Kamis, 2 Mei 24

Berbahaya Kalau Rupiah Tembus 15.000

Berbahaya Kalau Rupiah Tembus 15.000

Jakarta, Obsessionnews – Pengamat Sosial Politik The Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai situasi ekonomi Indonesia saat ini mendekati posisi krisis ekonomi saat 1989 lalu. Ia khawatir kalau nilai rupiah sampai 15 ribu maka kondisi Indonesia bisa jadi akan semakin terpuruk.

Memang tak bisa dipungkiri rupiah semakin melemah tiap saat, dan dolar semakin menguat. “Berbahaya kalau rupiah sampai 15 ribu. Ini titik krisis, bisa jadi hitunganya bukan bulanan namun mingguan,” ungkapnya dalam diskusi Berdikari Institute bertema ‘Selamatkan Perekonomian Indonesia, Pemerintah Harus Ambil Tindakan Non Konvensional’ di Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Kondisi ini, lanjut dia, kalau pemerintah tidak bisa membendungnya ada kemungkinan besar akan terjadi gerakan-gerakan revolusi. Hal ini tak bisa dipungkiri situasi sekarang bisa memicu atau dimanfaatkan oleh kekuatan politik untuk melakukan gerakan-gerakan. Namun Karyono berharap kondisi itu tidak terjadi.

“Kalau pemerintah tidak mampu mengatasi krisis, bisa jadi akan terjadi gerakan reformasi kedua.
Tentu saya tidak berharap hal itu terjadi lagi. Sebab kalau terjadi penyesuaian ekonomi Indonesia pasti akan lama. Sebab pasca reformasi Indonesia paling lama melakukan recovery ekonomi,” tandasnya.

Menurutnya, kalau terjadi gerakan-gerakan revolusi maka tidak akan berdampak baik pada kondisi ekonomi. “Kalau itu terjadi maka akan terjadi kemunduran, toh juga yang  berkuasa nanti belum tentu juga ada orang yang benar-benar mengabdi untuk kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia,” jelas Karyono.

Ia pun berharap pemerintah mampu menangani krisis saat ini, sebab kata dia ditengah krisis Amerika dan Eropa berdampak pada negara-negara lain juga. “Mudah-mudahan pemerintah bisa menangani krisis ini,” harapnya.

Sedangkan dalam pertemuan Managing Director IMF Christine Lagarde ketika bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Senin (1/9) di Istana Negara bersama para menteri, melihat harga komoditas dunia tidak akan turun lebih dalam. Namun demikian sulit untuk kembali ke level seperti di tahun 2011 lalu.

International Monetaray Fund (IMF) menilai Indonesia harus fokus pada ekonomi yang berbasis pada nilai tambah. ”Sebab, tidak bisa lagi pemerintah mengandalkan hasil komoditas. Lagarde menyarankan Indonesia fokus pada ekonomi berbasis nilai tambah, pembangunan infrastruktur dan pada masalah pendidikan dan kesehatan,” kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro Selasa (1/9) di Istana Negara, Jakarta. (Asma)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.