Jakarta, Obsessionnews.com – Pengamat politik Muhammad AS Hikam menilai keribetan tentang pengumuman bakal calon gubernur (bacagub) DKI Jakarta dalam Pilkada 2017 adalah suatu hal yang berlebihan dan dibuat-buat saja. Atau disebut much ado about nothing, kehebohan tentang sesuatu yang tidak signifikan.
Dari berbagai sudut pandang, kata Hikam seperti dikutip Obsessionnews.com dari tulisannya di akun Facebooknya, Selasa (20/9/2016), PDI-P bisa dikatakan 99% akan mendukung pasangan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.
Dosen Universitas Presiden, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ini mengungkapkan beberapa alasan PDI-P mendukung Ahok-Djarot. Pertama, PDIP tidak punya calon yang mampu mengimbangi Ahok. Selain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma, tak ada satupun kader partai berlambang kepala banteng itu yang punya kans mengimbangi popularitas dan elektabilitas alias Ahok.
Kedua, penundaan pengumuman oleh Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri lebih merupakan langkah taktis, bukan strategis partai itu untuk mengelola konflik internal elite DPP.
“Megawati melakukan penundaan itu dalam rangka memberi muka kepada sebagian elite DPP yang anti Ahok. Namun tidak mampu memberi jaminan bahwa alternatif calon yang disodorkan akan mampu menang,” kata Hikam.
Ketiga, lanjut mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) ini, PDI-P juga tanggung jika akan mengusung kandidat baru yang mungkin cukup populer dan bisa mengubah peta permainan, seperti mantan Menko Kemaritimiman dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Menurut Hikam, Rizal memang memiliki potensi sebagai bacagub yang bagus. Tetapi, waktu yang tersedia dan dukungan finansial untuk menggenjot dukungan tidak cukup. Sementara itu Ahok jelas sudah lebih dari cukup dalam persiapan dan memiliki dukungan riil, termasuk finansial, yang tak diragukan lagi.
Keempat, kata Hikam, PDI-P akan diuntungkan jika Ahok-Djarot menang karena kesinambungan dominasi politik partai tersebut di DKI lebih terjamin dibanding jika mendukung pasangan lain. Ahok sudah menjadi gubernur satu kali dan jika terpilih lagi berarti sampai 2022. @arif_rhakim)