Jumat, 26 April 24

Ituk Herarindri: Konsistensi dalam Pengembangan Disertai Kearifan Lokal

Ituk Herarindri: Konsistensi dalam Pengembangan Disertai Kearifan Lokal
* Director of Airport Services & Facility PT Angkasa Pura II, Ituk Herarindri

Jakarta, Obsessionnews.com – Sebagai wanita pekerja yang hampir 30 tahun berkarier, bagi Ituk Herarindri terpenting niat memberikan kebaikan dan bermanfaat untuk perusahaan yang dia pimpin, baik dari sisi keahlian maupun pengalaman bekerja.

Perempuan yang senang mengenakan batik Indonesia ini bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan dan penumpang pengguna 13 bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II. Masyarakat Indonesia sudah lama menginginkan bisa memiliki bandara yang bagus seperti di luar negeri.

“Itulah sebabnya, bandara modern diwujudkan untuk masyarakat Indonesia. Namun, kami tetap kembali ke tujuan awal, yaitu menghadirkan sesuatu yang lebih baik dan bisa berbangga hati berhasil mewujudkan bandara besar nan megah dengan tidak meninggalkan kearifan lokal yang ada,” paparnya dengan serius.

Karena menjadi tempat yang penting bagi sebagai pintu gerbang sekaligus sebagai meeting point pelanggan dari berbagai bangsa, maka bandara juga harus berstandar internasional. Antara lain dengan mempersiapkan personel, fasilitas dan layanan global standard.

Fasilitas yang berstandar dunia tersebut antara lain: Self Check in, Autogate, Digital Information & Signage, Digital Queuing, Digital Parking System, Digital Cinema, Digital Survey, Digital Baggage Information, Automatic People Mover System (APMS) atau Skytrain, Kereta Bandara, dan lainnya.

Selain itu, juga harus memiliki standarisasi internasional dengan kemampuan menguasai bahasa asing, etiket internasional serta layanan dengan standar global mengacu kepada Airport Service Quality (ASQ), ISO 9001-2015 serta Skytrax.

Pengembangan dan perubahan fasilitas pelayanan di 13 bandara yang berada di bawah naungan AP II terus dilakukan. Seakan tidak puas menjadikan Bandara Soekarno-Hatta menjadi satu-satunya bandara di dunia bersistem bagasi transparan, penyediaan beragam fasilitas dalam bentuk digital menjadi salah satu tujuan wanita kelahiran 15 Agustus 1965 ini. Sebut saja, Indonesia Airports Apps yang turut membantu untuk informasi pelayanan penumpang di bandara.

Selain mencanangkan bandara di bawah naungan AP II menjadi world class airport, Ituk juga membuat petugas-petugas customer service mobile di bandara berkeliling menggunakan sepatu roda dan airwheel.

Memadukan teknologi dengan pelayanan ramah dan penguasaan bahasa asing, agar secara maksimal dapat mengarahkan para penumpang ke lokasi yang ingin dituju. Tersedia pula layanan hiburan Digital Cinema yang menyajikan beragam jenis film untuk fasilitas hiburan, maupun relax room yang didesain khusus bagi para penumpang yang ingin beristirahat sambil menunggu keberangkatan pesawat.

Tak ayal, jika beragam penghargaan Internasional diraih di tahun 2017 ini. Sebut saja, The World’s Most Improved Airport 2017 (versi skytrax), customer service mobile yang meraih medali emas dalam ajang Stevy Awards 2017, Bandara Bintang 4 untuk Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II & Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Bandara Bintang 3 untuk Bandara Internasional Soekarno Hatta (versi skytrax), Bandara peringkat 1 dunia versi ASQ untuk Bandara Jambi dan Pontianak, serta meraih 6 Medali dalam ajang Contact Center World-Asia Pacific.

Saat dimulainya implementasi Smart Airport & Digital Airport, menurut Ituk tantangannya adalah mengkomunikasikan kepada pihak internal, eksternal dan stakeholder. Karena pada saat bandara bertransformasi, pihak-pihak tersebut harus memahami dan menggunakan fasilitas tersebut sehingga dapat memberikan masukan-masukan untuk improvement pelayanan. Bagaimana pun bandara diciptakan untuk pelayanan publik sehingga semua fasilitas yang ada diupayakan untuk Customer Satisfaction seluruh pelanggan dan stakeholder bandara.

Dia berusaha semaksimal mungkin, agar perusahaan dapat mencapai visi dan misi yang sudah ditentukan. Lalu, menjaga keseimbangan antara pekerjaan, karyawan maupun keluarga. Kalau semuanya seimbang dan berpikiran positif, berbagai tantangan maupun kendala yang dihadapi akan lebih mudah diatasi.

Kemudian yang tak kalah pentingnya menurut Ituk, “Apapun yang saya kerjakan harus dipertanyakan kepada diri sendiri. Apakah yang saya kerjakan ini bermanfaat bagi banyak orang? Apalagi saya bekerja untuk pelayanan publik. Semoga sisa hidup saya dapat lebih bermakna dengan berbagi dan memberi manfaat untuk pelanggan dari berbagai bangsa,” ungkap Ibu berputri semata wayang ini. (Elly S/Indah, Foto: Edwin B)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.