Jakarta, Obsessionnews – Selama periode Januari 2016, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus 50,6 juta dolar dengan total nilai ekspor sebanyak 10,50 miliar dolar AS dan impor 10,45 miliar dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Jakarta, Senin (15/2) menyebutkan, ketimbang Desember 2015, nilai ekspor Januari 2016 turun 11,88 persen. Dari jumlah tersebut, nilai ekspor migas juga anjlok 14,81 persen dari 1,30 miliar dolar AS jadi 1,11 miliar dolar. Sementara ekspor non migas turun 11,52 persen dari 10,62 miliar dolar menjadi 9,39 miliar dolar AS.
“Memang posisi Januari itu selalu menurun dibandingkan Desember pada beberapa tahun sebelumnya. Artinya siklus musiman,” ungkap Suryamin.
Ketimbang Januari 2015, ekspor Indonesia juga anjlok 20,72 persen Januari tahun ini. Pada periode tahun lalu, ekspor tercatat 13,24 miliar dolar AS. Sedangkan nilai paling besar dicatatkan ekspor lemak serta minyak hewan nabati senilai 1,3 miliar dolar AS disusul bahan bakar mineral senilai 1,08 miliar dolar AS.
Suryamin menyebutkan, pangsa pasar ekspor Indonesia antara lain, Amerika Serikat 1,23 miliar dolar, Jepang 1,04 miliar dolar, China 886,7 juta dolar, ASEAN 1,92 miliar dolar, Uni Eropa 1,16 miliar dolar.
Sementara impor selama Januari 2016 nilainya mencapai 10,45 miliar, atau turun 13,48 persen dibandingkan Desember 2015.
Impor migas turun 32,1 persen dari 1,80 miliar dolar AS menjadi 1,22 miliar dolar. Impor non migas turun 10,22 persen dari 10,28 miliar dolar menjadi 9,23 miliar dolar.
Impor terbesar Indonesia adalah mesin dan peralatan mekanik senilai 1,79 miliar dolar AS dan mesin dan peralatan listrik 1,12 miliar dolar AS.
Negara asal barang impor Indonesia adalah, China 2,48 miliar dolar, Jepang 898,2 juta dolar, Thailand 664,8 juta dolar, ASEAN 2 miliar dolar, Uni Eropa 980 juta dolar AS.(Mahbub Junaidi)
