Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Maryono Pemeran Utama Pembiayaan Perumahan

Maryono Pemeran Utama Pembiayaan Perumahan
* Direktur Utama Bank BTN Maryono.

Tak berlebihan jika menyebut Maryono sebagai salah satu bankir hebat yang dimiliki negeri ini. Betapa tidak? Di bawah pimpinannya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN) sukses memainkan perannya sebagai pemain utama dalam pembiayaan perumahan nasional. Ia juga terus melakukan berbagai gebrakan. Tak ayal, kinerja bank dengan kode emiten BBTN tersebut tetap mengkilap meski di tahun 2016 terjadi perlambatan ekonomi.

Sejak Maryono menjadi Direktur Utama, entitas yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini memang terus menunjukkan perbaikan kinerja. Hingga bulan terakhir pada 2016, bank yang didirikan lebih dari 6 dasawarsa ini masih mencatatkan pertumbuhan bisnis di atas laju industri. Laporan keuangan (anaudited) perseroan menunjukkan aset Bank BTN naik sekitar 24,56% yoy dari Rp171,8 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp214 triliun di Desember 2016.

Kinerja penyaluran kredit juga menunjukkan pertumbuhan di atas industri. Per Desember 2016, kredit dan pembiayaan Bank BTN naik sekitar 18,34% yoy menjadi Rp164,44 triliun dari Rp138,95 triliun pada Desember 2015. Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun juga tumbuh lebih tinggi di level sekitar 25,44% yoy dari Rp127,74 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp160,24 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Kiprah Bank BTN di bawah kepemimpinan Maryono pun memperlihatkan prospek yang positif dengan basis efisiensi dan efektivitas. “Ke depannya, target proses persetujuan KPR pun bakal dipangkas dari 1:5:1 menjadi 1:3:1. Waktu persetujuan pun dibidik akan dipersingkat menjadi maksimal 24 jam,” ujar Maryono.

Tentu saja target Bank BTN mendukung program Satu Juta Rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo juga menjadi pokok sasaran di bawah nahkoda Maryono. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Rini Soemarno, bahwa pemenuhan rumah bagi rakyat bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga bank dan pengembang.

“Bank BTN sebagai BUMN perbankan yang memiliki keunggulan, terutama dalam digital banking untuk KPR, dan menjadi agen pembangunan, diharapkan terus mendukung Program Satu Juta Rumah,” kata Rini.

Di sisi saham pun, Bank BTN terus merangkak naik. Saham Bank BTN ditutup pada Rp 1.740 per lembar saham per 30 Desember 2016, atau naik sekitar 34,36% yoy dari harga pada penutupan perdagangan 2015 senilai Rp 1.295 per lembar saham.

Perjalanan waktu menjadikan bank ini tak hanya berfokus menyalurkan KPR. Di bawah pimpinan Maryono, Bank BTN terus bergerak berinovasi di segala sisi.

Mulai dari penerbitan obligasi, sekuritisasi, hingga masuk ke pasar modal. Tujuannya, yakni untuk menghimpun dana demi kelancaran penyaluran KPR. Program pemberian kredit yang sedianya dilakukan bagi rumah tapak pun mulai bergerak ke rumah vertikal. Beragam skema pembiayaan juga ditempuh, termasuk pembiayaan syariah.

Tak hanya masyarakat, Bank BTN pun mengucurkan kredit bagi pengembang. Tercatat, hingga Desember 2016, lebih dari 3.000 pengembang telah digandeng oleh bank yang meraih predikat Bank BUMN terbaik dalam pengelolaan SDM di lingkungan perbankan pada BUMN Awards 2016 lalu.

Bank BTN juga mengembangkan Housing Finance Center (HFC) sebagai stimulus percepatan kehadiran pengembang (developer) pemula. Langkah bank dengan icon mortgage ini dalam memajukan bisnis properti tidak hanya berfokus melayani pembiayaan perumahan, seperti KPR, untuk masyarakat. Namun juga sebagai intregrator dengan memberikan pembiayaan kepada developer.

“Sehingga kami membiayai dua sisi. Dengan HFC, kami mengumpulkan para developer pemula,” ujar Maryono.

HFC merupakan pusat riset, edukasi, dan konsultasi pembiayaan perumahan terdepan yang dikembangkan Bank BTN. Salah satu program unggulannya adalah menyelenggarakan MBA Mini in Property bekerja sama dengan School of Business and Management Institut Teknologi Bandung (ITB).

Maryono menargetkan dalam program itu bisa mencetak 1.000 developer baru yang andal dan profesional pada 2017. Saat ini, Bank BTN tercatat telah mencetak 330 developer baru. “Kami juga mengajak BUMN karya untuk membantu mempercepat suplai perumahan dan properti lainnya.”

Para developer baru itu, sambung Maryono, dapat membantu mempercepat pembangunan lebih banyak properti, khususnya perumahan di Indonesia.

Tak hanya itu, di sisi penawaran, layanan digital banking pun berhasil dipoles. Yakni, melalui www.btnproperti. co.id. Sasarannya, untuk mempermudah masyarakat dan pengembang memeroleh kredit baik KPR maupun kredit konstruksi.

Semua inovasi ini dilakukan guna mendukung harapan pemerintah: menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia. Aksi poles memoles juga dilakukan sekaligus untuk menjawab angka backlog di Tanah Air yang terus meningkat. Apalagi, hingga 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kebutuhan rumah di Indonesia masih menyentuh posisi 11,4 juta unit.

Namun, meski menggelar berbagai inovasi, Bank BTN tetap berfokus pada bisnis intinya. “Kami yang pertama kali memberikan KPR dan kami menunjukkan prestasi, kenyataannya kami telah menyalurkan KPR untuk 3,8 juta unit rumah per Desember 2016 dengan nilai total penyaluran sekitar Rp189 triliun. Ini bukti kami care kepada keluarga di seluruh Indonesia dan fokus pada core business kami,” tegas Maryono.

Ke depan, Maryono mengatakan pihaknya akan berfokus pada penciptaan pengembangan properti baru dari sisi supply, serta memoles layanan digital banking untuk akselerasi dari sisi demand untuk menggarap potensi besar sektor properti yang diyakininya akan terus membaik pada 2017.

Peluang bisnis sektor perumahan pun, sambung Maryono, masih luas untuk dikembangkan. Hingga September 2016, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB (produk domestik bruto) akan berkisar 2,5-2,8 persen.

Proyeksi positif bagi sektor perumahan, sambung Maryono, juga terlihat dari kebijakan pemerintah yang menempatkan sektor properti sebagai prioritas. Apalagi,

dalam sektor properti nasional, Bank BTN tak hanya berperan sebagai lembaga pembiayaan, tetapi juga menjadi inisiator dan integrator, serta pusat informasi dan keahlian.

Maka pada tahun ayam api ini, Maryono menandaskan, pihaknya juga akan mengokohkan digital mortgage perseroan. “Dengan sistem ini, masyarakat bisa mengajukan KPR (kredit pemilikan rumah) secara online,” pungkas Maryono. (Men’s Obsession/Giattri F.P.)

Artikel ini dalam versi cetak dapat dibaca di Majalah Men’s Obsession edisi Februari 2017.

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.