2014-2019. (arh, @arif_rhakim)

Baca Juga:

Akom Lempar Handuk, Novanto Ketum Golkar

Terpilihnya Setnov Jadi Langkah Mundur Golkar

Alasan Akom Dukung Novanto di Menit Akhir

Akom Serahkan Dukungan ke Novanto

Novanto dan Akom Lolos ke Putaran Kedua Pemilihan Ketum Golkar

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.