Oleh: M Hatta Taliwang, Direktur Institut Soekarno-Hatta
(Tidak menganggap penguasa baru Prabowo tidak tahu tapi sekedar pengingat)
Hati-hati dengan bunglon atau makhluk yang biasa menyesuaikan warna atau terhadap makhluk yang biasa hidup di dua alam. Mereka lebih lihai adaptasi atas perubahan. Lebih pandai menservice, pandai menyusun kata-kata rayuan, pandai mengambil hati penguasa baru, pandai membuat kegiatan yang menarik perhatian penguasa baru. Jangan sampai mereka yang justru mewarnai pemerintahan baru.
Orang-orang baik dan berkarakter baik tidak pandai menjilat. Mereka apa adanya. Memuji apa yang layak dipuji, mengkritisi apa yang layak dikritisi. Mereka seperti tak peduli tapi sesungguhnya mereka cinta dan sayang pada bangsanya. Orang-orang ini seperti bersembunyi tapi sesungguhnya punya komitmen tinggi untuk berbuat terbaik bagi bangsanya. Cari dan temukan orang ini.
Pilih orang berdasarkan komitmen pada sistem politik dan ekonomi yang ingin diterapkan. Lebih jauh pada ideologi yang ingin diperjuangkan. Memilih teman dekat atau keluarga boleh saja asal memenuhi kriteria pada point tersebut.
Orang-orang baik yang biasa didekat atau sekitar penguasa baru, kadang terlewatkan atau terlupakan sehingga posisinya malah diambil bunglon yang lihai merapat.
Demi Indonesia yang lebih baik orang partai di kabinet maksimal 30 persen, selebihnya para ahli dan profesional saja.
Demikian sekadar pengingat, maklum penguasa baru kadang bingung hadapi isu hingar bingar yang sliweran, sehingga suasana seperti keruh. Jadi butuh pandangan yang jernih. []