Kamis, 18 April 24

Tommy Soeharto Anugerah di Balik Prahara Golkar?

Tommy Soeharto Anugerah di Balik Prahara Golkar?
* Tommy Soeharto bersama dua puteranya.

Jakarta, Obsessionnews – Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical gagal mengantarkan Golkar menjadi juara pada Pemilu 2014. Partai berlambang pohon beringin ini harus puas menduduki posisi runner up.

Keterpurukan Golkar berlanjut pada Pilpres 2014. Ical gagal maju sebagai calon presiden (capres), karena perolehan suara Golkar di pemilu legislatif tak cukup untuk mengusungnya sebagai capres.

Ini salah satu catatan sejarah kelabu Golkar di bawah kendali Ical. Untuk pertama kalinya dalam sejarah pilpres di era reformasi Golkar tak berhasil mengusung kadernya sendiri sebagai capres!

Ical lantas melobi Ketum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk dipasangkan dengan Joko Widodo (Jokowi). Namun, Ical bertepuk sebelah tangan. Megawati ogah mengabulkan permintaan Ical.

Selanjutnya Ical membawa gerbong Golkar bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), yakni partai-partai yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Golkar bersama Gerindra, PAN, PKS, dan PPP bekerja ekstra keras untuk kesuksesan pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa.

Namun, usaha itu berbuah pahit. Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kalah melawan duet Jokowi-Jusuf Kalla (JK) yang diusung PDI-P, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPI yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Pasca Pilpres, Ical terpilih lagi menjadi Ketum Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) di Bali, akhir November 2014. Namun, Munas Bali tak diakui oleh Agung Laksono dan sejumlah tokoh Golkar lainnya. Kubu Agung membikin Munas tandingan di Ancol, Jakarta, pada Desember 2014, dan Agung terpilih sebagai ketum.

Sial bagi Ical. Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) tak mau mengakui Golkar Munas Bali. Sebaliknya Kemenkumham menganggap yang sah adalah Golkar Munas Ancol.

Kemudian kasus dualisme kepemimpinan Golkar ini bergulir ke meja hijau.

Dalam sejarah perjalanan Golkar, baru kali ini partai yang pernah berkuasa puluhan tahun di era Orde Baru ini terbelah menjadi dua kubu.

Nah, di saat Golkar dilanda prahara itu mencuat nama Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra Presiden kedua RI Soeharto. Tommy tidak rela partai yang didirikan oleh almarhum ayahnya itu terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu Ical dan kubu Agung. Sejak Maret 2015 Tommy menyerukan agar kedua kubu bersatu untuk menyelamatkan Golkar. Bahkan melalui media sosial ia mengancam akan ‘menghabisi’ kader-kader Golkar kubu Agung yang dinilainya melakukan aksi premanisme.

Selain itu, Tommy juga getol mendesak digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar tahun 2015 untuk memilih ketum yang baru sebagai jalan terbaik untuk mengakhiri konflik. (Baca: Munaslub Momentum Kebangkitan Golkar)

Setelah melalui proses yang berliku-liku, akhirnya Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar tanggal 23-25 Januari 2016 membuat keputusan menyelenggarakan Munaslub sebelum bulan puasa tahun ini, yakni April. Panitia penyelenggaranya adalah dua kubu yang bertikai.

Sejak 2015 nama Tommy santer disebut-sebut sebagai calon ketum Golkar. Pada Januari 2016 Tommy mengambil keputusan akan maju di Munaslub. Organisasi kemasyarakatan (ormas) yang didirikannya, Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI), membentuk Poros Golkar-Tommy Soeharto untuk kesuksesannya di Munaslub. (Baca: Tommy Soeharto vs Setya Novanto Bertarung di Munaslub Golkar)

Sekjen Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Tri Joko Susilo optimis Tommy bakal terpilih menjadi ketum Golkar. Sebab, Tommy populer, berkarisma, dan merupakan titisan langsung dari pendiri Golkar.

“Insya Allah Golkar akan melewati kabut dinamika yang berat ini. Tampilnya Tommy adalah anugerah di balik prahara Golkar. HMPI sebagai motor Poros Golkar-Tommy Soeharto akan berjuang sangat keras untuk memenangkan kompetisi ketum Golkar di Munaslub,” kata Tri ketika dihubungi Obsessionnews.com, Sabtu (27/2/2016). (Baca: Tommy Soeharto Siap 100% Pimpin Golkar)

Tri yakin jika terpilih menjadi ketum Golkar Tommy mampu mengembalikan kejayaan Golkar.

“Kalau Tommy yang memimpin Golkar, pemerintah tidak akan berani mengobrak-abrik Golkar,” ujarnya.

Selain itu nama Tommy juga ramai diberitakan sebagi capres potensial pada Pilpres 2019. (arh)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.