Jumat, 26 April 24

Bupati Banyuwangi Azwar Anas Sabet Penghargaan ‘Best Marketer Regent’

Bupati Banyuwangi Azwar Anas Sabet Penghargaan ‘Best Marketer Regent’
* Bupati Banyuwangi Azwar Anas menerima tropi ‘Best Marketer Regent’ dalam acara Malam Penganugerahan Obsession Awards 2015 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (19/3) malam. (Foto: Sutanto/obsessionnews.com).

Jakarta, Obsessionnews – Pemilu 2009 merupakan pemilu yang menyakitkan bagi Abdullah Azwar Anas, atau yang lebih populer dengan nama Azwar Anas. Keinginannya untuk kembali menjadi anggota DPR pada Pemilu 2009 ternyata kandas. Sebelumnya politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini adalah anggota DPR periode 2004-2009.

Namun, ada hikmah di balik kegagalannya melenggang ke Senayan, sebutan kondang Gedung DPR/MPR, pada tahun 2009 itu. Yakni, ia memiliki kesempatan bertarung dalam pilkada Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, tahun 2010. Anas yang putera Banyuwangi dalam pilkada tersebut berpasangan dengan Ketua DPC PDIP Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko. Duet Anas-Yusuf berhasil mengalahkan pasangan Djalaludin-Yusuf Nuris dan Emilia Contessa-Zaenuri.

Setelah resmi dilantik sebagai bupati, Anas langsung tancap gas, bekerja keras. Ia memiliki kepedulian memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia memfasilitasi para pelaku UMKM memperoleh pinjaman modal dari bank. Tahun 2011 Anas membuat gebrakan besar di bidang ekonomi, yakni menjalin kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Banyuwangi untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi ribuan pelaku UMKM. Sejak KUR digulirkan Presiden SBY tahun 2007, Banyuwangi tercatat sebagai daerah pertama di Indonesia yang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan BRI dalam penyaluran KUR.

Berkat KUR, UMKM di kabupaten paling ujung timur Jatim tersebut semakin menggeliat. Selain itu, KUR terbukti manjur menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini berarti KUR ikut berperan mengurangi angka pengangguran.

Terobosan besar lain yang dilakukan Anas adalah melarang berdirinya mal. Hal ini dilakukan untuk melindungi keberadaan UMKM. Anas berpandangan mal dapat mematikan UMKM. Tentu saja gebrakannya tersebut disambut hangat oleh kalangan pelaku UMKM.

Anas memiliki jiwa entrepreneurship. Berbekal pengalamannya dalam beberapa organisasi, ia memiliki jaringan pergaulan yang luas. Nah, ia memanfaatkan jaringan tersebut untuk memasarkan potensi Banyuwangi di bidang pertanian, perikanan dan kelautan, kehutanan, pariwisata, transportasi, perdagangan, perindustrian, dan lain sebagainya. Alhasil, investor datang berduyun-duyun ke Banyuwangi. Anas mampu meyakinkan para investor dalam negeri dan luar negeri, bahwa situasi Banyuwangi kondusif.

Investasi yang masuk ke Banyuwangi meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2012 nilai investasi sebesar Rp 1,1 triliun, lalu meningkat menjadi Rp 3,2 triliun pada tahun 2013, atau meningkat 175 persen.

Di bawah kepemimpinan Anas, Banyuwangi menjadi daerah yang maju di Indonesia. Sebelumnya Banyuwangi bercitra negatif sebagai daerah yang terkenal dengan aktivitas kleniknya. Selain itu, daerah ini juga dikelilingi oleh kawasan hutan dan pegunungan yang membuatnya sulit dijangkau. Kini Banyuwangi semakin mudah diakses dengan adanya bandara yang tiap hari sudah diterbangi Garuda Indonesia dan Wings Air.

Azwar Anas juga mendorong ekowisata yang mengandalkan wisata budaya dan wisata alam yang punya diferensiasi kuat dibandingkan daerah-daerah lain. Tiap tahun di Banyuwangi digelar event kreatif bertajuk Banyuwangi Festival yang banyak mengandalkan kerja sama dengan dunia usaha.
“Ini salah satu cara mengasah lahirnya birokrasi yang punya jiwa entrepreneurship. Dengan anggaran APBD minimal, kami berupaya menghadirkan berbagai event wisata berkelas, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu,” kata Anas.

