Sabtu, 20 April 24

Racikan Tangan Ajaib Nurdin Abdullah

Racikan Tangan Ajaib Nurdin Abdullah
* Komisaris Utama Obsession Media Group Ridwan Hisjam menyerahkan trofi Best Achiever in Government kepada Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah alam ajang Obsession Awards 2017 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan., Kamis (30/3).

Obsessionnews.com – Tak banyak seorang akademisi bergelar guru besar menjadi pemimpin di sebuah daerah. Apalagi seabrek prestasi pun berhasil ia raih, seiring rakyat yang begitu mencintainya. Salah seorang di antaranya adalah Prof. Dr. Ir. HM. Nurdin Abdullah, M.Agr.

Sepanjang 7 tahun pengabdiannya, lebih dari 75 penghargaan nasional dan internasional diraihnya, baik penghargaan untuk individu maupun Kabupaten Bantaeng, termasuk 4 kali berturut-turut Piala Adipura, 3 tahun berturut-turut meraih Otonomi Award dan berhasil memenangkan Innovative Government Award (IGA) tahun 2013 yang diadakan Kementerian Dalam Negeri.

Nama Nurdin, demikian pria murah senyum ini akrab disapa, semakin moncer saat disandingkan dengan Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), dan Din Syamsuddin (Ketua PP Muhammadiyah) sebagai ‘tokoh perubahan’ oleh sebuah media nasional di tahun 2015 silam. Tentu bukan sebutan sembarang. Nurdin dinilai telah menjadikan Bantaeng sebagai daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan kesehatan yang fantastis.

Sebelum dirinya menjabat bupati tahun 2008, Bantaeng masuk dalam kategori 199 daerah tertinggal di Indonesia dengan pertumbuhan ekonominya pun hanya 4,7 persen. Kini, Bantaeng menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan. Daerah yang memiliki luas 395,83 Km atau tak lebih besar dari Pulau Madura itu berhasil diubah dan ditingkatkan perekonomiannya.

Nurdin menyiasati APBD sebesar Rp 821 miliar dengan menggalang sumber lain. Perekonomian Bantaeng tumbuh hingga 9,2 persen pertahun serta berhasil meningkatkan indeks pendapatan perkapita warga Bantaeng dari Rp 5 juta menjadi Rp 14,7 juta. Doktor agrikultur dari Kyushu University, Jepang, ini berhasil memajukan kembali varietas sayuran, buah dan hasil-hasil perikanan dengan konsep Agri-Marine Economy.

‘New Bantaeng’. Demikian sebutan bagi daerah yang diubah Nurdin melalui beragam inovasi yang dilakukan tangan ajaibnya. Salah satunya adalah menyulap Bantaeng yang merupakan kawasan langganan banjir menjadi pusat agrowisata dan destinasi yang luar biasa indah.

Jika dulu Bantaeng dikenal dengan semak belukarnya, kini menjadi daerah dengan banyak tempat wisata indah. Nurdin bahkan bercita-cita menjadikan Bantaeng sebagai Singapura-nya Indonesia. Karena itu sebagian besar pusat pemerintahan dan fasilitas pelayanan publik dipindahkan di daerah pantai.

Bupati yang menjunjung tinggi filosofi Jepang ‘pantang berbohong, disiplin, sesuai kata dan ‘perbuatan ini juga berhasil membenahi sistem pelayanan kesehatan. Ia bentuk pelayanan kesehatan yang sedia 24 jam. Warga yang sakit cukup menelpon Brigade Siaga Bencana (BSB) dan dalam waktu kurang dari 20 menit dokter serta perawat bersama ambulans gratis akan segera menjemput pasien di rumahnya. Keberadaan BSB ini terbukti efektif. Angka kematian ibu melahirkan dapat diturunkan hingga menjadi nol dari sebelumnya 12/100.000 kematian per tahun.

BSB siaga 24 jam dengan 20 dokter, 16 perawat dan 8 unit mobil ambulans berfasilitas emergency. Selain itu, BSB Bantaeng juga menyiagakan 11 unit mobil pemadam kebakaran berstandar Internasional, yang kemampuannya melebihi armada yang dimiliki Dinas Damkar Makassar.

Meski tak sepenuhnya, sistem pelayanan BSB diadopsinya dari Jepang. Berkat pelayanan kesehatan yang mantap tersebut, BSB Bantaeng masuk nominator United Nations Public Service Award yang berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Atas kinerjanya tersebut, pada 30 Juli 2016, Nurdin dianugaerahi Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan Bidang Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dari pemerintah pusat. Penganugerahan itu diserahkan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo dalam rangkaian acara puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIII.

Penghargaan tersebut terkait dengan komitmen politis strategis dan kebijakan serta kinerja Nurdin dalam mendukung Program KKBPK di Bantaeng. Indikator unggulan berdasarkan Hasil Susenas Tahun 2015, Bantaeng memiliki TFR (Total Fertility Rate) atau angka kelahiran per 1000 Wanita Usia Subur (WUS) sebesar 2,3 dari target nasional 2,1 dan CPR (Contraceptive Prevalence Rate) atau angka kesertaan ber-KB per 100 Pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 62,4

Beberapa kebijakan Nurdin yang mendukung keberhasilan Program KKBPK, antara lain peningkatan jumlah anggaran untuk SKPD Badan KB dan PP setiap tahunnya, pengangkatan tenaga PLKB Kontrak (Gaya Baru) sejak tahun 2010 untuk memenuhi kekurangan tenaga PKB/PLKB PNS di Desa/Kelurahan, peningkatan upah kerja/biaya operasional tenaga Kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) setiap tahunnya.

Menilik kepiawaiannya memimpin, Nurdin termasuk salah seorang dari 19 tokoh alternatif yang layak menjadi figur capres alternatif. Oleh Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) yang digagas pengusaha senior Sofjan Wanandi, Nurdin sejajar dengan Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, Chairul Tanjung, Ridwan Kamil, dan Tri Rismaharini.

 

Sederhana, Tak Perlu Aturan Protokoler

Jauh sebelum kata ‘blusukan’ dikenal di seantero nasional, Nurdin sudah melakukannya sejak kali pertama ia menjadi bupati. Pembawaannya yang bersahabat, gaya bicaranya yang tenang dan lugas membuat mantan CEO sejumlah perusahaan di Jepang ini dekat dengan rakyat, mulai anak-anak hingga orang tua.

Saking dekatnya, siapapun warga Bantaeng dapat menemui lelaki kelahiran Parepare, 7 Februari 1963 silam itu tanpa melalui aturan protokoler yang rumit, baik di rumah pribadinya atau pun di rumah dinasnya. Warga dapat menyampaikan ide, gagasan atau keluh kesah secara bebas terkait permasalahan yang ada.

Oleh rakyatnya, Nurdin memang dikenal sangat sederhana dan low profile. Gaya kepemimpinannya pun unik. Suami dari Liestiaty F. Nurdin ini melarang seluruh kepala dinas memakai sepatu mahal. Selain tak ingin ada gap antara pejabat dan rakyat, Nurdin berharap seluruh stafnya tak takut bermain tanah dan lumpur.

Begitupun dengan mobil dinas yang dipakai. Seorang Kepala Dinas, misalnya, hanya diperbolehkan mengendarai Toyota Avanza. Sementara ia sendiri menggunakan Toyota Innova. Adapun untuk keperluan di luar dinas, Nurdin mengendarai mobil pribadinya, Crown tahun 2000.

Pada Kamis (30/3/2017) Nurdin dianugerahi penghargaan Best Achiever in Government dalam ajang Obsession Awards 2017 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan. [] Imam Fathurrohman

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.