Kamis, 19 September 24

Bak Menunggu Godot Pengakuan Fufufafa dari Menkominfo dan Mantan Wali Kota

Bak Menunggu Godot Pengakuan Fufufafa dari Menkominfo dan Mantan Wali Kota
* Roy Suryo. (Foto: Edwin B/obsessionnews.com)

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

Kalau hari ini kita masih mau sabar menunggu pengakuan (jujur) dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi (BAS) dan mantan Wali Kota Solo yang suka atau tidak akan menjadi Wakil Presiden terpilih yakni Gibran Rakabuming Raka (GRR), maka kita bagaikan menonton kisah drama klasik yang aslinya berbahasa Prancis dan berjudul “En attendant Godot” alias Menunggu Godot. Sebagai sebuah ungkapan umum, menunggu Godot kemudian diartikan sebagai menunggu sesuatu yang tak kunjung datang dan secara konotatif, ini bisa berarti sebuah tindakan yang mengarah kesiasiaan saja.

Menunggu Godot adalah sebuah lakon drama karya Samuel Beckett. Menceritakan tentang dua karakter, Vladimir (Didi) dan Estragon (Gogo), terlibat dalam berbagai diskusi dan pertemuan sambil menunggu tituler Godot, yang tidak pernah datang. Teks Prancis aslinya disusun antara tanggal 9 Oktober 1948 sampai 29 Januari 1949. Sedangkan pementasannya disutradarai oleh Roger Blin pada tanggal 5 Januari 1953 di Théâtre de Babylone Paris, disusul versi bahasa Inggris yang ditayangkan perdana di London pada tahun 1955. Di Indonesia kisah ini pun sering dipentaskan di berbagai tempat dan pemeran berbeda, sebagai apresiasi atas naskah yang kini sudah banyak terjemahannya tersebut.

Jadi artinya bisa dipastikan akan sia sia belaka jika kita masih mau percaya untuk menunggu “janji surgawi” Menkominfo yang katanya akan mengumumkan “siapa” pemilik akun Fufufafa di Kaskus yang sekitar 5.000 postingannya penuh hujatan dan caci maki kepada tokoh-tokoh bangsa ini, termasuk kepada Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto dan keluarganya, mantan Presiden SBY, mas Anies Baswedan, Partai Keadilan Sejahtera PKS), hingga kepada pelecehan beberapa artis wanita, seperti Syahrini, Cinta Laura, Nadia Mulia, Bella Sofie, Pevita Pierce, Duo Serigala, Haruka JKT48, Nurul Arifin, Wanda Hamidah, Titiek Soeharto, Kartika Poetri, Rachel Maryam, dan sebagainya. Celotehan kata kata yang diposting oleh akun Fufufafa direntang waktu antara 2014 – 2020 ini selain vulgar dan norak juga terasa sangat kampungan, seperti orang yang tidak berpendidikan sama sekali.

Tidak hanya itu, akun Fufufafa di Kaskus ini juga terciduk sering terhubung ke: Chaturbate, Xhamster, Roblox, Lnkbio, Scrath, Spankbank, Redtube, Xvideos, male, Phonphisekchat, Cherkassy, Vk, Picsart, Rumble, Reddit, Xhame, Minecraft, Stackoverflow, Gifthub, Tenor, Revolut, hingga OnlyFans dan Semprot.com. Artinya selain mostly hanya menulis hal-hal yang bersifat ujaran kebencian yang sangat nyata, bahkan termasuk rasis, akun Fufufafa ini juga kerap mengakses situs situs porno, baik lokal maupun mancanegara. Sangat sedikit atau bisa disebut jarang sekali akun Fufufafa ini menyampaikan hal hal yang positif, selain juga hanya bertegur sapa antar yang dikenal, termasuk keluarganya sendiri.

Oleh karena itu ketika BAS melakukan wawancara door-stop (kali ini door-stop beneran, bukan “rekayasa door-stop istana” seperti kreasi tim komunikasi presiden Hasan Nasbi yang sangat memalukan karena ketahuan aksi tipu-tipunya beberapa waktu lalu), publik sudah bisa menduga bahwa BAS sebenarnya tidak layak lagi menjabat Menkominfo, tetapi Menkomomdo alias “Menteri Komunikasi Omong Doank” saja, karena sudah berani ngawur mengatakan sebuah kebohongan publik untuk berani memberi “kepastian akun Fufufafa bukan Gibran”. Meski ternyata belum melakukan kajian ilmiah sama sekali sehingga tidak bisa menjawab ketika ditanya “siapa” oleh wartawan.

