Sabtu, 4 Mei 24

Survei IReS: Pemilih Loyal Cuma 35%, Ahok Bisa Dikalahkan

Survei IReS: Pemilih Loyal Cuma 35%, Ahok Bisa Dikalahkan
* Direktur Riset dan Analisa IReS, Andi Nursaiful.

Jakarta, Obsessionnews.com – Anggapan banyak kalangan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sulit terbendung untuk kembali memimpin Jakarta rupanya tidak tepat. Survei membuktikan, pemilih loyal Ahok hanya mencapai 35,5%. Sisanya, 14,8%, mengaku akan berpindah ke calon lain jika ada yang sesuai harapan.

Hal itu terungkap dari hasil survei yang digelar lembaga survei independen Indonesian Research & Survey (IReS) bulan Mei 2016 lalu. Salah satu hasilnya menyimpulkan, dari sebanyak 50,3% responden yang memilih Ahok, hanya 35,5% yang menyatakan akan tetap memilih Ahok pada Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017 mendatang. Sementara sebanyak 14,8% pemilih Ahok, mengaku pilihannya masih bisa berubah seandainya ada calon yang sesuai harapan mereka.

Data ini merupakan hasil perhitungan komposisi “Kuat-Lemah” dari semua calon yang sudah muncul ke publik. Kepada responden yang sebelumnya ditanyai pilihan calonnya, kembali ditanyakan kemungkinan perubahan pilihan mereka.

Hasilnya, komposisi “Kuat-Lemah” Ahok sebesar 35,5%-14,8% (50,3% responden/pemilih), disusul Yusril Ihza Mahendra 8,4% – 7,1% (15,5% responen), Adhyaksa Dault 3% – 1,2% (4,2% responden), Abraham Lunggana 1,8% – 2,4% (4,2% responden), Sandiaga Uno 1,4% – 1,9% (3,3% responden), Tantowi Yahya 0,9% – 1,7% (2,6% responden), dan Sjafrie Sjamsoeddin 0,9% – 1,3% (2,1% respponden).

Sejumlah nama lain yang juga muncul ke permukaaan tidak mendapat pilihan signifikan dari responden. Sebaliknya, ada 13,8% responden yang belum menentukan pilihan saat survei digelar antara 9-17 Mei 2016.

Survei dilakukan kepada populasi warga DKI Jakarta di enam wilayah, melibatkan 1.200 responden dengan margin of error lebih kurang 3%, dan tingkat kepercayaan mencapai 95%. Metode survei menggunakan multistage random sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuisioner. Pewawancara lapangan minimal mahasiswa S1 atau sederajat. Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui berbagai riset dan data BPS.

Ires2
peneliti senior IRes, Indrayadi.

Menurut peneliti senior IRes, Indrayadi, tingkat kepercayaan mencapai 95%, dan hasil wawancara lapangan yang dilakukan para surveyor kembali diricek oleh IReS Pusat di lapangan sebagai upaya validasi.

“Adapun perhitungan komposisi kuat-lemah sengaja kami tampilkan karena dinamika politik Pilkada DKI sangat memungkinkan terjadinya perubahan referensi pilihan responden. Biasanya ini tidak dilakukan oleh lembaga survei, sehingga hasilnya bisa tidak akurat seiring waktu,” jelasnya.

Indrayadi memaparkan, ada 53,3% responden yang pilihannya (dari semua calon) tak akan goyah, namun ada sebanyak 26,8% responden yang masih labil, sementara 19,9% tidak menjawab. “Artinya apa, hampir separuh suara warga DKI masih floating. Anggapan bahwa mayoritas warga DKI akan memilih Ahok, harus dipertanyakan kesahihannya. Hasil dari banyak survei yang sebelumnya memang cenderung menggiring opini bahwa Ahok sulit dilawan,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Riset dan Analisa IReS, Andi Nursaiful, menambahkan, dari pemilih Ahok yang menyatakan pilihannya bisa berubah, umumnya mengaku akan “berpindah ke lain hati” jika muncul figur yang lebih baik, khususnya sosok yang tegas tapi santun, berpengalaman, humanis dan mementingkan dialog dengan warga, serta memiliki track record yang bersih dari KKN.

“Rupanya pemilih Pak Basuki tidak solid-solid amat pilihannya. Mereka mungkin juga ‘gerah’ dengan gaya Ahok yang dinilai arogan dan kasar, sehingga mereka akan berpindah jika menemukan sosok lain merupakan antitesa dari Ahok. Terlebih dengan sejumlah kasus yang menyeret-nyeret nama Ahok, kepercayaan mereka pudar,” terangnya.

Artinya, lanjut dia, dengan pemilih loyal yang hanya mencapai 35,5%, Ahok mudah untuk dikalahkan jika kelak terjadi pertarungan head to head dengan salah satu kandidat populer, terutama jika Pilkada mencapai dua putaran, sehingga Ahok berhadapan dengan calon yang didukung gabungan pemilih yang sebelumnya mendukung calon penantang Ahok lainnya.

“Syaratnya, kandidat ini haruslah seorang nasionalis religius, tegas tapi santun, berpengalaman dan memahami karakter warga Jakarta, bersih KKN, dan tak kalah penting bisa diterima berbagai kalangan sebagai figur pemersatu yang mampu menjamin keamanan dan kenyamanan ibukota,” tambah Andi.

Survei IReS juga menemukan sejumlah hal menarik seputar Pilkada DKI 2017. Antara lain, tingkat partisipasi politik warga DKI tergolong sangat tinggi. Sebanyak 97,2% responden menyatakan akan menggunakan hak pilihnya, dan hanya 0,5% responden yang mengaku golput alias tidak akan memilih. Sisanya, 2,3% tidak tahu atau tidak menjawab.

Hasil menarik lainnya, sebanyak 37,8 responden merindukan pemimpin dengan karakter Nasionalis-Religius, sementara 34,0% responden menginginkan pemimpin Nasionalis-Pancasilais.

IReS adalah lembaga survei independen yang berada di bawah payung Dharmapena Group. Sebagai tambahan informasi, menjelang pembentukan Kabinet Kerja pada 2014, IReS juga menggelar survei tentang calon-calon menteri. Hasil survei itu hanya meleset sedikit dari susunan kabinet yang resmi diumumkan oleh Presiden terpilih Joko Widodo. (Red)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.