Jumat, 18 Oktober 24

Pedagang Tanah Abang Ancam Tutup Akses Sky Bridge jika Kenaikan Tarif Kios Terlalu Tinggi

Pedagang Tanah Abang Ancam Tutup Akses Sky Bridge jika Kenaikan Tarif Kios Terlalu Tinggi
* Kios pedagang Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2024). (Foto: ANTARA/Siti Nurhaliza)

Obsessionnews.com – Pedagang Pasar Tanah Abang mengancam akan menutup akses Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau Sky Bridge di Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebagai bentuk protes atas kenaikan tarif layanan (service charge) kios yang dinilai terlalu tinggi.

Aksi ancaman tersebut muncul sebagai respons atas aksi ratusan pedagang JPM yang memprotes kenaikan tarif layanan tanpa adanya diskusi dengan pihak pengelola. Kenaikan tarif tersebut juga menyebabkan pengelola dari BUMD DKI, Perumda Sarana Jaya, melakukan penyegelan ratusan kios milik pedagang.

Para pedagang merasa kecewa dengan kebijakan sepihak tersebut dan menuntut adanya dialog antara pihak pengelola dan pedagang. Mereka menganggap kenaikan tarif yang berlaku tidak adil di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit bagi para pelaku usaha kecil.

“Jika Sarana Jaya hanya menurunkan tarif Rp50 ribu, para pedagang sepakat tidak mau membayar service charge. Kalau mereka kembali melakukan penyegelan, akan kami tutup akses ke JPM,” tegas Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang Jimmy Rory saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (18/10/2024).

Jimmy mengaku para pedagang sudah menunggu lama untuk mendengar keputusan Sarana Jaya. Namun dalam pertemuan Rabu (16/10) lalu, keputusan yang diambil Sarana Jaya tidak bijak.

Tuntutan pedagang agar tarif layanan menjadi Rp800 ribu per bulan tidak didengarkan oleh Perumda Sarana Jaya. Pengelola  hanya bersedia menurunkan tarif Rp50 ribu atau menjadi sekitar Rp1,3 juta per bulan.

Menurut Jimmy meskipun pengelola sudah menurunkan tarif  tetapi  dinilai masih terlalu tinggi dan sangat memberatkan  pedagang. Apalagi, penjualan di JPM Stasiun Tanah Abang menurun drastis usai COVID-19, bahkan ada beberapa pedagang yang tidak didatangi pembeli sama sekali.

“Kami dari bulan Januari hingga Oktober ini hanya laku 1-2 potong baju. Tidak seramai dulu. Daya beli masyarakat sudah turun,” kata Jimmy.

Aksi pada Kamis (10/10)  pedagang di JPM Pasar Tanah Abang membawa beberapa poin tuntutan untuk diteruskan ke pengelola pasar yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya dan operator lainnya.

Para pedagang merasa masih adanya ancaman dari pengelola terkait surat edaran yang berisi keterangan harga sewa dan penyegelan kios.

Tuntutan pertama, pedagang meminta tarif layanan kios diturunkan menjadi hanya sebesar Rp800 ribu mulai Oktober ini dari yang sebelumnya Rp1,4 juta.

Tuntutan kedua meminta pengelola untuk membuka segel kios agar para pedagang bisa kembali mencari uang untuk melanjutkan hidupnya. Tuntutan ketiga, pedagang meminta waktu untuk bisa mencicil tarif layanan kios.

Terkait aksi tersebut Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya sudah membuka ratusan segel kios pedagang Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

“Ini tindak lanjut dari adanya aksi hari ini. Yang memprotes kenaikan tarif layanan (service charge) tanpa adanya diskusi,” kata Staf Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perumda Sarana Jaya Donni Setiawan di JPM Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/10). (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.