Jumat, 26 April 24

Megawati Dilaporkan Atas Dugaan Penistaan Agama

Megawati Dilaporkan Atas Dugaan Penistaan Agama

Jakarta, Obsessionnews.com – ‎Pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri ‎pada HUT ke-44 PDI-P pada 10 Januari 2017 berbuntut panjang. LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama melaporkan Megawati ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri atas dugaan penistaan agama, Senin (23/1).

Humas LSM Aliansi Anak Bangsa, ‎Baharuzzaman, belum menyebut apa kesalahan yang dilakukan oleh Megawati terkait penodaan agama. Dugaan besar ‎Ketua Umum PDI-P itu menyinggung tentang ajaran Islam yang berkaitan dengan iman kepada hari akhir.  Dalam pidatonya tersebut  Megawati menganggap akhirat sebagai ramalan masa depan yang belum tentu benar. Bahkan, dia mempertanyakan para pemimpin  yang seolah-olah paling tahu tentang kehidupan setelah mati.‎‎‎

“Selebihnya nanti kita akan memberikan penjelasan kepada media,” ujarnya melalui pesan singkat, Selasa (24/1).

‎Baharuzzman melaporkan putri Presiden RI pertama di Bareskrim Polri, Senin (23/1) kemarin. Laporan dibuat dengan nomor polisi LP/27/1/207 Bareskrim tanggal 23 Januari 2017. Meski sudah dilaporkan pihak kepolisian juga belum memberikan keterangan.

‎Selain berbicara soal kehidupan akhirat, pidato Megawati juga ‎menyoroti banyaknya kelompok-kelompok antikeberagaman yang dianggap memunculkan isu konflik bernuansa SARA. ‎ ‎Megawati juga banyak menyinggung tentang ideologi tertutup yang mencoba menghadapkan agama Islam dan Pancasila. ‎

Berikut isi pidato Megawati yang menyinggung persoalan ideologi tertutup dan kehidupan setelah mati.

“Syarat mutlak hidupnya ideologi tertutup adalah lahirnya aturan-aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis. Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendaknya. Oleh karenanya, pemahaman terhadap agama dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan. Selain itu, demokrasi dan keberagaman  dalam ideologi tertutup tidak ditolelir karena kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan. Tidak hanya itu, mereka benar-benar anti kebhinekaaan. Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. Disisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa “self fulfilling prophecy”, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya”. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.