Kamis, 25 April 24

Ketahanan Pangan Perlu Diwaspadai, Tanggungjawab Pemerintah

Ketahanan Pangan Perlu Diwaspadai, Tanggungjawab Pemerintah

Jakarta, Obsessionnews – CEO PT Indoffod Sukses Makmur Tbk, Fransiscus Welirang dalam diskusi Silaturahmi dan Halal Bi Halal yang digelar Lintasan ’66 (Lembaga Informasi dan Komunikasi Pembangunan Solidaritas Angkatan 1966) di Jakarta, Kamis (24/7) sore, menginghatkan jika ancaman El Nino harus menjadi perhatian pemerintah sejak akhir tahun lalu kiranya tidak didengar.

“Sehingga jika sekarang ini banyak lahan kekeringan dan sawah menjadi puso, itu salah satu akibatnya seraya mengingatkan lagi jika di akhir Oktober waktu tanam tidak bisa dilakukan, tentu dampaknya target penyediaan beras akan tidak tercapai,” ungkapnya.

Franky merasa aneh jika bawang dan cabe termasuk bahan pangan dalam aturan pemerintah belakangan ini, sementara jagung dibiarkan impor padahal jika kita mau menanamnya akan bisa terpenuhi dan impornya menjadi tidak seberapa besar.

Ia menyayangkan, soal mafia pangan dicermati dari sisi bisnis dan ketahanan pangan tetapi kebijakan melalui perantara hal bisnis komoditas pangan terus dijalankan, padahal delivery order (DO) tidak memiliki regulasi untuk mengaturnya, sehingga mafia pangan sulit diberantasnya sekalipun ada Bulog dan Pupuk Indonesia..

Menurutnya, Pemerintah Presiden Jokowi sedang fokus masalah infrastruktur, tapi orientasinya belum menyentuh untuk memberdayakan pertanian, yang membutuhkan banyak waduk dan irigasi. “Ini sangatlah disayangkan, sebab urusan pangan adalah urusan perut rakyat kita yang dihasilkan dari pertanian” ujar Franky.

Berbicara masalah ketahanan pangan jika komoditas pangan mencukupi, sementara kedaulatan pangan punya persepsi beda. “Jika ketahanan pangan kita kurang mencukupi dan harus impor, pemerintah harus tegaskan kita butuh impor. Itulah kedaulatan pangan. Bukan ketahanan pangan krisis tapi tidak mau impor, itu bukan disebut kedaulatan pangan” bebernya.

Sekarang ini mana yang lebih baik petani senang tapi konsumen mengeluh, atau petani mengeluh konsumen senang. Menurut Franky, seharusnya baik petani dan konsumen sama-sama senang. “Inilah konsep membangun ketahanan pangan yang benar” tandas Franky.

Sebab itu Boss Indofood ini sepakat agar semua pihak sebaiknya bersama-sama memikirkan kebutuhan perut rakyat tanpa perlu dipolitisasi. “Jika rakyat terus lapar, komoditas pangan langka atau berharga mahal yang tidak bisa dibeli lagi, sangatlah wajar jika muncul kemarahan rakyat. Jadi, janganlah main-main di soal pangan, pun energi. Dan, ini semua adalah tanggungjawab pemerintah”, pungkas Franky. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.