Selasa, 22 Oktober 24

Prabowo Gembleng Menteri di Akmil, Bukan Semi Militer

Prabowo Gembleng Menteri di Akmil, Bukan Semi Militer
* Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. (Tim Media Prabowo)

Obsessionnews.com – Presiden Prabowo Subianto bakal memboyong seluruh menteri mengikuti pembekalan di Akmil, Magelang, Jateng, selama 25-27 Oktober 2024. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang dan Australia, juga mengimplementasikan pendekatan serupa dan hal tersebut dianggap tidak mengarah pada militerisme atau semi militer.

“Misalnya di Amerika Serikat, para pejabat sipil dan bahkan anggota kongres dapat mengikuti program pelatihan di institusi seperti National Defense University dan US Army War College. Proses ini tetap berada dalam kerangka demokrasi yang kokoh, di mana kontrol sipil atas militer tetap dipertahankan,” kata pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi di Jakarta, Selasa (22/10).

Baca juga: Kabinet Merah Putih: Golkar Menteri Terbanyak, Gerindra Wamen Terbanyak

Menurutnya, langkah Presiden Prabowo  tersebut bagian upaya untuk meningkatkan karakter kepemimpinan para pejabat hingga memperkuat kerja tim. Dengan demikian, jajaran Kabinet Merah Putih siap dan efektif dalam menghadapi berbagai tantangan yang berkembang begitu cepat.

“Pelatihan di lingkungan militer diharapkan dapat meningkatkan karakter kepemimpinan para pejabat, memperkuat kerja tim, dan menyiapkan mereka untuk menghadapi berbagai tantangan dengan cepat dan efektif,” ungkapnya.

Baca juga: Prabowo Umumkan 46 Anggota Kabinet Merah Putih, Berikut Daftarnya

Dia melanjutkan, para pejabat sipil di Korea Selatan turut dilibatkan dalam pelatihan di lembaga-lembaga militer, seperti Korea National Defense University. Jepang dan Australia juga memberi pelatihan untuk pejabat sipil di akademi pertahanan yang difokuskan untuk meningkatkan koordinasi dan respon terhadap krisis.

Fahmi menyebut, pengalaman dari negara-negara tersebut menunjukkan bahwa pelatihan di lembaga militer tidak secara otomatis mengarah pada militerisme.

“Sebaliknya, saya kira justru menunjukkan bahwa pelatihan di lembaga militer dapat memperkuat kapasitas respons pemerintah terhadap tantangan keamanan, memperkuat ketahanan nasional, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih terinformasi, dengan tetap menjaga nilai-nilai demokrasi,” ujarnya.

Fahmi menilai, pendekatan yang dilakukan Presiden Prabowo bertujuan untuk membentuk kabinet yang lebih solid dan siap menghadapi tantangan, dengan cara yang tegas serta terstruktur, namun tetap adaptif terhadap dinamika yang ada.

“Rencana ini pada akhirnya dapat memperkuat pemerintahan yang responsif dan efektif, mengintegrasikan nilai-nilai kedisiplinan militer yang positif ke dalam pemerintahan, tanpa mengaburkan peran dan batasan antara sipil dan militer,” ujarnya. (Erwin)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.