Jumat, 26 April 24

Panglima TNI Ceramahi 240 Pimpinan Bank BNI

Panglima TNI Ceramahi 240 Pimpinan Bank BNI

Bogor, Obsessionnews – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Wakil Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bapak Suprajarto menyampaikan ceramah dengan tema “Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas” di hadapan 240 peserta unsur Pimpinan Bank BNI, di Hotel Rancamaya, Bogor, Kamis (28/1/2016).

Panglima TNI dalam ceramahnya menyampaikan bahwa, kita semua harus memahami apa sebenarnya ancaman bangsa Indonesia kedepan. Hal ini penting untuk memberikan warning bagi generasi muda, bahwa kedepan bangsa ini seperti apa. “Yang ditakuti oleh negara-negara lain itu bukan tentaranya tapi rakyatnya, karena apabila rakyatnya bersatu maka akan menjadi kekuatan yang besar bagi suatu Negara,” paparnya.

Pang TNI - BNI -2

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan, di masa yang akan datang bangsa Indonesia menghadapi ancaman yang berat, yaitu membludaknya jumlah penduduk dunia dimana saat ini jumlah penduduk dunia sudah mencapai 7 milliar jiwa. Dalam penelitian idealnya, bumi ini hanya mampu menghidupi 3-4 milliar penduduk. “Dengan semakin membludaknya jumlah pertumbuhan penduduk dan habisnya cadangan energi minyak bumi pada tahun 2043, maka akan menyebabkan krisis pangan dunia,” tandasnya.

Banyak cara dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia, salah satu cara yaitu dengan membuat Proxy War. Saat ini sudah terasa adanya Proxy War dan kita harus waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Caranya dengan menguasai media di Indonesia dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan,” tegas Panglima TNI.

Pang TNI - BNI -3

“Saat ini, ancaman bangsa Indonesia adalah melalui Proxy War tersebut yaitu perang melalui berbangsa dan bernegara, khususnya perang melalui berbagai kehidupan berkeluarga,” tambahnya.

Terkait pergeseran peta konflik dunia di masa depan, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan, diprediksi seiring dengan habisnya sumber energi fosil, konflik yang terjadi berlatar belakang penguasaan energi fosil, maka konflik masa depan akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada satu lokasi yaitu di daerah ekuator.

Pang TNI - BNI -4

Selanjutnya, dihadapkan pada kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun dan kekayaan alamnya maka Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan.

“Agar Indonesia ke depan tidak memburuk karena kehabisan sumber energi hayati, pangan, sumber air, maka harus adanya revolusi mental dengan menjalankan dan mengamalkan Pancasila dari sila pertama sampai kelima dengan benar, berdemokrasi sesuai dengan Pancasila maka kemakmuran dan keadilan akan bisa terwujud di Indonesia,” tutur Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Pang TNI - BNI -5

Mengakhiri ceramahnya, Panglima TNI berpesan kepada peserta, agar saudara sekalian harus bermimpi yang setinggi-tingginya, mimpi atau cita-cita bisa terwujud apabila selalu konsisten dalam bermimpi dan berdoa, mimpi dan berdoa harus konsisten, selanjutnya harus fokus, optimis untuk meraih mimpi tersebut dan yang lebih penting adalah melakukan eksen untuk meraihnya.

Sementara itu Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Suprajarto berterima kasih atas kehadiran Panglima TNI dalam rangka acara sharing session dengan unsur Pimpinan Bank BNI, sehingga peserta mendapat pandangan, wawasan dan inspirasi, dan dapat diterapkan serta dapat meningkatkan pengabdian peserta kepada Bangsa dan Negara, khususnya dalam pemahaman masalah ancaman, menyadari jati diri sebagai modal membangun menuju Indonesia emas. (Red)

Pang TNI - BNI -6

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.