Sabtu, 20 April 24

US Dolar Bisa Berubah Jadi Senjata Utama Musnahkan Dunia

US Dolar Bisa Berubah Jadi Senjata Utama Musnahkan Dunia

Tidak lama berselang setelah kejadian 9/11 yang meluluhlantakkan sistem pertahanan udara Amerika, badan intelijen Amerika meluncurkan sebuah operasi intelijen yang dikenal dengan sebutan “Project Prophecy”. Adapun tujuan utama operasi ini adalah mendeteksi setiap potensi ancaman teroris terhadap setiap kepentingan Amerika di seluruh dunia. Termasuk juga kepentingan-kepentingan di bidang ekonomi.

7 Agustus 2006, sistem pelacak Prophecy mendeteksi sebuah ancaman teroris yang berpotensi mengancam Amerika. Tiga hari kemudian, sebuah rencana untuk meledakkan beberapa pesawat dari maskapai Amerika terbongkar. Hasilnya, 24 teroris asal Pakistan ditahan di kota London oleh pihak berwajib Inggris.

Tahun 2007, sistem Prophecy kembali mendeteksi sebuah ancaman. Kali ini bukan datang dari terorisme, melainkan potensi kehancuran di bidang ekonomi, khususnya sektor properti dan pasar saham Amerika Serikat. Pihak intelijen kemudian melaporkan potensi ancaman ini kepada otoritas keuangan Amerika, tetapi sayang, laporan ini diabaikan begitu saja.

Apa yang selanjutnya terjadi adalah krisis ekonomi terburuk sepanjang sejarah Amerika, setelah peristiwa depresi ekonomi Amerika tahun 1929-1940 yang dikenal dengan “The Great Depression”.

Dalam beberapa tahun terakhir, data-data dari Project Prophecy selalu digunakan oleh pihak-pihak terkait di Amerika, khususnya intelijen dan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengantisipasi setiap ancaman bagi ekonomi Amerika.

“Bom Atom” ekonomi yang sewaktu-waktu bisa menghantam Amerika, menjadi sesuatu yang diprioritaskan di samping ancaman-ancaman teroris dan militer lainnya.

Merupakan mimpi buruk ketika pada tahun 2015, seorang “arsitek” CIA untuk  Project Prophecy, mengeluarkan pernyataan bahwa Amerika kembali akan menghadapi kebangkrutan yang ditaksir senilai 100 triliun dolar.

16 institusi intelijen di Amerika termasuk CIA, FBI, intel Angkatan Darat dan intel Angkatan Laut, juga mengeluarkan pernyataan yang serupa.  Amerika menghadapi potensi bangkrut yang akan mengakibatkan runtuhnya negara Paman Sam.

Setiap institusi intelijen Amerika sedang menghitung seberapa besar impact yang akan timbul ketika US Dolar tidak lagi menjadi reserve currency atau mata uang utama dunia, serta apa yang akan terjadi ketika Amerika tidak lagi menjadi negara super power seperti dikenal selama ini.

Project Prophecy mulai memperkirakan runtuhnya sistem ekonomi global akibat gejolak di Amerika, sekaligus mengirimkan dunia kembali kepada krisis anarki global.

Kekhawatiran yang muncul adalah kesalahan serupa di tahun 2007 akan kembali dibuat oleh Federal Reserve: mengabaikan peringatan.

Padahal di sisi lain, krisis ekonomi kali ini diperkirakan akan jauh lebih buruk dari semua jenis krisis yang pernah dilewati oleh Amerika Serikat. Dikhawatirkan gelombang depresi ini akan menjadi awal malapetaka lumernya semua sistem sendi kehidupan Amerika sebagai sebuah bangsa. Resesi Amerika bahkan dikatakan akan mulai terjadi tahun 2017.

Jim Rickards, penasihat “Asymetric Warfare” dari CIA dan Pentagon mengungkap “nubuatan” dari Project Prophecy ini kepada publik, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan salah satu stasiun televisi Amerika.

