Jumat, 19 April 24

(Presiden RI periode 2004-2009 dan 2009-2014) Susilo Bambang Yudhoyono

(Presiden RI periode 2004-2009 dan 2009-2014) Susilo Bambang Yudhoyono

Selepas tak lagi menjabat Presiden Republik Indonesia, tak berarti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhenti beraktivitas. Ia, masih kerap memberikan ceramah dan kuliah baik di beberapa perguruan tinggi maupun lembaga internasional. Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, purnawirawan jenderal bintang empat ini masih menjadi magnet bagi jutaan kader dan simpatisannya di berbagai daerah di Indonesia. Target partai ini memenangkan Pilkada serentak sejak tahun 2015 hingga 2017 selalu tercapai bahkan melebihi target itu sendiri.

Harus diakui bahwa SBY masih memiliki pengaruh besar di negeri ini. Selain pernah menjabat Presiden RI selama dua periode, ia juga adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang eksistensinya masih sangat diperhitungkan dalam perhelatan demokrasi nasional. Tengok saja, dalam Pilkada Serentak pada 9 Desember 2015 Partai Demokrat mampu memenangkan 138 kader yang diusung di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Bahkan di 63 daerah dimenangkan kader utama Partai Demokrat. Jumlah itu melampaui target yang diamanahkan Kongres IV Surabaya sebesar 30 persen karena kemenangan partai ini dalam Pilkada serentak 2015 adalah sekitar 38 persen.

 

Kemudian di tahun 2017, dari 100 Pilkada yang digelar, setidaknya Partai Demokrat memenangi 46 dari 94 pilkada di tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Sementara itu, untuk pemilihan gubernur, Demokrat unggul di empat wilayah yakni Aceh, Banten, Sulawesi Barat dan Gorontalo. Selebihnya unggul di 33 dari 70 Pilkada kabupaten dan sembilan dari 17 Pilkada kota.

Dengan capaian itu, perolehan kemenangan Partai Demokrat adalah 49 persen dari Pilkada yang digelar. Angka ini dianggap capaian yang menggembirakan karena melampaui target 35 persen yang ditetapkan Partai Demokrat pada Pilkada Serentak 2017.

Harus diakui, kuatnya pengaruh SBY di lingkungan kader partai dan masyarakat merupakan sesuatu yang tak bisa dinafikan di balik kemenangan Pilkada serentak tersebut. SBY piawai dalam merawat dan menjaga partai ini. Sebagai pucuk pimpinan tertinggi partai, SBY selalu memberikan arahan langsung pada para Pengurus Harian DPP-PD agar para kader harus bekerja lebih keras karena harus menghadapi kompetisi  politik di 2019, saat Pemilu Legislatif dan Pilpres digelar serentak.

Tak hanya kepada Partai Demokrat, kepedulian SBY juga diperlihatkan bagi upaya memajukan bangsa dan negara. Ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo Awal Maret 2017 lalu, SBY berkomitmen akan berkontribusi bagi bangsa dan negara. Dengan tujuan serupa, SBY juga rajin bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh nasional lainnya.

Tak hanya di dalam negeri, di luar negeri nama SBY juga masih menjadi magnet yang kuat. Contohnya adalah dengan tampilnya SBY sebagai Presiden Majelis dan Ketua Dewan Global Green Growth Institute (GGGI).

SBY menggantikan Lars Lokke Rasmussen (mantan PM Denmark) dan Bharrat Jagdeo sekaligus, yang saat ini menjabat Ketua Dewan dan Presiden Majelis GGGI. SBY mulai mengemban dua jabatan ini pada 18 November 2014. Pada saat itu, SBY sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden Indonesia. Organisasi ini berpusat di Seoul. GGGI memiliki dua badan, yakni Majelis dan Dewan. Majelis merupakan organ tertinggi, sedangkan Dewan bertindak sebagai eksekutif.

 

Organisasi ini memiliki kantor operasi di lima benua dan memiliki 20 negara anggota. Lembaga ini bertujuan membantu memberikan asistensi pada negara-negara berkembang dalam merumuskan pembangunan yang ramah lingkungan. GGGI juga memberikan asistensi bagi program kerja sama pemerintah dan swasta. (Rud)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Men’s Obsession edisi Agustus 2017

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.