Jakarta, Obsessionnews.com – Mantan Staf Khusus Presiden di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief, mempertanyakan tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah.
Andi menduga kunjungan Jokowi ke NU dan Muhammadiyah, serta TNI /Polri, sepertinya kode untuk melakukan tindakan represif dalam skenario Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak bersalah.
“Kenapa Jokowi memilih jalan represif? Karena dia yakin mayoritas parlemen plus TNI/Polri dan ormas Islam terbesar merasa dia kuasai,” tulis orang dekat SBY itu di akun Twitternya, @AndiArief_AA, Selasa (8/11/2016).
Demo bela Islam yang menuntut Ahok ditangkap karena diduga menghina Islam dan Al-Quran di depan Istana Presiden berakhir dengan kerusuhan, Jumat (4/11). Tercatat 21 kendaraan, baik milik TNI–Polri atau umum dirusak. Sebanyak tiga kendaraan di antaranya dibakar. Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang.
Sebanyak 100 orang di luar demonstran juga mengalami luka. Seratus orang itu terdiri dari 79 personel Polri (11 di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, 5 personel TNI dan 1 personel pemadam kebakaran.
Pasca demo bela Islam itu, Jokowi melakukan silaturahmi dengan pimpinan NU di kantor PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (7/11). Kemudian juga bersilaturahmi dengan pimpinan Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (8/11). (@arif_rhakim)