Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

Melani Leimena Suharli: Mengabdi dengan Ketulusan

Melani Leimena Suharli: Mengabdi dengan Ketulusan
* Melani Leimena Suharli.

Jakarta, Obsessionnews.com – Wanita yang kerap disapa Melani ini lebih senang memilih kata ‘kebetulan’ ketika mengingat kembali pengalaman pertamanya terjun ke partai politik. Dengan bersahaja putri dari Dr Johannes Leimena, pahlawan nasional dan menteri di periode Presiden Soekarno, menuturkan karier cemerlangnya di partai politik bermula dari ‘paksaan’ salah satu temannya di KADIN.

“Selama dua hari, setiap kali di telepon saya terus menolak. Hingga akhirnya teman saya bilang, coba dulu bergabung, kalau tidak senang, boleh keluar. Pada akhirnya, saya putuskan untuk mencoba,” kenangnya sambil tersenyum.

Dunia politik sebenarnya bukan dunia baru bagi perempuan yang juga mengoleksi ratusan kain Nusantara ini. Dia mendapat pelajaran politik dari sang ayah bahwa politik adalah alat untuk melayani. Berbekal keyakinan, dia menekuni dunia baru ini. Pengalaman organisasinya yang sangat berwarna mulai dari IWAPI hingga KADIN, membuat figur Melani tidak menemui kendala berarti untuk berbaur dengan anggota partai lainnya. Pertama kali terjun ke dunia politik, dia langsung dipercaya mengemban tugas pengurus.

Di tahun yang sama saat bergabung, dia dipercaya untuk menjabat salah satu anggota dewan pembina partai. Melani adalah perempuan satu-satunya di dewan pembina partai di masa tersebut. Ketika maju sebagai calon pasangan wakil ketua dan ketua MPR RI 2009-20014 bersama Taufik Kiemas, dia kembali perempuan satu-satunya yang dicalonkan untuk menemani pimpinan tertinggi lembaga negara Indonesia. Dari serba kebetulan dan berbekal ketulusan mengabdi untuk masyarakat, Melani selalu merengkuh pengalaman pertama yang manis.

Sebagai anggota dewan, dia menyadari bahwa amanah mulia ini rentan akan godaan, mengingat besarnya cakupan tugas, kewenangan, dan tanggung jawab yang diemban. Untuk menghadapi kondisi tersebut, dia memegang teguh prinsip selalu berjalan di rel yang benar. Suami dan keluarga adalah pendukung sekaligus perisai sejati yang tak pernah absen menjaganya. Kekuatan ini salah satu pesona ibu tiga anak ini setiap melangkah dan bertindak.

Dalam menjalani tugas-tugas negara, dia mampu melihat jernih situasi karena tidak membebani diri dengan ambisi dan kepentingan untuk menyenangkan segelintir orang. Pada periode 2014-2019, dia menjabat anggota Komisi VI yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, BUMN, dan UKM. Sepertinya komisi ini sesuai dengan ruh pengusaha yang sudah mendarah daging pada dirinya. Selain fokus pada tugas utamanya sebagai anggota DPR yang membuat dan mengawasi jalannya undang-undang, Melani terbilang aktif menyambangi konstituennya.

Setiap kali turun ke daerah, intuisi bisnisnya kerap menghasilkan ide segar dan inovatif untuk masyarakat. Salah satunya, ide untuk memperkecil ukuran roti buaya dan kemasan bir pletok, panganan kebanggaan masyarakat Betawi, agar lebih mudah diterima masyarakat. Kelihaiannya melihat peluang bisnis yang belum digarap pihak lain merupakan solusi nyata untuk sebagian masyarakat.

Dia lebih senang melakukan perubahan secara bertahap namun berkelanjutan. Dalam berbisnis maupun politik, dia mengharamkan segala cara untuk mendapatkan apapun. Oleh karena itu, proses adalah tahapan yang sangat dihargainya. Dia percaya ketika kita mengupayakan secara optimal kemampuan yang dimiliki, hasilnya pasti yang terbaik.

Pemikiran ini diterapkan kuat ke dalam keluarganya. Dia percaya semua sudah diatur yang terbaik oleh Allah, tugas manusia adalah berupaya sekuat-kuatnya dengan kemampuan yang telah dianugerahkan. Selain sisi religius yang sangat kuat, perempuan kelahiran 27 Januari 1951 ini adalah sosok yang sangat demokratis dan easy going. Bersama suami, dia sepakat untuk tidak mencampuri kehidupan rumah tangga anak-anaknya yang sudah menikah.

Komitmennya ini menciptakan suasana mesra antara Melani dengan menantu-menantu perempuannya. “Momen yang membahagiakan bagi saya adalah saat kumpul dan makan bersama keluarga. Mendengar celotehan-celotehan keempat cucu salah satu relaksasi saya. Sebenarnya untuk merasakan kebahagiaan itu tidaklah sulit. Dari hal yang sederhana, kita bisa merasakan nikmatnya bahagia. Contohnya saja, bersyukur bisa bernapas atau tidur nyenyak. Jangan mempersulit keadaan hanya untuk merasakan kebahagiaan yang bisa didapat di mana pun,” tutup perempuan yang gemar menyantap hidangan Sunda dan Jepang. (Naskah: Silvy Riana Putri)

Artikel versi cetak ini pernah dimuat Majalah Women’s Obsession edisi Maret 2016.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.