Rabu, 24 April 24

Panglima TNI: Kita Harus Jadi Pemenang, Bukan Pecundang

Panglima TNI: Kita Harus Jadi Pemenang, Bukan Pecundang
* Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan paparan pada Workshop Pengawasan Itjen Kemenag Tahun 2017 di Jakarta. (Foto: kemenag.go.id).

Jakarta, Obsessionnews.com – Indonesia harus menjadi pemenang, bukan pecundang di era kompetisi saat ini. Oleh karenanya, menurut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, negara harus memiliki inovasi untuk memenangkan kompetisi tersebut.

Hal itu dikemukakan Panglima TNI di hadapan peserta Workshop Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun 2017 dengan tema Pengawasan Melalui Peneguhan Pancasila bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jakarta, Rabu (31/5/2017).

“Perubahan juga terjadi dalam konteks bisnis, saya ilustrasikan, perusahaan taksi online, tapi perusahaan tersebut tidak memiliki armada taksi atau sepeda motor, juga bisnis berbasis online lainnya, kekuatan ekonomi bukan pada besarnya negara, tapi siapa cepat negara tersebut memiliki inovasi,” katanya seperti dilansir laman resmi Kementerian Agama RI.

Panglima TNI menjelaskan bahwa konflik negara di seluruh dunia saat ini, sejatinya dilatarbelakangi oleh perebutan energi. Ia memberi contoh Arab Spring. Menurutnya, energi yang dipakai saat ini akan habis, produksi minyak menurun, dan teori selanjutnya gaya hidup akan berubah juga.

Maka ke depan, imbuhnya, pasti konflik akan bergeser ke daerah ekuator, yang tadinya berlatar belakang energi, berubah karena alasan pangan.

“Inilah kompetisi global. Orang yang tinggal di luar negara-negara ekuator akan terjadi krisis pangan, energi, dan air, dan di negeri ekuator termasuk Indonesia memiliki segalanya,” ungkapnya.

Menurut Panglima TNI, negara yang kalah dalam kompetisi akan menjadi negara krisis, karena semata jadi negara pasar yang juga berimbas pada krisis sosial. Selanjutnya, kompetisi yang tadinya antar-negara menjadi antar-manusia. Dia mencontohkan, konflik yang disebabkan karena masalah tanah.

“Migrasi tidak lagi karena semata pengungsi, tapi ingin mencari pencaharian yang lebih baik. Bila kita lengah menjaga bangsa ini, maka akan terjadi dampak dari migrasi tersebut,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI kembai membacakan puisi “Tapi Bukan Kami Punya”, puisi tersebut sempat menjadi viral di dunia maya. Ia juga mengingatkan, sebagai pembina umat (ASN Kemenag) Pancasila juga tidak luput digoyang.

“Jika Pancasila hilang, maka tidak ada keadilan. Padahal dalam Pancasila hak dijunjung tinggi,” tandasnya. (Fath)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.