Jim merupakan salah satu juru runding Amerika ketika peristiwa didudukinya Kedutaan Besar Amerika di Iran oleh pasukan pemberontak, 4 November 1979. Awal tahun 1990, Jim Rickards menjadi tokoh kunci yang mengungkap bobroknya Wall Street yang saat itu hampir saja kehilangan dana sebesar 1,25 triliun dolar akibat skandal Long Term Capital Management (LTMC).

Setelah terjadinya serangan 9/11 yang mengakibatkan runtuhnya World Trade Centre dan membunuh lebih dari 5000 orang, Jim kembali ditugaskan CIA untuk memimpin penyelidikan guna mengungkap apakah ada konspirasi terkait dengan  serangan tersebut.

“CIA tidak memiliki orang-orang yang khusus dan memiliki keahlian untuk menangkal ancaman-ancaman di bidang ekonomi. Mereka memiliki sumber daya manusia di bidang militer, komputer dan lainnya tetapi tidak untuk masalah keuangan seperti pasar modal, valuta asing dan sebagainya. Untuk itulah CIA kemudian membawa orang-orang seperti saya masuk ke dalam Project Prophecy ini.”

Adapun tugas utama yang dibebankan CIA kepada Jim adalah mendeteksi setiap potensi ancaman dari sektor ekonomi. Lantas bagaimana Project Prophecy mendeteksi adanya potensi ancaman serius, terhadap ekonomi Amerika yang kini terkenal dengan sebutan “Economic Pearl Harbor”?

Dimulai dari Washington, di mana Federal Reserve dan otoritas keuangan Amerika “mengurusi” US Dolar sebagai reserve currency dunia saat ini. Di tempat lain, Pentagon akan mengurusi bentuk-bentuk ancaman lainnya.

Namun apa yang akan terjadi ketika bukan peluru kendali, bukan pesawat berisi teroris, bukan senjata nuklir, bukan pula ancaman bom bunuh diri, tetapi bagaimana jika ternyata dolar itu sendiri yang berubah menjadi ancaman bagi Amerika?

Semua masyarakat Amerika tahu bahwa sejak tahun 2008 Federal Reserve terus mencetak uang dan membanjiri pasar dengan US Dolar senilai 3,1 triliun dolar. Hari ini peredaran US Dolar bahkan mencapai 3,7 triliun dolar.

Utang Amerika

Utang Amerika saat ini ada di angka 17,5 triliun dolar dan jangan lupa, Amerika juga mempunyai beban yang disebut dengan “Unfunded Liabilities” sebesar 175 triliun dolar. Unfunded Liabilities ini mencakup jaminan sosial rakyat Amerika, jaminan kesehatan (medicare), beasiwa pendidikan (student loan), serta banyak produk lain yang membebani pemerintah Federal Amerika.

Sejak booming ekonomi terjadi saat berakhirnya Perang Dunia II (1950-1960), setiap dolar utang akan  melemahkan ekonomi Amerika sebesar 2,41 dolar.

Di tahun 1970-1980, pertumbuhan ekonomi Amerika kian melambat akibat hutang yang juga kian menumpuk. Proses yang dikenal dengan sebutan “Stagflation” menyebabkan Amerika bertumbuh di kisaran 0,41 US dolar.

Angka pertumbuhan GDP bertambah buruk karena hari ini, menurut pengamatan Project Prophecy, pertumbuhan Amerika hanya ada di kisaran 0,03 US dolar saja. Dengan kata lain, hutang Amerika sementara membunuh ekonomi Paman Sam secara perlahan namun pasti.

Project Prophecy berpendapat, penurunan demi penurunan ini adalah tanda-tanda dari runtuhnya sistem ekonomi Amerika Serikat. Apalagi tingkat unemployment rate Amerika ternyata jauh lebih tinggi dari data yang digembargemborkan oleh pemerintah lewat Federal Reserve. Ketika berbicara di depan senat Amerika, Jim berkata bahwa ancaman terbesar Amerika sebetulnya adalah Federal Reserve dan Kementerian Keuangan. Menurutnya, merekalah yang menghancurkan dolar dan menyebabkan Amerika ada di tepi jurang kebangkrutan. Hal ini mungkin mengejutkan bagi beberapa pihak, tetapi tidak untuk mereka yang paham tentang kebusukan Federal Reserve dan bobroknya Wall Street.

