Selasa, 23 April 24

Liga Italia, Referensi Para Pelatih Hebat

Liga Italia, Referensi Para Pelatih Hebat
* Para pelatih jebolan 'sekolah' Liga Italia merajai liga-liga besar Eropa.

Obsessionnews.com – Gaya tim-tim sepak bola asal Italia yang dinilai cenderung membosankan, sering kali dipandang ‘miring’ oleh publik sepak bola. Namun bagi sebagian orang yang ‘melek’ sepak bola, Liga Italia justru menjadi wahana belajar yang mencerdaskan para pemain dan pelatih.

Tidak seperti Liga Spanyol yang kerap memenangkan ball possession lewat gaya Tiki-Taka atau Liga Inggris yang memainkan gaya Kick and Rush, Liga Italia cenderung membosankan, minim serangan dengan tempo lamban. Tapi siapa sangka, di situlah letak keunggulan sepak bola Italia yang kaya taktik.

Catenaccio atau strategi bertahan yang dikenal khas tim Italia, hanyalah satu dari sekian banyak varian sistem taktis yang dimainkan tim-tim sepak bola asal Negeri Pizza tersebut.

Pada perempat final Liga Champions Eropa 2016/2017 lalu, misalnya, publik sepak bola disuguhi tontonan Catenaccio. Trio MSN milik El Barca, yakni Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar Jr, kesulitan menembus tembok pertahanan Juventus.

Dua kali pertemuan dalam tajuk home and away, Blaugrana tak sekalipun mengoyak gawang yang dijaga Gianluigi Buffon. Bahkan sebaliknya, raksasa Italia itu justru sukses menyarangkan tiga gol.

Soal kerumitan ini, Carlos Tevez pun mengakuinya. Striker internasional asal Argentina ini mengungkapkan jika Liga Italia merupakan liga tersulit yang pernah diarunginya.

“Saya dapat menjelaskan kepada Anda apa yang saya pikirkan tentang sepakbola Italia. Saya pikir tidak ada yang berlari (di sini), permainan berjalan lambat dan itu terlihat mudah. Sekarang saya dapat mengatakan bahwa hal itu tidak terjadi,” ungkap Tevez.

“Saya rasa ini adalah gaya yang paling sulit dari sepakbola sepanjang saya bermain. Karena banyak detail-detail kecil yang harus diperhatikan,” lanjut eks Manchester United ini menegaskan.

Tak hanya Tevez, pengakuan juga dibuat Zlatan Ibrahimovic. Pemain jangkung yang pernah bermain di Ajax Amsterdam (Belanda), Juventus, Inter Milan, AC Milan (Italia), Barcelona (Spanyol), Paris Saint-German (Perancis), dan saat ini merumput bersama Manchester United (Inggris) itu pun mengakui jika sepak bola merupakan yang tersulit bagi pemain.

“(Serie A) Italia adalah liga yang paling sulit dan kompetitif bagi seorang striker,” kata Ibrahimovic seperti dikutip the Guardian, Selasa (7/10/2014).

 

Musim 2016/2017 Milik ‘Italia’

Sistem taktikal yang variatif di Liga Italia juga diakui sebagai ‘bekal’ mumpuni bagi jebolan sepak bola Italia untuk mempraktikkannya di liga-liga lain di Eropa. Pelatih Bayern Munich, Carlo Ancelotti, menyebut pengalamannya selama di Serie A memberikan dampak positif kepada para pelatih, begitu juga untuknya.

“Kompetisi di Serie A memberikan kami pengalaman lebih, yang sulit ditemukan di negara lain, karena di liga Italia ada banyak sistem yang harus Anda lawan. Di sana ada banyak bentuk, yang memberikan Anda banyak pengetahuan tentang taktik dan detail. Itu opini personal saya,” ungkapnya seperti dilansir Goal.com, Sabtu (20/5/2017).

Don Carlo, sapaan Ancelotti, selama ini dikenal sebagai pelatih kawakan yang sukses membawa tim yang diampunya. Selama bekerja sebagai pelatih, eks allenatore Juventus itu sukses memberikan banyak gelar bagi AC Milan, Real Madrid, Chelsea, Paris Saint-German, hingga Bayern Munich.

Selain Don Carlo, musim 2016/17 ini menjadi kampanye menggembirakan bagi sejumlah pelatih yang pernah mengenyam ‘bangku sekolah’ Serie A. Mereka di antaranya Antonio Conte yang sukses memenangkan trofi Liga Inggris bersama Chelsea dan selangkah lagi menambah titel Piala FA andai mereka menang melawan Arsenal pada 27 Mei nanti.

Ada juga sosok Massimo Carrera yang menjadi arsitek tim sepak bola Rusia, Spartak Moscow. Eks pelatih tim Primavera Juventus 2009-2012 dan asisten Conte di Juventus pada 2012-2014 itu pun sukses menjadikan Spartak jawara Liga Rusia.

Sosok pelatih lainnya, tentu saja, Zinedine Zidane di Real Madrid dan Massimiliano Allegri bersama Juventus. Keduanya, selain diprediksi bakal menjuarai liganya masing-masing, pun merupakan finalis Liga Champions Eropa musim ini. Zidane, bahkan telah memenangkan Si Kuping Lebar itu di musim pertamanya sebagai pelatih El Real pada musim 2015/2016.

Sementara Allegri menjadi pelatih hebat lainnya yang sukses melanjutkan tongkat estafet kepelatihan dari Conte untuk merajai Serie A enam musim secara beruntun. Allegri bahkan diprediksi merengkuh treble jika sukses merengkuh Scudetto dan trofi Liga Champions Eropa, usai mengamankan trofi Coppa Italia beberapa waktu lalu.

Deretan fakta di atas, hanyalah sedikit dari realitas ‘sekolah’ sepak bola Italia, sebuah wahana yang mengajarkan banyak hal kepada eks aktor lapangan sepak bola Negeri Spagehtti.

“Kunci kesuksesan pelatih Italia adalah Serie A. Liga kami mungkin bukan merupakan yang paling cantik, tapi itu jelas merupakan yang paling sulit. Itulah mengapa menjadi juara di Italia, bisa menjadi juara juga di seluruh penjuru dunia,” ungkap Conte kepada Rai Sport, Sabtu (20/5/2017).

So, masih berpikir buruk soal sepak bola Italia?

(Fath)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.