Jakarta, Obsessionnews – Pemerintah Sudan dan Indonesia sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang bahari, antara lain memberantas pencurian ikan. Selain itu, kerjasama di bidang pengolahan hasil laut dan penangkaran ikan.
Demikian isi MOU antara Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Sjarief Widjaja, dan Menteri Negara, Kementerian Luar Negeri, Dr.Obiedalla Mohamed Obiedalla Hamdan, Senin (16/2/2015) di Kementerian Luar Negeri RI, di Jakarta.
“Sudan dan Indonesia mempunyai kesamaan laut yang luas dan menghadapi illegal fishing. Maka kita sepakat mendeklarasian anti illegal fishing di dunia. Sudah bagus, kita sudah mendapat dukungan dari berbagai negara,” kata Sjarief Widjaja kepada wartawan.
Dengan adanya kerjasama ini, lanjut Sjarief, Indonesia bisa saling tukar menukar informasi dan data, sehingga dapat lebih mudah mengatasi illegal fishing di kedua negara. Selain itu, dapat memperkuat pelabuhan-pelabuhan kita, dalam menjaga dan pengendalian dari ini semua.
Adapun dari diluar deklarasi MOU yang baru saja dilakukan antara Sudan dan Indonesia, juga ada MOU kerjasama antar negara yakni konsultasi bilatelal untuk persoalan seperti investasi, small skill fisheries, dalam hal ini Indonesia dapat membantu mereka dengan tenaga ahli.
Sudan dan Indonesia, sama-sama menghadapi masalah yakni nelayan tradisional yang masih menggunakan kapal sederhana dan berbasis koperasi. Hal ini harus ditingkatkan, untuk mengatasi industri bahari dari negara-negara maju. Alasannya, karena dari sisi teknologi pasti kalah, metode penangkapan juga kalah, kapal negara maju juga lebih besar dan canggih.
Reporter : Popi Rahim
Editor : Reza Indrayana
