Selasa, 22 Oktober 24

Prabowo Menolak Ada “Matahari Kembar”

Prabowo Menolak Ada “Matahari Kembar”
* Arsip foto Duet Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat mendaftarkan diri sebagai peserta Pilpres 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Rabu (25/10/2023). (Edwin B/ Obsessionnews.com)

Oleh: Ahmad Khozinudin, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Tidak ada tafsir lain yang pas untuk mendeskripsikan suasana kebatinan Jokowi jelang lengser, kecuali rasa khawatir, cemas, galau dan ketakutan yang luar biasa. Cemas, karena Prabowo belum tentu sepenuhnya ‘melanjutkan’ legacy Jokowi. Galau, karena nasib Gibran tak jelas, terancam dua tuntutan rakyat: batal dilantik dan dimakzukkan pasca menjabat.

Ketakutan yang luar biasa, tentu saja karena masifnya tuntutan rakyat yang meminta Jokowi dan dinasti politiknya diadili. Ketakutan akan nasib dirinya, juga keluarganya pasca lengser.

Pertemuan dengan Prabowo yang dibungkus dengan agenda santap malam bersama atau private dinner di Hutan Kota Plataran, Jakarta, pada Selasa (8/10/2024), tak cukup memberikan garansi Prabowo akan tunduk pada Jokowi. Padahal nyaris 2 jam Jokowi melakukan ‘orientasi’ pada Prabowo.

Pasca pertemuan, Prabowo seperti berusaha keluar dari cengkeraman Jokowi. Presiden terpilih sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto malah menyerang balik, dengan mengungkap ada segelintir orang yang memiliki budaya caci maki dan suka mencari masalah. Menurut Prabowo, mereka adalah orang yang sudah ditutup hati dan matanya.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya saat hadir di acara Rakornas Legislatif PKB yang digelar di Hotel Syahid, Jakarta, Kamis (10/10). Pernyataan ini tidak lepas dari konteks kasus Fufufafa yang membelit Gibran.

Narasi yang diunggah Prabowo ini, seolah meminta dukungan publik untuk mengeksekusi Fufufafa, sekaligus memberi pesan implisit pada Jokowi, agar tidak terlalu jauh mengintervensi Prabowo. Jika tidak, maka nasib Gibran bisa wasalam.

Penulis kira, karena cengkeraman Jokowi ke Prabowo saat acara santap malam bersama di Hutan Kota Pelataran, Jakarta, belum sepenuhnya mengunci komitmen Prabowo dan memberikan jaminan akan masa depan Gibran, maka Jokowi berusaha kembali membelenggu Prabowo.

Jokowi kembali memanggil Prabowo Subianto pada Minggu (13/10/2024). Pratikno mengatakan pertemuan dilakukan di kediaman pribadi Jokowi yang berada di wilayah Sumber, Solo, Jawa Tengah.

Pemanggilan Prabowo ke Solo, yang tidak berselang jauh dari pertemuan makan malam di Jakarta, adalah konfirmasi Jokowi dipenuhi rasa khawatir, cemas, galau dan ketakutan yang luar biasa. Berusaha mencengkeram PPrabow untuk mengamankan Gibran, dirinya dan dinasti politiknya.

Tapi sayang, era Jokowi sebentar lagi selesai. Prabowo, telah menyiapkan diri untuk menjadi matahari, yang berkibar sendiri, tanpa pengaruh dari sinar bintang/matahari lainnya alias menolak ada “matahari kembar”.

Sedangkan Jokowi harus menyiapkan diri menghadapi tuntutan rakyat. []

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.