Jumat, 25 Oktober 24

Terwelu, Mosok Istana Garuda IKN Disebut Rumah Voldemort

Terwelu, Mosok Istana Garuda IKN Disebut Rumah Voldemort
* Roy Suryo. (Foto: Edwin B/obsessionnews.com)

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

Terwelu? Ya, tapi kata ini bukan berarti binatang yang nama latinnya Lepus nigricollis itu, tetapi bahasa gaul di dunia maya untuk menyebut kata “terlalu”. Istilah ini dipopulerkan oleh komedian Lies Hartono (yang lebih dikenal dgn nama “Cak Lontong”) pada awalnya dan bahkan banyak dijadikan sticker dalam bahasa komunikasi di WA (WhatsApp) untuk respons bilamana mau menanggapi suatu hal yang dianggap keterlaluan.

Jadi memang sebenarnya rada keterlaluan bilamana hari-hari ini viral hampir di semua platform media sosial (FB/Facebook, IG/Instagram, X/Twitter, TikTok bahkan dalam banyak WAG/Group WA) candaan – atau lebih tepatnya cemoohan – atas hasil karya desain seniman Nyoman Nuarta yang juga merancang patung pemotor di Sirkuit Mandalika di mana kali ini diwujudkan dalam bangunan yang menjadi latar belakang Istana Garuda di IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara itu.

Perbincangan yang sangat viral tersebut muncul setelah beredar video BEV (Bird Eye View) menggunakan drone yang tampak sebelumnya sengaja diedarkan untuk (mungkin) tujuannya membuat “kagum dan takjub” yang melihat, namun ternyata malah berujung komentar-komentar miring dari mostly netizen di jagad maya. Nyaris sangat minim – untuk tidak menyebutnya “tidak ada” – komen positif, karena rata-rata yang muncul adalah bernada negatif semua.

Mulai dari yang mengatakan “warnanya suram, segelap masa depannya”, “Kepala Garuda-nya kenapa menunduk? Malu?”, “Segitu saja jadinya dengan Beaya sampai Rp2 trilyun?”, “Katanya yang desain maestro seniman, kok cuman segitu saja jadinya? “Kayaknya pendapat Eddy Mulyadi tentang Jin yang dibuang ternyata benar” sampai ada yang mengatakan bangunan tersebut jadinya seperti “Rumah Voldemort, Mistis” …

Siapa itu Voldemort? Bagi pencinta komik dan film Harry Potter, sebenarnya mana Lord Voldemort bukanlah sosok yang asing. Karena dia adalah seorang tokoh ciptaan JK  (Joanne Rowling) dalam novelnya yang sangat populer terbitan 1997-2007 itu. Memang – uniknya, alias sangat tepat karakternya – Voldemort digambarkan sebagai tokoh yang sangat jahat, kejam, licik, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Tokoh jahat ini terlahir dengan nama Tom Marvolo Riddle, Voldemort dikenal sebagai salah satu siswa Hogwarts yang paling “menyala” di masanya. Tidak heran, ia sangat hebat dalam sihir dan ditakuti oleh nyaris seluruh penyihir hingga rakyat sihir takut untuk sekadar menyebut namanya. Sehingga Voldemort kerap disebut sebagai “Pangeran Kegelapan”, atau “Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut”.

Terlepas dari “cocok” atau tidaknya sosok Lord Voldemort yang diistilahkan netizen untuk menyebutnya, JK Rowling sendiri pernah mengatakan bahwa Voldemort sebanding dengan Adolf Hitler dan ideologinya dapat disamakan dengan Naziisme. Dia juga membandingkan Voldemort dengan Joseph Stalin dan Saddam Hussein. Untung di tahun-tahun tersebut dia belum mengenal negeri Konoha dan Wakanda, bisa-bisa “tokoh” yang disebutnya bertambah, karena ini memang faktual yang dikatakannya, bukan ilmu cucokologi.

Dari sisi desain (bangunan berbentuk burung), sebenarnya juga tidak murni 100% orisinal, karena meski berbeda posenya, patung burung raksasa sebelumnya sudah pernah ada di Jatayu Earth’s Centre, Negara Bagian Kerala, India. Patung burung di sana memang hanya memiliki panjang 61 m dengan 21 m dan lebar sayap 45 m, meski begitu sempat membuatnya memperoleh predikat sebagai patung burung terbesar di dunia karena dibuat tahun 2011 dan diresmikan 2017. Patung karya Seniman India Rajiv Anchal ini menceritakan bagian dari kisah Ramayana di mana Jatayu berjuang melawan Rahwana saat berusaha menyelamatkan Shinta, meski akhirnya kalah dan tinggal satu sayapnya.

Jadi bukan soal ukuran, meski keduanya sama-sama hanya mitos (karena Jatayu dan Garuda sama-sama hanya ada dalam mitologi) memang lebar bangunan Istana Garuda di IKN adalah 177 m dengan lengkungan sepanjang 239 m dan tinggi 77 m yang dibuat dengan 465 modul yang masing-masing terdiri dari 10 bilah (total ada 4650 baja dari PT Krakatau Steel) dengan total bobot patung tersebut adalah 1.398,3 ton. Makanya biaya pembuatannya disebut-sebut mencapai Rp2 triliun, karena ongkos angkut dan semua biaya di IKN (di) naik (kan) 100%, seperti fenomena rental mobil Alphard saja bisa 25 juta/hari, luar biasa mantab.

Kesimpulannya, memang benar pendapat netizen, sampai-sampai ada pepatahnya “Maha benar Netizen dgn segala Komennya …”. Karena sebenarnya bukan kemegahan, kemewahan, kebesaran bahkan kemahalan yang menjadi tolok ukurnya apalagi “kebanggaan (semu) masyarakat”, tetapi apakah semua itu sesuai dengan kondisi Indonesia sekarang ini, apalagi kalau mau dikatakan “Istana Rakyat” sebagaimana konsepnya semula. Kalau ingin Istana Garuda IKN bermartabat, seharusnya memang mau introspeksi diri agar jangan bisa disebut “Rumah Voldemort”. Terwelu… []

Jakarta, 6 Agustus 2024

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.