Jumat, 18 Oktober 24

Ini Pesan Muhadjir Effendy kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Soal Stunting

Ini Pesan Muhadjir Effendy kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Soal Stunting
* Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat berdialog dengan masyarakat Nias Soal Stunting. (Foto: Istimewa)

Nias, obsessionnews.com – Permasalahan stunting (gagal tumbuh) masih menjadi masalah penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Tantangan ini harus diatasi dengan baik agar generasi masa depan Indonesia bisa menjadi generasi yang unggul, berdaya saing, dan berkualitas.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, penanganan stunting merupakan program prioritas nasional. Hal itu dikarenakan angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi.

Muhadjir menjelaskan, penanganan stunting penting untuk dilakukan sejak dini sebelum terjadi pernikahan, terutama pada perempuan sejak remaja. Penanganan yang dilakukan dengan memberikan pengetahuan yang baik seperti pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentang gizi untuk mencegah stunting sejak dini.

“Kalau perkembangan kandungannya nanti terganggu maka perkembangan anaknya juga. Karena itu masalah stunting ini harus mendapatkan perhatian sungguh-sungguh,” ujarnya saat memberikan arahan dalam dialog bersama pendamping desa, kader, bidan desa, PLKB, duta stunting, tokoh masyarakat, dan pendamping PKH di Kecamatan Hiliduho, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, Selasa (16/3/2021).

Muhadjir mengaku mendapatkan laporan dari Bupati Nias bahwa angka stunting di Kabupaten Nias masih di atas rata-rata nasional. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi stunting di Kabupaten Nias sangat tinggi, sebesar 61 persen.

Muhadjir berpesan kepada pihak pemerintah daerah untuk menekan angka stunting tersebut secara maksimal dan sungguh-sungguh. Dia berpesan agar para petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana dapat menyampaikan data secara akurat.

“Pesan saya kepada para petugas baik PLKB, petugas BKKBN, dari Kemenkes, datanya jangan disulap (dipalsukan). Sampaikan data apa adanya,” ujarnya.

Karena kalau datanya tidak benar nanti kemudian keliru dalam mengatasinya. Dia meminta petugas menyampaikan apa adanya.

“Kalau dia stunting sampaikan dia stunting. Kalau dia gizi buruk sampaikan gizi buruk. Sehingga nanti pihak dari Kemenkes, BKKBN, bisa mengatasi dan menangani dengan sungguh-sungguh,” imbuh Muhadjir.

Menko PMK mengatakan, perempuan dan anak merupakan kelompok rentan dan kelompok strategis. Karena itu, pencegahan stunting pada perempuan dan anak perlu dilakukan jauh-jauh hari sejak dini.

“Masa depan bangsa indonesia ditentukan oleh mereka-mereka yang masih bayi ini yang masih balita ini. Indonesia emas tahun 2045 ini ditentukan oleh mereka yang masih balita ini,” tandasnya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.