Pernyataan Jim Rickards, tentu sangat berbeda dengan apa yang terdengar dari Capitol Hill. Oleh sebab itu tidak heran, apa yang ia kemukakan mengguncang Amerika. Semua data pemerintah ternyata kontradiktif dengan kenyataan sesungguhnya. Federal Reserve tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, atau bahkan melakukan ini dengan sengaja. Mencetak uang dengan jumlah masif tidak akan membantu Amerika, jika setiap dolar yang dicetak kemudian tidak memiliki nilai lagi. Mencetak uang akan mubasir jika tidak ada yang meminjam, memakai dan menginginkan setiap lembaran uang tersebut.

Ketika Jim Rickards suatu kali bertemu dengan pejabat dari Federal Reserve dan Bank of England, ia mendapat “hadiah” yaitu “Yellen’s Play Book”. Isinya adalah berbagai propaganda yang disebarkan Federal Reserve dan Bank of England untuk menutupi posisi ekonomi sebenarnya.

“Dolar Felocity” 

Project Prophecy memiliki kekuatiran lain: Felocity US Dolar yang terus menurun dari tahun ke tahun, menurut mereka tak akan mungkin untuk dihentikan.  Sebetulnya felocity US dolar hari ini, berada pada posisi jauh lebih buruk dari yang terjadi pada masa “Great Depression” tahun 1929 silam. Seperti sebuah pesawat yang sedang menukik ke bumi, Federal Reserve sedang berusaha untuk menarik kemudi pesawat supaya tidak menghujam daratan dan hancur berkeping-keping. Seperti itulah analogi ekonomi Amerika saat ini. Sayangnya, “the rate of fall”, atau tingkat kejatuhan sudah terlalu parah dan tidak mungkin untuk diselamatkan lagi.

“Midery Index” atau Tingkat Kemiskinan Amerika

Hari ini “misery index” sangat buruk. Tahun 1970 index ini bertengger pada angka 10.  Era tahun 1980an naik mejadi 20. Memasuki periode 1990an naik lagi menjadi 25. Hingga saat ini “misery index” Amerika bertengger pada angka 32.89. Jauh di atas index ketika “Great Depression” pada angka 27. Tingginya “Misery Index”, akan membawa Amerika kepada keruntuhan sistem sosial, yang biasanya diikuti oleh konflik horisontal karena ekonomi yang hancur.

Federal Reserve Sedang Menuju Kebangkrutan. 

Fakta yang lebih mengejutkan dikemukakan Jim, ketika ia berkata Federal Reserve bukan hanya akan kolaps, tetapi sebetulnya telah kolaps. Dalam sebuah percakapan pribadi dengan Gubernur Federal Reserve, Jim bertanya apakah Fed telah gagal. Awalnya sang gubernur tidak mau mengakui. Namun setelah didesak, keluarlah pernyataan mengerikan itu, “Federal Reserve” sebetulnya sedang menuju kebangkrutan. Ini adalah rahasia yang tidak diketahui banyak manusia di bumi ini.

Dari masa ke masa, Fed terus meningkatkan kapasitas modalnya dan saat ini tercatat di angka 56,2 juta dolar. Mungkin angka ini fantastis bagi banyak kalangan. Tapi perhatikan bahwa ini bukan akhir dari hitung-hitungan matematis nasib Federal Reserve. Masalahnya Bank Sentral Amerika ini dibayangi oleh hutang dari “Unfunded Liabilites” sebesar 4,3 tiliun dolar. Dengan kata lain, perputaran uang Amerika ada di dalam neraca negatif ketimbang surplus. Apa artinya dana cadangan 56,2 juta dolar dibandingkan dengan hutang domestik sebesar 4,3 triliun dolar? Ini sama dengan bom waktu yang bisa meledak kapanpun.

Perbankan Amerika Memiliki Hutang Sebesar 60 Triliun Dolar

Analis ekonomi mengaminkan fakta ini, di mana mereka berkata bahwa pertumbuhan hutang dari perbankan Amerika, adalah 30 kali lebih cepat dari laju pertumbuhan ekonomi Amerika itu sendiri. Sama seperti dengan Bank Sentral, industri perbankan Amerika juga sedang menuju kehancuran.

