Rabu, 8 Mei 24

Semester I 2017 Pendapatan Pertamina Tumbuh 19 Persen

Semester I 2017 Pendapatan Pertamina Tumbuh 19 Persen
* Gedung PT Pertamina (Foto: marketeers.com)

Jakarta, Obsessionnews.com – Pendapatan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina tahun 2015 sempat turun 42 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 55,17 miliar dolar.

Penurunan tersebut diakibatkan turunya pendaptan perusahaan disebabkan adanya gejolak ekonomi, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan penurunan harga minyak dunia.

Kondisi harga minyak dan nilai tukar yang terjadi saat itu meleset dari asumsi yang ditetapkan pemerintah. Kurs dolar AS yang ditargetkan Rp 12.500, ternyata mencapai Rp 13.000-14.000. sedangkan harga minyak yang ditargetkan US 60 per barel, kenyataannya hanya US 50 per barel.

Sementara pada tahun 2016 Pertamina mampu meraup laba sebesar 3,14 miliar dolar AS atau setara Rp 41,7 triliun (kurs Rp 13.300). Angka tersebut naik 121 persen dari perolehan laba tahun 2015 sebesar 1,42 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,8 triliun. Sementara di tahun 2014, Pertamina mengantongi laba sebesar 1,45 miliar dolar AS atau setara Rp 19,2 triliun.

Perolehan laba tersebut berhasil dicapai karena Pertamina melakukan upaya efiiensi biaya sebesar 30,28 miliar dolar AS. Sementara itu, Pertamina membukukan pendapatan sebesar 36,45 miliar dolar AS atau setara Rp 484 triliun (kurs Rp 13.300). Angka tersebut turun 14,6 persen dibandingan capaian 2015 sebesar 41,76 miliar dolar AS. Sedangkan pada tahun 2014, pendapatan Pertamina mencapai 70 miliar dolar AS.

Selain itu pada semester pertama 2017 Pertamina meraih pendapatan sebesar US $20,5 miliar atau tumbuh sebesar 19 persen dibandingkan semester pertama 2016 yang tercatat US $17,2 miliar ditunjang oleh pertumbuhan kinerja operasi yang signifikan.

Pertumbuhan pendapatan tersebut relatif lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) yang mencapai US $48,9 per barel sepanjang semester pertama 2017 atau naik 35 persen dibandingkan periode semester pertama 2016.

Tidak hanya itu laba bersih semester pertama 2017 tercatat US $1,4 miliar atau turun 24 persen dibandingkan semester pertama 2016. Sejumlah kinerja operasional Pertamina pada semester pertama 2017 juga menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan dibandingkan semester pertama 2016. Di sektor hulu, produksi minyak dan gas bumi mengalami kenaikan 8 persen menjadi 692 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) speanjang semester pertama.

Di sisi lain, untuk mengantisipasi faktor eksternal itu, Pertamina tetap menjalankan program efisiensi perusahaan dan penciptaan nilai tambah melalui break through project (BTP) yang sudah mencatat US$360 juta dolar AS, serta inisiatif strategis lainnya.

Untuk Program Indonesia Satu Harga, Pertamina telah berhasil mendirikan lembaga penyalur BBM di 25 titik wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) per Juli 2017. Sesuai rencana, Program Indonesia Satu Harga ditargetkan mencapai 159 titik wilayah 3T hingga 2019. (Iqbal)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.