Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Mengalir Deras Dukungan Untuk Aziz Syamsuddin Pimpin Golkar

Mengalir Deras Dukungan Untuk Aziz Syamsuddin Pimpin Golkar

Jakarta, Obsessionnews – Tak banyak politisi muda yang  memiliki pandangan visioner dan jiwa kepemimpinan yang kuat, serta ketulusan dalam berpolitik. Dari yang tidak sedikit itu, Haji Muhammad Aziz Syamsuddin adalah salah satunya.

Di mana ia berada, di situlah ia menoreh prestasi. Ya, begitulah Aziz Syamsuddin. Ia adalah sosok anak muda multi talenta, cerdas, energik dan syarat prestasi. Pernah sukses sebagai bankir, dan mumpuni saat berkarier sebagai pengacara, mantan Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ini akhirnya memilih berlabuh di dunia politik dengan Partai Golkar sebagai wahananya.

Pria kelahiran Jakarta, 31 Juli 1970 ini dipercaya menjadi calon anggota legislatif (caleg) untuk DPR pada Pemilu 2004 dari daerah pemilihan (dapil) Lampung II, yang meliputi Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Lampung Timur. Dia bersyukur karena berhasil melenggang ke Senayan, sebutan populer untuk Gedung DPR/MPR yang berlokasi di Senayan, Jakarta Pusat.

Peraih gelar Master Applied Finance (MAF) dari University of Western Sydney, Australia, ini ditempatkan sebagai anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.

Golkar menilai Aziz memiliki kinerja yang bagus di DPR. Oleh karena itu partai berlambang pohon beringin ini kembali mencalonkan dirinya sebagai anggota DPR pada Pemilu 2009 dari dapil Lampung II. Dan Aziz kembali lolos ke Senayan! Di periode keduanya ini Aziz dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR.

Aziz kembali mengukir prestasi cemerlang pada Pemilu 2014, di mana dia terpilih menjadi anggota DPR dari dapil yang sama. Ia lalu dipercaya menjadi Ketua Komisi III DPR. Pada Januari 2016 terjadi pergantian pimpinan di Komisi III. Ia digantikan oleh rekan sefraksinya, Bambang Soesatyo. Aziz diberi posisi baru sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR.  Sementara di Komisi III Aziz hanya menjadi anggota biasa.

Kesibukannya bertambah ketika Aziz dipercaya menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957.

Apa yang dimiliki Aziz saat ini, jelas karena tempaan orang tuanya yang selalu mendidiknya secara disiplin dan relijius. Ayahnya, H. Syamsuddin Rahim, yang juga seorang pejabat di salah satu ban BUMN, dan sang Ibu, Hj. Chosiyah Hayum, guru ngaji kelahiran Karanganyar, Sumatera Selatan.

Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, Aziz mendapatkan perlakuan yang sama dengan keempat kakaknya. Diberikan kasih sayang, namun tidak dengan memanjakan secara berlebihan. Meski dari keluarga berkecukupan, jangan harap Aziz mendapat keistimewaan dalam soal materi. Uang jajan sekolahnya sejak SD hingga kuliah bahkan harus dijatah.

Karena sang ayah adalah seorang bankir yang kerap bertugas memimpin bank di seluruh daerah, membuat masa kanak-kanak dan remaja Aziz banyak dihabiskan di berbagai kota di Indonesia. Hal itu membuat ia banyak mengenal karakter orang di berbagai daerah. Tapi, meski harus berpindah-pindah sama sekali tak mempengaruhi prestasi belajarnya. Ia selalu masuk ranking lima besar sejak SD hingga SMA. Tak heran ketika duduk di SMA Negeri 2 Padang, sumatera Barat, prestasinya itu telah mengantarkannya ke kursi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) yang artinya ia lulus masuk perguruan tinggi negeri tersebut tanpa harus mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Namun, keasyikannya sebagai mahasiswa di Padang terpaksa harus ditinggalkan karena ia kembali mengikuti tugas sang ayah yang kali itu dipromosikan ke Jakarta. Sesampainya di Ibu kota, dia langsung mencari perguruan tinggi yang bisa mengaplikasi atau menerima konversi nilai SKS mata kuliah ekonomi yang telah diperolehnya di kampus yang lama, supaya dia tidak perlu kuliah mulai dari semester pertama lagi. Pilihannya terpaut pada Fakultas Ekonomi, Universitas Krisnadwipayana (FE-Unkris). Namun ia masih merasa perlu menambah ilmu lagi, sehingga setahun kemudian Aziz mendaftar ke Fakultas Hukum Universitas Trisakti (FH-Usakti), dan sore harinya kuliah ekonomi di Unkris.

Meski kuliah di dua perguruan tinggi, ia tidak kehabisan energi untuk aktif dalam sejumlah organisasi intrakampus, baik ditingkat fakultas maupun universitas, mulai dari Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Senat Mahasiswa (Sema), hingga Dewan Mahasiswa (Dema). Ia sempat terpilih sebagai salah satu unsur Ketua Dema Usakti pada 1992.

Ilmu ekonomi dan hukum yang dimilikinya mulai dirasakan manfaatnya ketika ia mulai bekerja di PT. AIU Insurance, perusahaan joint venture antara Indonesia dan Amerika Serikat yang memfokuskan diri para asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Kemudian pindah dan bergabung dengan PT Panin Bank sebagai Officer Development program (OPD) VII dengan tugas utama pada bidang operational banking.

Namun ia meninggalkan kesuksesan tersebut dan memilih untuk memaksimalkan kemampuannya di bidang hukum. Sejumlah firma hukum berminat merekrutnya namun ia lebih memilih untuk bergabung di Gani Djemat & Partners (GDP) Law Officer.

Pria yang pernah mendapat penghargaan sebagai lawyer terbaik di Gani Djemat & Partners Law Office ini kemudian mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi hukum tentang pasar modal di University Of Western Sydney, Napena, Australia. Setelah menyandang gelar Master Of Applied Finance (MAF), Aziz kembali ke Gani Djemat & Partners sembari mengambil studi S2 di Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, dengan spesialis bidang HAM.

Suami  Nurlita Zubaedah ini akhirnya kepincut dengan dunia politik dan membuatnya harus memutuskan untuk pindah jalur ke politik praktis. Ia memilih  Golkar karena sudah tertarik partai berlambang beringin ini sejak duduk di SMA.

Aziz salah seorang dari delapan calon ketua umum (caketum)  Golkar dalam Munas Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Bali, 15-17 Mei 2016. Dukungan untuk  Aziz menjadi pemimpin Golkar mengalir deras dari berbagai daerah. Banyak kalangan yang optimis jika Aziz terpilih menjadi ketum ia akan membawa partai berlambang pohon beringin ini menjadi semakin besar. (sahrudi/ita/arh, @arif_rhakim)

Baca Juga:

Caketum Aziz Syamsuddin Dinilai Dekat dengan Rakyat

Aziz Syamsuddin Diprediksi Menang Munaslub Golkar

Kosgoro 1957 Dukung Aziz Syamsuddin Jadi Ketum Golkar

Pemerintah Hanya Akui Kosgoro 1957 Pimpinan Azis Syamsuddin

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.