Pasar Modal Amerika Berada pada Tingkat “Super Critical”

Menurut Jim, sangat disayangkan ini adalah kenyataan yang harus dihadapi, terbukti dengan rasio dari pasar modal dibandingkan dengan Gross Domestic Product (GDP). Nilai keseluruhan dari pasar modal suatu negara seharusnya menjadi respresentasi baik atau buruknya fundamental ekonomi negara bersangkutan. Jika melihat apa yang terjadi pada rasio pasar modal dibandingkan dengan GDP, maka tahun ini tingkat perbandingannya ada di angka 203%.

Saat “Great Depression” terjadi, rasionya hanya bertengger di angka 183% saja. Sementara rasio sebelum terjadinya depresi besar, ada di angka 87%. Ibarat balon yang ditiup, sudah terlalu besar dan sebentar lagi akan pecah.

“Great Depression jilid II” tidak hanya akan mengguncang Amerika, tetapi akan menjalar secara global. Ini mengingat volume perdagangan pasar derivatif (pasar uang, modal, saham dan komiditi) ada di titik kritis. Rasio perbandingan modal antara GDP dan total pasar derivatif saat ini adalah 72,6 triliun dolar, berbanding 710 triliun dolar. Artinya GDP global hanya sepersepuluh dari total perdagangan pasar derivatif dunia.

Ekonomi dan keuangan global akan dikikis habis. Jika dinominalkan, kerugian ada di angka 100 triliun dolar.

Pertanyaannya adalah bagaimana angka tersebut bisa dijamin akurat?

Ketika krisis terjadi tahun 1997-1998, kerugian global saat itu diperkirakan mencapai 60 triliun US dolar. Tapi, itu terjadi lebih dari sepuluh tahun silam. Saat ini sistem ekonomi terus berkembang dan menjadi besar. Itulah sebabnya potensi kerugian juga akan meningkat secara otomatis. Nilai 100 triliun dolar merupakan perhitungan minimal. Artinya, kerugian bisa melebihi angka itu.

Lalu apa yang harus dilakukan “menyambut” masa-masa kesukaran besar tersebut? Pertama mari kita lihat beberapa kejadian penting.

Yang pertama adalah:

Kepemiilikan Surat Hutang Amerika Oleh Negara LainSaat ini otoritas keuangan Amerika menerbitkan US Treasury Bill senilai 17 triliun. Pertanyaannya adalah siapa yang membeli surat-surat hutang tersebut?

Mayoritas kepemilikan US Treasury adalah negara-negara seperti China dan Rusia, serta beberapa negara yang hubungannya “tidak terlalu dekat” dengan Amerika. Untuk menggoyang pasar modal Amerika, mereka bisa saja menjual surat-surat hutang Amerika itu kapan saja mereka mau. Dan itulah yang terjadi hari-hari ini.

“Selling Panic” sedang terjadi di mana-mana dan Amerika semakin terancam. Akhir tahun 2014 lalu Rusia menyerbu Crimea, sebuah negara kecil di dekat Ukarina. Rusia, tahu dengan melakukan ini, berarti mereka akan “melawan” Amerika dan dunia. Tapi Putin tidak melakukan aneksasi tanpa perhitungan. Rusia tahu mereka akan dikenai sanksi keuangan oleh Amerika. Sebagai langkah antisipasi, Rusia mulai “membuang” US Treasury yang tadinya dimiliki dalam jumlah masif. Sejak Oktober 2013 sampai February 2014, Rusia melepas US Treasury senilai 150 juta dolar.

Apa artinya?

Rusia sedang mempersiapkan diri untuk berperang secara keuangan: “Financial Warfare” telah dimulai olehVladimir Putin.

Lalu kemudian, ada faktor kerja sama Rusia dan China. Bukan kebetulan di saat Rusia mulai menjual US Treasury, tiba-tiba China juga melakukan hal yang sama. Kedua negara ini sedang menyerang pasar modal Amerika secara sporadis.

Ketika Rusia dan China mulai melepas US Treasury mereka secara masif, pertanyaan logisnya adalah, siapa yang akan membeli kembali semua US Treasury tersebut?