Terjadi perputaran ekonomi yang dinamis selama berlangsungnya Banyuwangi Festival. Banyak orang yang datang, menginap di hotel-hotel, makan dan berbelanja oleh-oleh. Dengan berbagai event ini juga menunjukkan Banyuwangi adalah daerah aman untuk daya tarik bagi masuknya investasi.

Selain itu citra Banyuwangi juga mulai bergeser menjadi kabupaten yang terdepan di Indonesia dalam bidang teknologi dengan menjadi kabupaten digital society, di mana 1.300 titik wifi telah terpasang di berbagai tempat. Layanan publik juga mulai berbasis teknologi informasi.

Selama memimpin Banyuwangi Anas banyak memperoleh penghargaan. Salah satu di antaranya adalah ia menyabet penghargaan ‘Best Regional Achievers’ untuk sub kategori  ‘Best Marketer Regent’ dalam acara Malam Penganugerahan Obsession Awards 2015 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (19/3) malam. Acara yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut diselenggarakan oleh Obsession Media Group (OMG), penerbit Majalah Men’s Obsession dan Women’s Obsession serta Situs Portal Berita Obsessionnews.com.

Anas dinilai sukses memasarkan Banyuwangi, sehingga banyak investasi yang masuk. Selain itu Anas juga berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 20% pada tahun 2010 menjadi 9% pada 2013. Kiatnya adalah pemberdayaan petani kecil dan menengah oleh perusahaan makanan, sehingga terjadi peningkatan kualitas produk sekaligus penyerapan komoditas petani dengan harga yang memadai.

Strategi lain adalah menggenjot sektor pariwisata. Strategi ini dikhususkan untuk daerah yang punya potensi wisata. Sektor perikanan disentuh dengan peningkatan nilai tambah produk dan Gerakan 10.000 Kolam Pekarangan. Melalui program ini warga diajak mandiri dengan membudidayakan ikan.

Adapun di daerah yang telah ditetapkan sebagai zona industri, didesain dengan mengundang sejumlah investor yang komitmen terhadap konsep investasi industri ramah lingkungan. Pemasaran daerah adalah hal strategis yang harus dilakukan untuk memajukan daerah. Bahkan Anas memposisikan dirinya sebagai seorang salesman bagi Banyuwangi.

Anas mengaku gembira karena terpilih sebagai ‘Best Marketer Regent’. Dan yang membuatnya lebih bahagia adalah ia menerima penghargaan itu di depan Wapres JK. “Acara ini sungguh luar biasa. Saya tidak menyangka Wapres JK hadir di acara ini. Kehadiran JK membuat Obsession Award 2015 lebih berbobot dan sangat prestisius,” katanya kepada obsessionnews.com seusai menerima penghargaan itu.

Tumbuh dalam Lingkungan Pesantren

Anas dilahirkan di Banyuwangi, 6 Agustus 1971. Ia berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Ia tumbuh dalam lingkungan pesantren dengan agama yang kuat. Pendidikannya ditempuh dengan berpindah-pindah. Ia pernah masuk di madrasah ibtidaiyah (MI) Karangdoro, Tegalsari, tahun 1980, MI An-Nuqoyyah, Guluk-guluk, tahun 1982-1983, dan masuk MI Kebunrejo Genteng tahun 1983 hingga 1986.

Setelah itu, ia melanjutkan ke SMPN 1 Genteng pada tahun 1986 hingga 1988 dan pindah ke SMP Negeri 1 Banyuwangi pada tahun 1988 dan tamat pada tahun berikutnya. Setelah tamat SMP, Anas hijrah ke Jember untuk melanjutkan ke SMAN 1 Jember dan tamat pada tahun 1992. Selanjutnya kuliah di Falkutas Tekhnologi Pendidikan IKIP Jakarta dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI). Pendidikan S2 ia jalani di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI dan ia selesaikan pada tahun 2005.

Pria yang hobi makan sate kambing ini pernah menjadi anggota MPR RI termuda yang dilantik saat usianya 24 tahun. Ia menjadi anggota MPR mewakili unsur mahasiswa.

Di awal era reformasi Anas bergabung dengan PKB yang kelahirannya dibidani tokoh-tokoh NU tahun 1998. Pada Pemilu 1999 ia maju sebagai caleg, namun sayang perolehan suaranya kecil sehingga ia gagal menjadi anggota MPR. Pada Pemilu 2004 ia berhasil menjadi anggota DPR, menggantikan anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) yang meninggal dunia. (Arif RH)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.