Jumat, 25 Oktober 24

Serba Kompromistis, Kinerja DPR Periode 2024-2029 Apa Bisa Diharapkan?

Serba Kompromistis, Kinerja DPR Periode 2024-2029 Apa Bisa Diharapkan?
* Ketua DPR Puan Maharani. (Istimewa)

Obsessionnews.com – Kinerja DPR periode 2024-2029 sulit untuk diharapkan. Indikatornya dapat dilihat dari proses pemilihan pimpinan yang terkesan serba kompromistis.

Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, kompromi yang paling kentara dilihat dari kesepakatan Puan Maharani menjadi Ketua DPR RI. Dirinya menengarai mulusnya Puan melanjutkan kepemimpinan di parlemen tak lepas dari lobi-lobi.

Baca juga: Prediksi Kinerja DPR: Status Quo, Operator Pemerintah Bukan Rakyat

“Kompromi pimpinan DPR ini adalah kompromi awal koalisi dengan PDIP yang mungkin saja akan terus berlanjut,” kata Lucius kepada Obsessionnews.com di Jakarta, Rabu (2/10).

Dia menyinggung, Puan bisa saja ditelikung melalui revisi UU MD3 yang wacananya sudah muncul selepas Pemilu 2024. Belakangan UU MD3 batal direvisi sehingga Puan dan PDIP memiliki hak menduduki jabatan Ketua DPR.

Baca juga: Puan Kembali Ditetapkan sebagai Ketua DPR Periode 2024-2029

“Tentu bukan karena koalisi pendukung pemerintah begitu saja mau menyerahkan kursi Ketua pada PDIP, walau secara kekuatan kursi, mereka bisa saja menggagalkan langkah PDIP dan Puan itu,” ujarnya.

“Oleh karena itu kompromi adalah kunci. Kompromi antara PDIP yang masih bersikap oposan dengan koalisi pendukung pemerintah cenderung menunjukan posisi PDIP yang nampaknya akan turut mendukung pemerintah,” tuturnya.

Seperti periode-periode sebelumnya pimpinan DPR ditentukan berdasarkan perolehan suara atau kursi. Artinya, mereka yang menjadi pimpinan ditunjuk oleh partai, bukan karena dipilih oleh anggota.

“Mereka menempati posisi pimpinan DPR karena ditunjuk partai melalui fraksi. Semua jabatan pimpinan di DPR termasuk di komisi dan AKD (alat kelengkapan dewan) itu adalah hasil penunjukan, bukan pemilihan oleh anggota,” jelasnya.

Menurut Lucius, situasi ini yang menjadi persoalan. Mereka yang menjadi pimpinan di DPR dalam setiap jenjang tidak dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk bangsa dan rakyat, tetapi partai. “Maka sesungguhnya tanggungjawab utama pimpinan terpilih tentu akan banyak tercurah kepada partai politik mereka,” bebernya.

Dengan kondisi seperti ini, Lucius memprediksi, kinerja DPR tak jauh berbeda dengan periode-periode sebelumnya.

“Itu artinya kita harus siap melihat parlemen yang nyaris tanpa dinamika dan diskusi ke depannya. Ini adalah DPR kompromistis,” kata dia. (Erwin)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.