Jumat, 19 April 24

Kawan Rasa Musuh

Oleh: Ustadz Felix Siauw, Pengarang dan Pengemban Dakwah

 

Tiap kali diwawancarai tentang mengapa saya memilih Islam sebagai agama saya, pasti ada tanya “apa ujian yang paling besar setelah jadi seorang Muslim?”

Kebanyakan berpendapat pastilah keluarga dan orangtua yang jadi ujian terbesar setelah jadi Muslim. Saya katakan tidak, tapi ujian terbesar justru datang dari Muslim sendiri.

Karena tak semua Muslim senang dengan saudara barunya. Ada segelintir yang berpemahaman liberal, lalu meragukan, menjatuhkan, dan itulah ujian berat bagi saya.

Bagi saya Islam itu sangat mengagumkan. Ibarat wong ndeso yang dibawa ke kota, saya terperangah dengan semua yang ada pada Islam, kehebatannya, kekerenannya, semua.

Anehnya, kehebatan Islam itu justru tak banyak diketahui oleh Muslim sendiri, bahkan yang dari awal memeluk Islam. Justru mereka lebih memilih apa yang ditawarkan selain Islam.

Bagaimana sih perasaanmu ketika kamu tahu ada sumber air bersih, bening dan segar, sementara semua kampungmu malah memilih air comberan, dan mengeluh sakit perut lagi

Greget? Itulah yang saya rasakan. Kok bisa-bisanya Muslim malah meninggalkan Islam yang menjadi sumber kemuliaan mereka, lalu mengambil ide-ide selain Islam.

Maka dari greget itulah, saya lalu mencoba berdakwah di jalan Allah, memahamkan pada semua Muslim tentang Islam yang saya tahu, Islam yang bakal memuliakan kita.

Tapi ya itu, ada saja orang-orang yang mengaku Muslim, walau sebenarnya pahamnya liberal, merasa terganggu dengan itu. Mereka tak suka jika dakwah Islam digemakan.

Dari situ beragam tuduhan muncul, fitnah disebarkan. Felix Siauw takfiri, wahabi, ekstrimis, anti-NKRI, anti-Pancasila, antek Yahudi.  Yang belum cuma antek PKI kayaknya.

Dan yang menuduh tak ambil pusing bertabayyun, enggan dan takut diajak diskusi tentang Kitabullah dan Sunnah, sebab bukan atas dasar itu mereka melakukan semua.

Saya hanya ingin menulis, sekaligus curhat agar sahabat semua paham, bahwa kesabaran terbesar itu bukan hanya saat hadapi musuh, tapi hadapi kawan rasa musuh.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.