Tragedi Mina, 19 Jemaah Haji Indonesia Wafat

Tragedi Mina, 19 Jemaah Haji Indonesia Wafat
Mina - Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia akibat berjejalan, terhimpit dan kesulitan bernapas di dekat lokasi lempar jumroh di Mina bertambah menjadi 19 orang. Adapun yang belum kembali jumlahnya berkurang dari 112 orang menjadi 99 orang, kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat dalam jumpa pers di Mekkah, Minggu (27/09) dini hari. "Jamaah haji yang wafat pada rilis kami sebelumnya adalah sebanyak 14 orang, saat ini menjadi 19 orang," kata Arsyad di hadapan wartawan. Sementara, jumlah korban cedera dan tengah dirawat di rumah sakit Arab Saudi "masih sama dengan informasi kami sebelumnya, yaitu sebanyak enam (6) orang," ungkapnya. Terus Menyisir RS Menurutnya, timnya terus bekerja mencari informasi terkait dengan masih adanya jemaah yang belum kembali ke pemondokan. "Yaitu dengan menyisir rumah sakit Arab Saudi dan mengidentifikasi jenazah para korban yang ada di tempat pemulasaraan Al Mu’ashim, Makkah," tambahnya. Dalam tragedi hari Kamis (25/9) itu, puluhan ribu jemaah berjejalan berhimpitan, mengakibatkan banyak orang tewas terjepit, terinjak-injak, atau kehabisan nafas. Pihak berwenang Arab Saudi menyebut, lebih dari 769 orang meninggal dunia, dan lebih dari 850 terluka, sebagian di antaranya mengalami luka parah. [caption id="attachment_63286" align="aligncenter" width="640"]Lebih dari 130 jemaah haji asal Iran meninggal dunia akibat kecelakaan terburuk dalam 25 tahun penyelenggaraan haji itu. (BBC) Lebih dari 130 jemaah haji asal Iran meninggal dunia akibat kecelakaan terburuk dalam 25 tahun penyelenggaraan haji itu. (BBC)[/caption] Iran dan Saudi Saling Menyalahkan Pimpinan Iran dan Arab Saudi saling menyalahkan terkait kecelakaan di sekitar tempat lempar jumrah, Mina, yang telah menewaskan 769 jemaah haji. Lebih dari 130 jemaah haji asal Iran meninggal dunia akibat kecelakaan terburuk dalam 25 tahun penyelenggaraan haji itu. Dalam pidatonya di depan sidang Majelis Umum PBB, Presiden Iran Hassan Rouhani menuntut agar digelar penyelidikan atas tragedi Mina. Dalam tragedi hari Kamis (25/9) itu, puluhan ribu jemaah haji berjejalan dan berhimpitan, sehingga mengakibatkan banyak orang tewas terjepit, terinjak-injak, atau kehabisan nafas. Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menuduh Iran menjadikan tragedi Mina sebagai isu politik. Ulama Saudi Dukung Pemerintah Ulama senior Arab Saudi juga membela pihak berwenang negara itu, dengan mengatakan bahwa penyerbuan itu "di luar kendali manusia". Raja Salman telah memerintahkan adanya peninjauan ulang terhadap keamanan haji setelah bencana Mina Sebelumnya, Hassan Rouhani meminta pemerintah Arab Saudi untuk bertanggung jawab terhadap insiden tersebut. Tetapi Menlu Jubeir, yang juga tengah menghadiri sidang Majelis Umum PBB, mengatakan: "Iran seharusnya lebih memahami ketimbang mempolitisasi tragedi yang menimpa orang-orang yang sedang melakukan ibadah." Para jurnalis mengatakan, kemarahan Iran atas insiden Mina dilatari kepentingan politik, di tengah persaingan sengit kedua negara untuk memperebutkan pengaruh di kawasan Teluk. Mina15Aparat Saudi Belokkan Arah Jamaah RI Diketahui, di saat-saat sekitar kecelakaan di Mina yang menewaskan lebih dari 770 jemaah haji, termasuk 14 jemaah RI, petugas Arab Saudi membelokkan arah perjalanan jemaah Indonesia. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pemerintah akan menelusuri mengapa petugas Arab Saudi, atau askar, membelokkan perjalanan jamaah Indonesia ke arah kiri ke Jalan 223. Seharusnya jemaah Indonesia tetap berjalan lurus, yaitu Jalan Raja Fahd. Gara-gara pembelokkan itu, untuk menuju Jamarat -lokasi lembar jumrah, jemaah harus melintasi Jalan 204, lokasi terjadinya peristiwa maut berjejalannya jemaah pada Kamis (24/9) pagi. Karena itu, kata Menag Lukman Hakim Saifuddin, seperti dikutip situs Kemenag, pemerintah akan menggali dan mencari tahu alasan askar atau pihak keamanan Arab Saudi mengarahkan jamaah Indonesia yang hendak menuju Jamarat ke lokasi yang berbeda. "Ini yang sedang kita dalami,” katanya. Dalam tragedi hari Kamis (25/9) itu, puluhan ribu jemaah berjejalan berhimpitan, mengakibatkan banyak orang tewas terjepit, terinjak-injak, atau kehabisan nafas. Pihak berwenang Arab Saudi menyebut, lebih dari 770 orang meninggal dunia, dan lebih dari 850 terluka, sebagian di antaranya luka parah. Adapun jemaah haji Indonesia yang menjadi korban wafat dalam kecelakaan karena berjejalnya jemaah di sekitar tempat lempar jumrah, meningkat menjadi 14 orang, dan 112 jemaah hingga kini belum kembali. (BBC Indonesia)