Selasa, 17 September 24

Tanpa Usung Anies, Calon PDIP Dipastikan Bakal Kalah

Tanpa Usung Anies, Calon PDIP Dipastikan Bakal Kalah
* Anies Baswedan (kiri) bersama Ketua DPD PDIP Ady Widjaja (kanan) berbincang usai menggelar pertemuan tertutup di kantor DPD PDIP, di Cakung,Jakarta Timur,Sabtu (24/8/2024). Menurut pengurus DPD PDIP kedatangan Anies tersebut untuk membahas Pilkada 2024. (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc)

Oleh: Sholihin MS, Pemerhati Sosial dan Politik

Mengapa Anies batal deklarasi menjadi cagub yang diusung PDIP di Pilgub DKI Jakarta ?

Masih belum ada kepastian. Informasi yang masuk itu hanya soal waktu saja, tapi tetap jadi.

Tapi jika pun itu benar-benar terjadi tidak perlu kaget, mungkin karena PDIP dan Anies masih memiliki perbedaan. Tidak bisa dipungkiri kalau PDIP dan Anies ada juga perbedaannya.

Selama ini PDIP diragukan mau menegakkan nilai-nilai keislaman. PDIP punya garis ideologi yang condong ke kiri, sedangkan Anies punya garis ideologi lebih ke kanan.

Tapi semua ini bisa diselaraskan apabila yang dimunculkan adalah kepentingan nasional.

Wacana diusungnya Anies oleh PDIP tentunya memunculkan banyak spekulasi tapi juga sekaligus harapan, ketika PKS sendiri sudah menyeberang ke KIM.

Mungkinkah Anies bisa bersinergi dengan PDIP ? Tentu sangat mungkin. Ini analisisnya:

Pertama, PDIP telah kembali kepada politik nasionalis-sekuler, sedangkan politik Anies adalah nasionalis-religius.

Hal ini tampak dari perjuangan PDIP mempertahankan konstitusi dan lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan oligarki taipan.

Kedua, dari banyak sisi, Anies dan PDIP memiliki banyak kesamaan visi-misi dan platfom perjuangannya.

Paling tidak ada 4 kesamaan platfom antara Anies dan PDIP : 1. Soal pentingnya menjaga keutuhan kedaulatan negara; 2. Soal pentingnya menjaga hukum dan konstitusi; 3. Mempertahankan dan menelihara demokrasi dan menghindari politik dinasti; 4. Memperjuangkan wong cilik yang selama ini jadi motto perjuangan PDIP

Ketiga, PDIP dan Anies sedang sama-sama bermusuhan dengan Jokowi.

Dendam PDIP kepada Jokowi sudah memuncak sepertinya sulit diperbaiki, terutama setelah menteri PDIP direshufle. Anies sendiri tidak memusuhi Jokowi, tapi Jokowilah yang terus memusuhi Anies sehingga Anies terus dijegal karier politiknya.

Keempat, di Jakarta Anies adalah satu-satunya paslon yang didukung mayoritas Jakarta.

Jika PDIP mencalonkan Anies hampir dipaatikan akan menang (jika KPU bertindak jujur dan adil). Sebaliknya, jika PDIP tidak mencalonkan Anies, dan mengusung kader terbaiknya sekalipun, maka dipastikan bakal kalah.

Kelima, di internal PDIP sendiri banyak kader dan anggota yang mendukung Anies.

Walaupun keputusan akhir tetap ada di Ketumnya yaitu Megawati. Sekalipun hampir semua pengurus teras PDIP sudah memastikan kalau PDIP bakal mengusung Anies, tapi akhirnya deklarasi pencalonanAnies diundur (dibatalkan?).

Sekarang (sampai artikel ini ditulis) masih tidak ada kepastian apakah Anies bakal maju atau batal.

Kenapa semua partai takut mencalonkan Anies? Sepertinya ini berkaitan dengan intervensi para oligarki taipan. Mereka telah mengendalikan rezim Jokowi dan para ketum parpol.

Keteguhan Anies dalam mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan, ternyata harus berhadapan dengan jalan terjal dan banyak sekali gunung karang.

Ada tiga kejahatan yang sedang dihadapi Anies; Pertama, politik dinasti dan ketamakan kekuasaan. Kedua, politik hipokrit dan kemunafikan. Ketiga, politik inlander dan pengkhianatan.

Setelah PKS bergabung dengan KIM, maka sempurna sudah kehancuran ideologi, moral, akhlak dan etika politik partai-partai pengusung Anies.

Jika PDIP mengusung Anies masih ada harapan untuk menjaga demokrasi, konstitusi, kedaulatan negara, dan kesejahteraan rakyat. Tapi jika Anies tidak maju, dan calon dari KIM yang menang, maka sulit untuk bisa melepaskan diri dari intervensi oligarki taipan.

Bandung, 22 Shafar 1445

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.