Minggu, 5 Mei 24

Dituntut Terbuka, Klaim Pemerintah Dibantah Indef

Dituntut Terbuka, Klaim Pemerintah Dibantah Indef

Jakarta, Obsessionnews – Tidak diumumkannya hasil survei terkait indikator kesejahteraan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi pertanyaan besar. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dalam siaran tertulisnya mempertanyakan, kenapa Presiden dalam pidato kenegaraan dan penyampaian nota keuangan di DPR RI beberapa waktu lalu, tidak menyinggung hal ini.

Indef menduga, tidak diumumkan hasil survey tersebut lantaran kenyataannya dalam setahun terakhir telah terjadi penurunan indikator kesejahteraan masyarakat. Utamanya, tingkat pengangguran dan kemiskinan yang naik secara signifikan.

Indef pun menuntut BPS segera menyampaikan kepada publik terkait data dan informasi tersebut. Termasuk juga, menuntut lembaga ini bersikap independen serta obyektif.

Selanjutnya, klaim pemerintah yang menyebutkan kalau inflasi pada 2015 cukup rendah bahkan diperkirakan bakal berada di bawah 5%, dibantah. Menurut Indef, memang selama Januari hingga Juli tahun ini, akumulasi inflasi baru mencapai 1,90%.  Namun inflasi barang yang bergejolak sejak Mei, Juni dan Juli, masing-masing sebesar 1,52%, 1,74% serta 2,13%.

Secara tahunan, pada Juli inflasi bahan makanan saja telah mencapai 8,28%. Ironisnya, pasca hari raya Idul Fitri, masyarakat masih harus berhadapan dengan gejolak kenaikan harga yang tidak rasional.

Nilai tukar petani (NTP) juga terjadi di semua subsektor pertanian baik pangan, holtikultura, perkebunan rakyat, peternakan serta perikanan.

Kalau dibandingkan posisi bulan Oktober 2014, saat pemerintahan baru saja dilantik, posisi NTP pada Juni 2015 adalah, tanaman pangan turun dari 98,14 menjadi 97,29. Sedangkan holtikultura dari 103,22 menjadi 100,97, perkebunan rakyat dari 101,23 jadi 97,78, peternakan dari 108,56 jadi 107,29. Begitu juga di sektor perikanan yang turun dari 103,61 menjadi 102,27.

Meski upah buruh mengalami peningkatan akibat penyesuaian upah minimum provinsi (UMP), namun pada kenyataannya, menurut Indef, upah riil malah turun.

Upah riil buruh tani pada Januari 2014 mencapai Rp 39,383 perhari. Pada Juli 2015, turun menjadi Rp 37.887 perhari. Kalau dibanding dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan upah buruh tani turun 6,6% pada Maret 2014 menjadi 4,5% pada Maret 2015. (Mahbub Junaidi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.