Kamis, 19 September 24

Usai ‘Tebang’ Golkar, Imbalannya Jokowi ‘Dongkel’ Kadin? 

Usai ‘Tebang’ Golkar, Imbalannya Jokowi ‘Dongkel’ Kadin? 

Oleh: Ahmad Khozinudin, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

 

Kudeta Ketua Kadin ini jelas langgar AD/ART. Kalau kata Tempo, ini racikan terkini Mas Mulyono agar Aburizal Bakrie sbg Ketua Dewan Pembina Golkar ijinkan Gibran masuk jadi petinggi Golkar. Imbalannya Anindya jadi Ketum Kadin.” [Akun X Strategi & Bisnis]

Hajar, gigit, gebuk, tendang, tebang, dongkel, dan seterusnya. Ini adalah karakteristik khas kekuasaan Jokowi. Tiran! Zalim! Yang menjadi korban bukan hanya kelompok Islam, kaum nasionalis pun ikut dihantam.

Bukan hanya organisasi kekuasaan, ormas dan partai politik. Organisasi usaha pun ‘dimakan’. Kekuasan Jokowi yang rakus, yang mengonsolidasi kekuatan dengan tekanan dan ancaman, melalui penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).

Jangan percaya pembungkaman HTI & FPI, uji coba kudeta Partai Demokrat, penebangan Golkar, perseteruan PKB, perpecahan NU hingga pendongkelan Arsyad Rasyid sebagai Ketua Kadin, tidak ada hubungannya dengan Jokowi. Karena alur pengambilalihan kekuasan organisasi apapun jenisnya, itu finalisasinya ada di Kemenkumham.

Kemenkumham ada di bawah kendali Jokowi. Jadi, setiap rencana kudeta organisasi, apa pun bentuknya, desainnya pasti atas restu kekuasaan. Karena struktur pengurus organisasi yang baru hanya sah di mata hukum setelah mendapat pengesahan dari Menkumham.

Demokrat gagal, karena Demokrat pro pada kekuasaan. Sikap itu yang membuat Demokrat bisa berpelukan dengan Moeldoko dan Jokowi, padahal sebelumnya begitu bermusuhan. SBY sampai terbitkan buku khusus tentang kritik terhadap Jokowi, sekarang melempem.

Pendongkelan Arsjad Rasyid, itu jelas desain kekuasan Jokowi. Cara membacanya simpel, yaitu ketika Menkumham Supratman Andi Agtas langsung mengumumkan akan segera menerbitkan SK pengesahan pengurus Kadin yang beru versi kudeta Anindya Bakrie.

Padahal bisa saja Menteri menolak pengesahan sebelum selesai konflik di internal Kadin. Apalagi Arsjad berencana mengajukan gugatan hukum.

Kalau ditarik ke belakang, sebagaimana dikabarkan bocor Alus tempo, yang dikutip oleh akun strategi & bisnis, kudeta Kadin ini adalah cerita lanjutan dari penebangan pohon beringin partai Golkar. Kompensasi atas restu Aburizal Bakrie, untuk memberikan bantalan kepada Gibran. Barter politik untuk mendudukkan boneka Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Golkar.

Hati-hati! Jokowi bisa dianggap dalang dari pecah belah bangsa Indonesia. Jokowi tampaknya tidak pernah peduli pada persatuan Indonesia, dia hanya peduli pada kekuasaan dan dinasti politiknya.

Desain kudeta Kadin ini diawali dengan penggantian Menkumham. Satu paket dengan penebangan Partai Golkar.

Jika anda tak melawan hari ini, maka bersiaplah anda akan menjadi korban selanjutnya. Ingat! Kejahatan bukan karena ada peluang dan kesempatan. Tetapi, kejahatan itu karena ada kekuasaan Jokowi.

Waspadalah! Waspadalah! []

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.