Di dalam CIA, ada sebuah unit intelijen yang bekerja dengan sangat rahasia. Mereka menggarap semua isu dan ancaman ekonomi yang menyerbu Amerika. Ketika US Treasury Bills Amerika “dibuang” oleh Rusia dan China, tiba-tiba muncul “Pembeli Misterius”.

Siapa dia?

Belgia.

Namun apakah benar, bahwa Belgia yang melakukan pembelian tersebut?

Sampai Maret 2014, Belgia tercatat telah membeli surat hutang Amerika sebesar 365 juta dolar. Ini merupakan pembelian masif yang “aneh”. Apakah merupakan suatu yang kebetulan ketika Belgia melakukan pembelian, di saat yang sama ketika Rusia dan China justru menjual US Treasury?

Bukan Belgia yang membeli. Mereka tidak mempunyai kemampuan untuk itu.

Lalu siapa?

Banyak yang tidak tahu. Tapi Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA) tahu persis mengenai siapa pembeli misterius tersebut.

Kemungkinan besar itu adalah Federal Resereve sendiri !!

Lahirnya “Petro Dolar”Pengertian sederhana dari Petro Dollar adalah ketika ekspor minyak jauh melampaui jumlah US Dolar yang beredar. Sebetulnya, perdagangan minyak tidak harus menggunakan US Dolar. Bisa saja Yen Jepang, Yuan China, Swiss Franc, Australian Dollar atau mata uang lain yang dipakai dalam perdagangan minyak.

Lalu kenapa harus US Dolar? Menjawab ini akan kembali kepada lahirnya sebuah sistem yang dinamakan “Petro Dolar System”.

Dimulai di Tahun 1974, dengan seorang tokoh bernama Helmut Sonnenfeldt. Ia merupakan wakil penasihat keamanan Amerika sekaligus merupakan orang kedua di bawah Henry Kissinger. Di awal tahun 1970 harga minyak ada di level US$ 2/barel. Harga ini kemudian melambung di akhir tahun yang sama, ketika menyentuh US$  12/barel. Saat itu Amerika memasuki masa kelam. Bahan bakar meroket, antrian dimana-mana dan bahkan BBM hilang dari SPBU di Amerika.

Suatu hari Jim Rickards berada di Gedung Putih bersama beberapa elite Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Hanya satu topik diskusi yang dibicarakan waktu itu: Menginvasi Arab Saudi.

Rencana itu memang tidak terlaksana. Tapi yang terjadi adalah lahirnya sebuah kesepakatan antara Henry Kissinger dan pihak Arab Saudi, di mana minyak sejak saat itu akan diperdagangkan dengan menggunakan mata uang US Dolar. Otomatis itu akan mengamankan status US Dolar sebagai Reserve Currency global.

Sebagai imbalan, Amerika akan menjamin kelangsungan hidup dari keluarga Kerajaan Saudi Arabia dan keseluruhan bangsa. Dengan situasi politik dan keamanan wilayah Teluk yang tidak stabil, Saudi Arabia memerlukan perlindungan dan Amerika menawarkan hal itu sebagai imbalan digunakannya US Dolar dalam setiap transaksi minyak dunia.  Sejak saat itulah lahir istilah Petro Dolar. US Dolar memasuki masa keemasan, menjadi kuat terhadap semua mata uang dunia lainnya dan pada akhirnya menjadi raja keuangan dunia. Sejak tahun 1972, US Dolar terus menanjak seolah-olah tanpa kenal kata berhenti.

Tiga Jatuhnya Petro DolarTahun 2002 lalu, keadaan mulai berubah. Petro Dollar mulai menurun dan terus menurun sampai hari ini. Apa penyebabnya?

Status US Dolar sebagai Reserve Currency dunia selama ditopang oleh tiga kaki utama. Arab, Rusia dan China. Dalam perjanjian dengan Arab Saudi tahun 1972, Amerika akan menjamin keamanan nasional mereka. Tetapi ketika satu demi satu kaki penyangga ini dipotong, keadaan menjadi berbahaya.

