Selasa, 17 September 24

Kekuasaannya Sakit Keras, Jokowi Kembali Jadi Mulyono 

Kekuasaannya Sakit Keras, Jokowi Kembali Jadi Mulyono 
* Arsip foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai mengikuti acara puncak peringatan Hari Pers Nasional 2024 di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (20/2/2024). (Foto: Edwin B/Obsessionnews.com)

Oleh: Ahmad Khozinudin, Pemerhati Politik dan Kebangsaan 

 

Dalam sebuah wawancara TV, Jokowi mengaku saat lahir bernama Mulyono. Namun, karena sakit-sakitan, namanya diganti dengan Joko Widodo.

Entah benar atau tidak, nama waktu kecil Jokowi adalah Mulyono, kita anggap saja iya. Sebab, mempercayai omongan Jokowi, dari A sampai Z, sangat sulit dipercaya. Hal itu berangkat dari banyaknya kebohongan yang diproduksi Jokowi.

Soal mobil Esemka saja, yang konon sudah dipesan 6.000 unit, sampai saat ini tak kelihatan satu pun ujung hidungnya. Mobil ini gaib, hanya ceritanya saja yang viral.

Belum lagi soal buy back Indosat, tidak akan import, tidak akan tangkap jabatan, tidak akan menyusun kabinet gemuk, data 11 ribu triliun di kantong, dan masih banyak lagi. Rasanya, jika daftar kebohongan Jokowi ditulis dan diprint, lalu dijilid. Tumpukan dokumen kebohongan Jokowi, jika ditumpuk, tingginya niscaya bisa dijadikan tangga untuk mencapai bulan.

Tapi baiklah, kita anggap nama kecil Jokowi benar Mulyono. Kita percayai saja, ganti nama Joko Widodo karena sakit-sakitan. Saat ini sepertinya Jokowi sedang kembali ke Mulyono kecil.

Jokowi saat ini kekuasannya juga sudah sakit-sakitan, semakin dekat ajal kekuasaan tanggal 20 Oktober 2024, Jokowi makin parah sakitnya. Jokowi mencoba mengobati ajal kekuasaannya dengan tunda Pemilu dan Jokowi tiga periode. Namun, semua gagal.

Jadi praktis Jokowi sudah kembali menjadi Mulyono. Mulyono sakit-sakitan.

Saat hadir di Kongres Partai NasDem, Mulyono sudah terlihat pucat, bicara meracau. Mulyono curhat, dirinya mulai ditinggalkan. Mulyono curhat, tentang nostalgia bersama NasDem dan Surya Paloh, berharap keduanya akan tetap setia.

Padahal Mulyono sebelumnya juga bengis kepada NasDem. Mulyono tidak pernah memberikan perhatian pada sahabatnya, begitu beda kepentingan langsung disikat.

Airlangga yang mengabdi pada Mulyono pun disikat. Padahal Airlangga telah menjadi abdi dalem yang setia, setelah tidak berguna juga disikat. Mulyono benar-benar si raja tega. Bukan raja Jawa.

Apalagi terhadap rakyat, Mulyono super kejam. Lihat saja, kebijakan pajak tinggi yang menyengsarakan rakyat. Kenaikan harga BBM yang berkali lipat. Perampasan tanah rakyat dengan dalih PSN. Mengenyangkan oligarki dengan memberikan fasilitas PSN pada lapak bisnis mereka. Dan masih banyak lagi.

Jelang 20 Oktober 2024, kesakitan dan penderitaan Mulyono makin parah. Sepertinya saat ajal kekuasaan menjemput pun tak akan ada yang melayat. Bahkan buzer setia juga akan menghindari bau busuk bangkai kekuasaan yang ditinggalkan Mulyono. Mulyono akan sendiri dan kesepian, menyambut datangnya ajal kekuasaan pada tanggal 20 Oktober 2024. []

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.