Jumat, 19 April 24

Kemendag: Capaian Kinerja 2016 Modal Capai Target 2017

Kemendag: Capaian Kinerja 2016 Modal Capai Target 2017
* Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Jakarta, Obsessionnews.com – Tahun 2016 menjadi waktu yang berarti bagi Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam memperjuangkan kondisi perdagangan dalam negeri untuk tetap stabil.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Obsessionnews.com, Rabu (4/1/2017) malam, Kemendag mencatat kondisi perdagangan dalam negeri sepanjang tahun 2016 stabil dan aman, inflasi terjaga, dan neraca perdagangan nasional dinyatakan surplus. Capaian positif ini menjadi modal untuk mencapai target di tahun 2017.

“Kinerja perdagangan dalam negeri mengalami perkembangan positif. Naik turunnya harga tetap terkendali dan tanpa gejolak yang terlalu signifikan di masyarakat. Neraca perdagangan juga surplus. Capaian ini akan menjadi pijakan Kemendag dalam menyusun arah dan strategi perdagangan pada 2017,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam acara media briefing bertema “Memulai Awal Tahun 2017: Membangun Optimisme Perdagangan dan Pelayanan Publik Tanpa Pungli” di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu, (4/1).

Perdagangan Dalam Negeri

Amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Mendag yakni stabilisasi harga, pasokan pangan, penyerapan produksi dalam negeri, dan revitalisasi pasar tradisional ini telah kemendag laksanakan dengan penataan ketersediaan stok dan stabilitasi harga barang kebutuhan pokok, menata sarana perdagangan melalui pembangunan atau revitaliasai pasar rakyat, penetapan sistem resi gudang (SRG), dan pengamanan pasar dalam negeri dengan pengawasan barang beredar, tertib mutu dab tertib niaga.

Kemendag mencatat sepanjang 2016 telah menjaga harga kebutuhan pokoknya, bahkan dinilai cenderung turun seperti harga beras, daginng ayam, telur ayam, daging sapi dan gula pasir. Selain komoditas hortikultura seperti cabai merah keriting, cabai merah besar, dan bawang merah yang sempat tinggi namun trennya menurun.

“Inflasi 2016 tercatat 3,02% terendah sejak 2010. Dibandingkan inflasi 2015 sebesar 3,35% yang disumbang dari beras 0,31%; daging ayam ras 0,15%; dan bawang merah 0,15%; inflasi 2016 justru menunjukkan tidak ada kontribusi dari beras dan daging ayam ras. Andil komoditas pangan terhadap inflasi 2016 yang paling tinggi hanyalah cabai merah dan bawang merah yang saat ini tren harganya mulai menurun,” papar Mendag.

Perdagangan Luar Negeri

Sementara itu, mencakup perdagangan luar negeri dalam menjaga neraca perdagangan, kemendag menerapkan kebijakan ekspor-impor dan iklim usaha berdaya saing melalui deregulasi ekspor-impor dengan menyederhanakan 49 perizinan.

Kemendag mencatat pada November 2016 capaian ekspor mengalami surplus USD USD 837,8 juta atau naik 5,9% (MoM) dan naik 21,3% (YoY). Ditengah pertumbuhan ekspor Januari-November 2016 menurun sebesar -5,63%, namun tetap mencatatkan surplus sebesar USD 7,79 miliar karena impor juga menurun sebesar -5,94%. Lima negara penyumbang surplus nonmigas adalah Amerika Serikat (AS), India, Filipina, Belanda, dan Pakistan, dengan total surplus USD 22,1 miliar.

“Target pertumbuhan ekspor nonmigas tahun 2017 sesuai RPJM sebenarnya sebesar 11,9%, namun sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi global yang cenderung melambat, Kemendag secara realistis memproyeksikan target ekspor menjadi 5,6%,” lanjut Mendag.

Selain itu Kemendag memperluas pasar-pasar baru dan diversifikasi produk, serta upaya penetrasi dan akses pasar melalui perundingan-perundingan perdagangan internasional guna menata perdagangan luar negeri.

Pada 2016, kemendag mendorong surplus neraca perdagangan antara lain dengan Misi Dagang (Kuwait-Oman dan Nigeria-Ghana) yang memberikan total transaksi USD18,38 juta. Tak ketinggalan, misi pembelian juga sukses meraup USD211,87 juta. Promosi dan 25 pameran dagang pada 2016 yang terdiri dari delapan pameran di dalam negeri dan 17 pameran di delapan negara mencatat total transaksi mencapai USD106,90 juta.

Pameran Produk Negeri Tingkatkan Pendapatan

Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 mencatatkan keberhasilan tersendiri dengan transaksi USD 1,02 miliar (meningkat 12,38% dibandingkan pada TEI 2015).

Selain itu Indonesia Design Development Center (IDDC) juga dinilai membantu para pelaku usaha dari berbagai daerah. Diluncurkan pula portal INAMALL yang bekerja sama dengan Alibaba untuk promosi berbagai poduk UMKM secara online.

“Daya saing terus ditingkatkan dengan fasilitasi pengembangan produk dan penyediaan informasi pasar. Selain itu evaluasi akan dilakukan pada negara tujuan ekspor, produk-produk baru yang diekspor, serta reposisi perwakilan-perwakilan perdagangan di luar negeri,” lanjut Enggar.

Perundingan Perdagangan Bantu Pencapaian Target 2016

Indonesia juga telah melakukan dan akan meneruskan negosiasi kerja sama bilateral dengan beberapa negara prioritas di 2017, yaitu Indonesia-EU CEPA, Indonesia-EFTA CEPA, Indonesia-Australia CEPA, Indonesia-Turki FTA, Indonesia-Rusia FTA, serta beberapa negara lainnya seperti Korea Selatan, Jepang, Chili, Peru, dan Iran.

Pada awal Desember 2016 lalu, pertemuan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Trade Negotiating Committee (TNC) yang ke-16 telah berhasil menyelesaikan bab Economic and Technical Cooperation (ECOTECH) dan bab Small and Medium Enterprises (SMEs).

“Indonesia bersama negara anggota ASEAN lainnya berkomitmen menuntaskan perundingan RCEP pada November 2017. Sedangkan kerja sama bilateral dengan negara prioritas tersebut ditargetkan selesai dalam tahun 2017,”ungkap Mendag.

Sementar itu Di lingkup multilateral, telah disepakati Deklarasi Menteri forum WTO pada dimensi pembangunan dan fasilitas special and differential treatment (SDT). Pemerintah juga sukses mengimplementasikan penurunan tarif sampai 5% terkait dengan daftar produk ramah lingkungan (Environmental Goods List/EGs List) dalam kerangka Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).

“Penanganan isu nontarif dan sistem penyelesian sengketa yang baru mulai dioperasionalkan pada Oktober 2016 diharapkan dapat diakses langsung para pelaku usaha ekspor impor,” ujar Mendag.

Dukungan Anggaran

Pada tahun 2017,Kemendag mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,44 triliun yang turun 6,24% dibanding tahun 2016.

“Alokasi anggaran untuk perdagangan dalam negeri masih diberikan proposi yang terbesar sejalan dengan Nawacita untuk merevitalisasi pasar rakyat, serta untuk menjaga stabilisasi harga dan menjamin ketersediaan stok barang kebutuhan pokok,” ungkap Mendag. (Aprilia Rahapit/Kemendag)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.