Rabu, 24 April 24

Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri

Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri

Dia pernah menekankan pentingnya lima prinsip kepemimpinan dalam menentukan sikap atau pengambilan keputusan. Yakni: kejujuran, kerendahan hati, keteguhan, keikhlasan, dan kesabaran.

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang juga mantan presiden RI (2001-2004) ini dikenal sebagai wanita yang kukuh dalam bersikap. Pasalnya, putri sulung Bung Karno ini kalau sudah mengambil sikap akan tetap konsisten dan tidak pernah berubah.

Sosok presiden perempuan pertama RI ini dalam setiap pidato politiknya selalu menggelorakan semangat pengabdian kepada masyarakat dan bangsa. Itulah sebabnya, dia mampu menantang setiap halangan atau rintangan.

Sikap pendirian yang ‘keras’ ini terlihat konsisten saat menjadi oposisi, meskipun dihimpit dalam tekanan penguasa ketika rezim orde baru. Perjalanan panjang dirinya dalam membesarkan dan mengawal PDI Perjuangan membuat dirinya tidak tergantikan oleh siapa pun. Sebagai seorang ketua umum partai berlambang banteng selama 22 tahun hingga kini, dia dianggap oleh kadernya sebagai penerus sosok Bung Karno yang tetap melegenda.

Dia pernah menekankan pentingnya lima prinsip kepemimpinan dalam menentukan sikap atau pengambilan keputusan. Yakni kejujuran, kerendahan hati, keteguhan, keikhlasan, dan kesabaran. “Jika lima prinsip kepemimpinan itu tidak dipahami secara matang dan komprehensif, keputusan yang dikeluarkan selalu ragu-ragu dan bimbang,” ucap pemilik nama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri ini sungguh-sungguh.

Kebijakan Megawati saat menjadi presiden adalah Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan Indonesia keluar dari krisis 1998 dan menjadi lebih mandiri, serta berani menghentikan hutang baru. Selain itu, banyak undang-undang yang dia sahkan (sekitar 40 UU dan 20 Keppres) dalam waktu tiga tahun untuk memberikan kondisi kondusif bagi legislatif menjalankan fungsinya.

Megawati mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Waseda University Japan atas sikap konsisten yang taat hukum, pemberantasan KKN, dan perannya membangun nilai demokrasi. Sementara, gelar yang sama diperoleh dari Universitas Kementrian Luar Negeri Rusia, MGIMO.

Anugerah atas kontribusinya dalam membangun mutual understanding antara rakyat dan interaksi antar peradaban. Lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran adalah ciri khasnya. Di bidang politik, saat dia berhasil menggelar pemilu 2004 yang demokratis dengan pemilihan secara langsung dan mendirikan lembaga pemberantas korupsi (KPK). Sesuai UU Nomor 30 tahun 2002 tentang komisi pemberantasan korupsi juga diselesaikan pada era pemerintahannya. (Naskah: Arief Sofiyanto, Foto: Istimewa)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Women’s Obsession edisi Agustus 2017.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.