Setali tiga uang alias segendang sepenarian demikian juga dengan jawaban dari GRR saat ditanya wartawan di seputaran pasar Laweyan Solo minggu lalu. Dengan jawaban “Lha mbuh takono sing duwe akun, kok aku” khas bapaknya sebagaimana kalimat “YNTKTS” (Ya Ndak Tau Kok Tanya Saya), GRR tampak berusaha ngeles dengan gestur wajah yang sangat tidak nyaman ketika menjawab pertanyaan soal akun Kaskus Fufufafa tersebut, lucu. Kenapa lucu? Karena kalau dilihat oleh pakar gestur atau pembaca mikro ekspresi wajah seseorang, maka dengan mudah akan bisa diambil kesimpulan bahwa raut wajah dan jawaban yang disampaikannya tersebut sesungguhnya jawaban yang jujur atau (mem) bohong (I) masyarakat?

Jadi selain tidak usah menunggu jawaban laksana menunggu Godot di atas, sebenarnya sudah sangat cetho welo welo (sebagaimana kalimat di Putusan MK No. 60 dan No. 70 kemarin) alias sangat terang benderang sebagaimana saya mengamini 99,9% kemarin dan didukung juga oleh temuan para “Private Investigator” alias netizen +62, bahwa akun Fufufafa di Kaskus = Raka Gnarly = @Chilli_Pari = @rkgbrn = Kakaknya @kaesangp sebagaimana relasi teknis yang sudah tidak bisa terbantahkan secara ilmiah lagi. Apalagi ditambah ulasan dari akun AnonGhost dan Anonymous Indonesia @YourAnonId_ yang sudah terdaftar di Platform X /Twitter semenjak Juli 2020 dan memiliki follower lebih dari 5.860-an.

Meski namanya anonim, tetapi akun ini justru sangat ilmiah dan bertanggung jawab karena berhasil membongkar sejumlah data-data krusial termasuk No. HP GRR (+628975xxxx33) serta e-mail @[email protected] yang digubakan untuk meregister akun Fufufafa di Kaskus.com (Penjelasan detailnya dapat dibaca melalui platform Telegram di t.me/YourAnonId/88). Uniknya temuan ini dilanjutkan oleh netizen dengan mengecek nomor HP GRR tersebut melalui Apps sejenis GetContact dan TrueCaller dan menciduk lagi informasi bahwa nomor tersebut tercatat juga sering kali selaku “Customer Syahrini Kutai” (?) entah apa maksudnya hanya GRR yang tahu, Ambyar.

Hal penting lain juga sudah disampaikan oleh pendiri Kaskus Andrew Darwis ketika para “Ceboker” (istilah populer untuk yang masih mau-tanpa-malu melakukan pembelaan terhadap junjungannya) sempat menuduh bahwa postingan akun Fufufafa yang viral sampai ke mancanegara ini mau (disesatkan) dibuat menggunakan WayBack Machine alias alat untuk merekayasa membuat “backdated” pesan menjadi mundur seolah-olah tanggal sebelumnya. Mungkin para Ceboker sering menggunakan alat tersebut sehingga itulah yang ada dalam mindsetnya, gotcha, malah makin ketahuan ulahnya selama ini, karena kalau “tangan Tuhan” sudah mengharuskan, maka Insya Allah “tangan tangan jahat” yang sering melakukan rekayasa jahat selama setidaknya satu dekade ini akan terbongkar dengan sendirinya.

Kesimpulannya sudah sangat jelas, pencuri pun tidak akan langsung mau mengaku ketika ketahuan, makanya diperlukan SCI (Scientific Crime Investigation) yang membuatnya tidak perlu pengakuan laksana menunggu Godot di atas. Rakyat Indonesia sudah sangat cerdas untuk mengerti “apa dan siapa” akun Fufufafa di Kaskus yang sebenarnya jelas-jelas sudah bisa dikenakan UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) No. 01/2024 yang merupakan revisi dari UU ITE No 19/2016 dan UU No. 11/2008 karena nyata-nyata berisi ujaran kebencian, SARA bahkan pornografi. Adapun terkesan “semua menutup mulut” dan terdiam, mulai dari GRR sendiri juga keluarganya, Menkominfo hingga partai dan aparat berwajib juga terkesan “disandera”. Biarkan sekali lagi masyarakat yang menilai dan menghajarnya dengan hukuman sosial saja, toh di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, sebenarnya sudah jelas siapa dan tinggal menunggu karmanya.

Jakarta, 16 September 2024

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.