Jakarta, Obsessionnews.com – Film berjudul Looking For Trouble besutan sutradara Caroline Cuny dan Bryan Campbell dari Amerika Serikat menjuarai World Humanitarian Awards (WHA) 2016.
Damien Dematra, selaku founder dan director festival mengatakan terpilihnya film Looking For Trouble dikarenakan film tersebut mengangkat sosok pahlawan yang belum banyak dikenal dunia namun sangat besar jasanya bagi kemanusiaan.
“Saya berharap dengan terpilihnya film tersebut, dunia akan terinspirasi dengan perjuangan sang tokoh bagi perdamaian dan persamaan hak yang diperjuangkan sang tokoh,” katanya kepada Obsessionnews, Rabu (21/9/2016).
Disamping itu, lanjutnya, penyajian film dokumenter pendek ini berhasil membuat penonton untuk tetap menatap layar dan menjadi tergugah.
Looking For Trouble menceritakan tentang tokoh kemanusiaan Fred Cuny, seorang insyiur teknik sipil, spesialis bantuan bencana, yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk pekerjaan kemanusiaan di negara-negara tertinggal.
Sebelumnya festival tentang Film Perdamaian dan Kemanusiaan 2016 ini telah menerima 203 film .
Berikut nominasi film terbaiknya:
Alison disutradarai oleh Uga Carlini
Before Spring disutradarai oleh Ahmed Atef
Journey to a Miracle: Freedom from Insulin disutradarai oleh Ted Kay
Looking for Trouble disutradarai oleh Caroline Cuny, Bryan Campbell
THE EXTRAORDINARY JOURNEY OF LUCIUS DUMB (Human rights, your most useful instrument) disutradarai oleh MAITE RUIZ DE AUSTRI
The way home disutradarai oleh Begonia Randhav
War & Peace disutradarai oleh Mojtaba Yari
Pengumuman festival WHA 2016 digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jakarta, Senin (19/9) lalu. Dengan diihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Ibu Liy Wahid, raja dan ratu dari seluruh Nusantara, serta para sineas dari mancanegara, artis-artis ibukota, aktivis dan budayawan tersebut.
Festival ini terselenggara atas kerja sama Dewan Kreatif Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Russian Culture Centre, World Film Council, i-Hebat International Volunteers, dan Radio Republik Indonesia (RRI). (Popi Rahim)