Jumat, 19 April 24

Presiden Diminta Hentikan Isu Radikalisme

Presiden Diminta Hentikan Isu Radikalisme
* Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam.

Jakarta, Obsessionnews.com – Presiden Joko Widodo agar segera menghentikan isu radikalisme yang belakangan mulai dihembuskan kembali oleh aparat keamanan dan sejumlah media mainstream, seolah-olah radikalisme tumbuh dan disulut oleh kelompok atau pergerakan dari lingkungan ummat Islam. Dengan isu tersebut, Indonesia seakan-akan dalam kondisi krisis, tidak aman, sehingga investor justru menghindar masuk ke Indonesia.

“Apalagi gerakan anti radikalisme, gerakan seribu lilin, gerakan kebangsaan, gerakan Cinta NKRI itu motifnya sangat tendensius. Bukan gerakan murni. Justru dapat menyinggung dan menyakitkan ummat Islam. Karena gerakan itu dirancang dan dibiayai oleh kelompok tertentu untuk menyudutkan golongan tertentu. Sehingga kontraproduktif bagi kehidupan berbangsa,” ujar Ketua Umum Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) Usamah Hisyam Kamis (26/5) di Jakarta usai melakukan safari dai ramadhan Parmusi di sejumlah daerah di Indonesia.

Mantan anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan, situasi dan kondisi kehidupan masyarakat di berbagai daerah sesungguhnya sangat aman dan tenteram. “Kalaupun ada gejolak di sejumlah daerah tertentu, itu akibat adanya gerakan ini dan itu, yang dirancang oleh kaum
elite, sehingga justru membenturkan antar golongan di masyarakat. Ini harus segera dihentikan,” tandasnya.

Ummat Islam Indonesia, lanjut Usamah, sejak awal kemerdekaan, justru berjuang habis-habisan dengan darah dan nyawa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan ketika bangsa Indonesia memasuki masa krisis di era pemerintahan RIS (Republik Indonesia Serikat) pada tahun 1949, yang ditandai dengan berbagai gerakan separatisme di berbagai daerah, justru tokoh-tokoh Islam yang menginisiasi untuk mempersatukan kembali bangsa Indonesia.

“Waktu itu Ketua Fraksi Masyumi di parlemen, Bapak Mohammad Natsir yang menggagas terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dalam pidato di parlemen tanggal 3 April 1950, sehingga gagasan ini dikenal dengan islah “Mosi Integral Natsir”. Atas upaya perjuangan itu pemerintah Indonesia memberikan anugerah kepada pak Natsir sebagai pahlawan nasional pada 7 November 2008,” ungkap Usamah.

Sebelum menyampaikan Mosi Integral tersebut, lanjut Usamah, Natsir dan Agus Salim ditugaskan oleh Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta untuk melobi keliling para tokoh ke berbagai daerah dalam upaya meredakan krisis. Termasuk meyakinkan tokoh nasional IJ Kasiomo dari Fraksi Partai Katolik dan AM Tambunan dari Partai Kristen.

Sebagai Ketua Umum Parmusi, organisasi sosial dakwah yang mewarisi dan melanjutkan nilai-nilai perjuangan Masyumi, Usamah merasa tergerak untuk mengajak seluruh komponen bangsa agar bersatu kembali dalam keberagaman.

“Ummat islam itu penggagas dan pilar utama NKRI. Ummat islam itu perekat utama kebangsaan. Ummat Islam itu motor penggerak bhineka tunggal ika. Jadi tak usah lagi menggurui melalui berbagai gerakan ini itu, kan sudah ada sosialisasi empat pilar Kebangsaan oleh parlemen,” kata Usamah.

Keka ditanya bagiamana dengan adanya ledakan bom Kampung Melayu, Usamah mengatakan, aparat keamanan harus bekerja transparan mengungkap mof sesungguhnya aksi bom bunuh diri tersebut. “Harus dikaji, apakah ledakan itu murni kriminal, atau mungkin gerakan kontra intelijen untuk memanaskan situasi jelang ramadhan,” ujar Usamah. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.