Salah satu kaki telah dipangkas ketika pada bulan Desember 2013, Presiden Obama “menikam” Arab Saudi dari belakang. Amerika mengkhianati janjinya sendiri. Saat itu Obama mengumumkan Iran akan menjadi kekuatan utama di Timur Tengah. Bagi Saudi, pengumunan itu merupakan pukulan telak yang harus direspons. Saudi  “mengamuk” karena merasa dikhianati oleh Amerika. Sejak itulah Arab Saudi mulai menekan Amerika dengan menjual minyak lebih banyak kepada China.

Kaki pertama yang menopang perjanjian Petro Dolar telah dipotong oleh Amerika Sendiri.

Setelah itu kaki kedua juga bernasib sama. Apa itu?

Rusia. Negara ini bukanlah anggota OPEC tetapi memiliki cadangan minyak yang melimpah. Bahkan Rusia adalah negara pengekspor energi terbesar di dunia saat ini. Meski Rusia bukan anggota OPEC, tetapi berdasarkan sistem Petro Dolar, mereka pun harus menggunakan US Dolar dalam setiap transaksi minyak.

Namun belum lama ini pihak Rusia, lewat Andrei Kostin, Direktur dari bank terbesar Rusia VTB Bank of Rusia, mengeluarkan sebuah pernyataan luar biasa. Ia berkata sudah saatnya untuk mengubah sistem keuangan dunia dan keluar dari patron US Dolar sebagai mata uang utama. Dunia telah berubah. Demikian pernyataan Kostin.

Tidak berhenti sampai di situ, Rusia kembali menggebrak. Seorang anggota parlemen berkata bahwa Dolar adalah Setan. Ia menegaskan Rusia akan mulai menjual gas dan minyak mereka dengan menggunakan mata uang Rubel dan kemudian akan mulai menukarkan Rubel dengan emas. Di akhir pernyataan, ia menegaskan jika Amerika tidak menyukai ide ini, biarkan saja mereka mati membeku karena tidak ada lagi sumber energi.

Kaki kedua juga telah tumbang.

Kaki ketiga adalah China yang kerja samanya dengan Rusia menjadi duet maut yang akan meruntuhkan US Dolar. Dengan Rusia menjadi negara pengekspor energi terbesar dan China menjadi negara dengan ekonomi terkuat saat ini, siapa yang akan menghadang kedua kekuatan besar ini nantinya?

Amerika pun tidak akan mampu dengan ketiga kaki penyangga Petro Dolar telah dipangkas semuanya. Ironisnya, oleh Amerika sendiri.

 “China Stealth Gold Run”.  Apa yang berkembang saat ini adalah banyak Bank Sentral yang mulai menjual US Dolar kemudian membeli emas, sebagai antisipasi sebelum runtuhnya sistem ekonomi dunia.

China juga sedang melakukan pembelian emas secara besar-besaran. Pemerintah Xi Jinping bahkan berbohong tentang cadangan emas China saat ini. Menurut sumber pemerintah, cadangan emas China ada di angka 1.054 ton. Padahal, pada kenyataannya angka ini berlipat kali jauh lebih besar. Bahkan militer China juga dimobilisasi untuk melancarkan kegiatan penyelundupan emas oleh pemerintah China.

Kenapa China melakukan hal ini?

Runtuhnya Ekonomi China.  China terus menimbun cadangan emas mereka. Saat ini menurut data Amerika, Bank Sentral China paling tidak memiliki 35.500 ton cadangan emas. Angka ini sangat jauh dengan pernyataan resmi pemerintah yang ada di 1.054 ton saja. China bisa dalam sekejap menghancurkan US Dolar dengan mengumumkan jumlah cadangan emas yang mereka miliki. Sangat mudah.

Namun di sisi lain, orang akan bertanya, apakah China tidak sedang melakukan tindakan bunuh diri dengan berani-beraninya menyerang ekonomi Amerika?

Jawabannya terletak pada sebuah sistem yang diterapkan pemerintah China, di dalam industri perbankan mereka. Sistem perbankan konvensional merupakan hal yang wajar ditemui di setiap negara. Namun di China, ada sebuah sistem yang diistilahkan dengan sebutan “Sistem Perbankan Bayangan” (Shadow Banking System).  Sejak tahun 2005, sistem ini melonjak sebesar 4067% dengan perputaran modal sebesar 7 triliun dolar. Jauh lebih besar dari dana cadangan Federal reserve.

