Jumat, 25 Oktober 24

Ketahanan Pangan Pasca Pandemi, Upaya Perum BULOG Lewat Program Mitra Tani

Ketahanan Pangan Pasca Pandemi, Upaya Perum BULOG Lewat Program Mitra Tani
* Ketahanan pangan menjadi salah satu masalah krusial di berbagai belahan dunia setelah pandemi dan terlebih pada saat krisis iklim. (Foto: BULOG)

Obsessionnews.com – Ketahanan pangan menjadi salah satu masalah krusial di berbagai belahan dunia setelah pandemi dan terlebih pada saat krisis iklim mulai menimbulkan dampak yang serius. Berdasarkan prognosa neraca pangan nasional dari Badan Pangan Nasional, kebutuhan beras di Indonesia mencapai 31,2 juta ton. Namun, menurut Biro Pusat Statistik (BPS), terjadi penurunan produksi pada periode empat bulan pertama di tahun 2024 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Memahami persoalan tersebut, Perum BULOG melakukan program huluisasi bernama Mitra Tani. Melalui program ini, Perum BULOG mendampingi para petani, termasuk memperbaiki dan membantu mengatasi masalah seperti kekurangan pupuk dan bibit serta menjadi penjamin pembiayaan produksi.

“Saat ini sudah 1.000 hektar lahan sawah yang menjadi Mitra Tani dari Perum BULOG dari target pengelolaan 100.000 hektar. Diharapkan melalui program pendampingan ini, kami bisa membantu meningkatkan produksi beras dari mitra-mitra kami,” ujar Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Perum BULOG Sonya Mamoriska Harahap saat kunjungan ke salah satu media, dikutip obsessionnews.com, Senin (29/2024).

Sesuai dengan transformasi yang dicanangkan oleh Perum BULOG pada saat perayaan HUT ke-57 nya, mengantarkan kebaikan kepada semua pemegang kebijakan ekosistem pangan, termasuk petani, pemerintah, mitra, dan lain-lain menjadi tujuan utamanya.

“Dengan banyaknya aset yang kami miliki di seluruh provinsi Indonesia, termasuk 1.600 gudang serta 10 sentra penggilingan padi modern yang ditunjang teknologi berupa dryer mekanis, kami bisa secara efektif dan efisien menyerap dan mendistribusikan hasil produksi beras hingga ke pelosok-pelosok,” tambah Sonya.

Seorang peneliti dan akademisi dari Universitas Indonesia dalam bukunya “Pentingnya Stabilisasi Pangan Indonesia” Dr. Pos M. Hutabarat mengatakan, petani beras di Indonesia belum keluar dari kemiskinan walaupun kesejahteraan petani mengalami perbaikan dalam enam tahun terakhir, tercermin dari meningkatnya angka Nilai Tukar Petani (NTP).

”Namun, pendapatan rata-rata petani padi dari hasil usaha tani masih sangat rendah, di bawah Upah Minimum Regional (UMR),” tambah Pos Hutabarat.

Untuk itu, diperlukan upaya agar profesi petani ini tetap menarik bagi generasi muda sehingga hasil produksi tetap terjaga.

“Profesi petani harus diupayakan untuk bisa menarik minat generasi muda. Bagaimana caranya agar pendapatan yang mereka peroleh dari bertani bisa bersaing dengan pendapatan yang diterima oleh generasi muda yang bekerja di kantoran,” ucap Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krishnamurthi.

Karenanya, Perum BULOG melalui Mitra Tani hadir untuk mendampingi para petani memecahkan persoalan yang bisa mempengaruhi produksi berasnya, imbuh Bayu.

Program transformasi dari hulu ke hilir yang sedang dilaksanakan oleh Perum BULOG memiliki empat visi yaitu kepercayaan, kepemimpinan pada rantai pasok pangan, pelayanan prima, dan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.