Bagaimana menjelasakan sistem Bank Bayangan ini?

Jika Anda menaruh uang di semua bank China, Anda tidak akan mendapat bunga apa-apa. Paling banter 1% sudah sangat baik. Namun, ada sebuah produk yang dinamakan “Wealth Management”, dimana Anda akan ditawarkan 5%-7% dari uang yang Anda taruh.

Bagaimana bisa?

Mereka akan membeli sebanyak mungkin mortgage ataupun saham-saham murah (Bubbles Assets) yang diperkirakan akan jatuh. Dari sana  uang diputar dan bisa menghasilkan bunga menarik.  Sistem inilah yang berhasil membuat sektor properti China mengalami super booming. Sebagai perbandingan, indusrti konstruksi di Amerika hanya bertumbuh sebesa 16% sebelum krisis terjadi. Berbeda dengan China, hari ini pertumbuhan sektor properti mereka mencapai 50% dari total GDP. Sebuah angka yang sangat fantastis. Kesemuanya menggunakan Shadow Banking System.

Akan tetapi di sisi lain, dengan boomingnya property, China juga sedang menimbun resiko. Saat ini paling tidak ada tujuh “Ghost City” di seantero China. Kota-kota super modern ini dibangun dengan sangat lengkap. Sarana dan prasarana semua tersedia. Gedung tinggi, mewah, jalan lebar, rumah-rumah, apartmen dan semua bangunan fisik lainnya. Akan tetapi ada satu yang kurang. Penduduk. Ya, kota-kota ini kosong tanpa penghuni. Tidak ada yang mampu membayar untuk membeli rumah, apartemen, ruko, kantoran dan semua fasilittas yang sudah dibangun dengan biaya yang luar biasa mahal tersebut. Industri properti China saat ini beresiko empat kali lebih berbahaya, ketimbang apa yang terjadi di Amerika sebelum krisis tahun 1998 silam.

Satu saat nanti, semua akan datang dengan satu pengakuan, “Kami tidak bisa lagi membayar hutang kredit”.

Ketika hal ini terjadi, semua menjadi macet dan laju percepatan ekonomi China mau tidak mau akan mengerem secara mendadak. Itu berarti hancur. Bayangkan ketika negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia, tiba-tiba berhenti dan tidak bisa melaju lagi?

Rencana IMF mengganti US Dolar sebagai Reserve Currency. Wacana ini sudah muncul sejak sepuluh tahun yang lalu. Baru-baru ini IMF mengeluarkan pernyataan bahwa kebijakan Federal Reserve yang terus melakukan pencetakan uang, satu kali kelak akan membawa risiko besar terhadap sistem keuangan dunia.

Kenyataannya adalah US Dolar sebetulnya “sudah tergantikan”. Dengan aksi China dan Rusia, kemudian Prancis dan beberapa negara lainnya yang mulai membuang US Dolar. Ini menandakan bahwa US Dolar memang sudah mulai ditinggalkan.

Federal Reserve bisa terus mencetak uang. Bank Sentral Eropa juga bisa melakukan hal yang sama. Tapi kembali lagi, ketika tidak ada yang menginginkan itu di pasar global, apa artinya?

Sebaliknya dengan “balance sheet” terbaik jika dibandingkan dengan institusi keuangan dunia lainnya, IMF juga memiliki kemampuan untuk mencetak mata uang baru dunia, yang disebut SDR.

Saat itulah seluruh sistem keuangan dunia akan menjadi satu – dikenal dengan One World Government –. IMF akan menjadi Bank Sentral dunia dan mata uang SDR akan menjadi reserve currency yang baru, menggantikan US Dolar.

Faktor  flash point  manapun yang akan terjadi, satu kesimpulan yang dapat diambil adalah kehancuran dunia pasti akan terjadi dan itu sedang terjadi dengan cepat. Resesi, depresi, kemiskinan, hancurnya sistem perbankan dan berbagai mimpi buruk lainnya pasti akan terjadi.

Tidak akan ada yang abadi di atas planet bumi ini. (Samuel M.J Karwur, A New Dimension Bearer)

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.