Sabtu, 4 Mei 24

Habib Rizieq: Saya ke Tanah Suci Bukan Lari, Tapi Perlawanan

Habib Rizieq: Saya ke Tanah Suci Bukan Lari, Tapi Perlawanan

Jakarta – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI menggelar konsolidasi nasional yang membahas alat bukti elektronik dalam kasus percakapan Habib Rizieq Husein dan Firza Husein. Sebelum selesai, panitia memutar rekaman suara sambutan Habib Rizieq Shihab dari Tanah Suci.

Dalam sambutannya, Habib Rizieq memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya konsolidasi, terutama bagi mereka yang peduli soal kriminalisasi ulama dan aktivis. Ia berpendapat, langkah konsolidasi ini merupakan satu bentuk perlawanan cerdas.

Ia menilai, konsolidasi merupakan bentuk perlawanan terhadap kezaliman, kebatilan dan kemunkaran yang dianggap memang harus beragam. Menurut Rizieq, ini jadi bentuk yang sangat efektif dan produktif, dengan menyerap pendapat ahli dan pakar.

Rizieq melihat, pendapat itu penting agar masyarakat tidak mudah terjebak rekayasa dan penyesatan opini yang bersumber dari fitnah dan kebohongan. Ia pun menegaskan kepergiannya ke Tanah Suci bukan pelarian atas tanggungjawab hukum.

“Ketidakhadiran saya di Indonesia, perginya saya ke luar negeri ke Tanah Suci, bukan bentuk pelarian dari tanggungjawab hukum, akan tetapi merupakan bentuk perlawanan terhadap kezaliman, kebatilan dan diselewengkannya hukum penegak hukum,” kata Habib Rizieq, Jum’at (16/6/2017).

Selain itu, ia turut mengapresiasi salah satu pembicara dari konsolidasi, Prof. Yusril Ihza Mahendra, atas usulannya untuk rekonsiliasi ulama dan umara. Rizieq menekankan, usulan itu merupakan usulan brilian.

Pasalnya, lanjut Rizieq, sebelum Aksi Bela Islam, GNPF telah mengajukan dialog dan musyawarah, untuk membahas persoalan bangsa. Ia menegaskan, GNPF-MUI tidak akan pernah bosan menyerukan dialog dan musyawarah, demi dapat terwujudnya rekonsiliasi.

Menurut Rizieq, jika usulan itu selalu gagal dan ditolak, tidak ada kata lain selain memberi perlawanan. “Maka, tidak ada kata lain yang harus dilakukan kecuali lawan, sekarang pilihannya ada di tangan pemerintah, mau rekonsiliasi atau revolusi,” ujar Rizieq. (*/Rep)

 

Habib dan Visa Khusus ‘Unlimited Days’ dari Kerajaan Saudi

  1. RED NOTICE.

Polri mengirimkan permintaan Red Notice kepada Interpol. Polri membangun mimpi bahwa Muhammad Rizieq Syihab harus dinyatakan sebagai Buronan Internasional. Ia diposisikan bagaikan Terrorist pencabut nyawa, atau Koruptor Besar yg perbuatannya telah meruntuhkan keuangan negara.

Tapi hingga saat ini, jika kita ketikkan First name & last name nama Muhammad Rizieq Syihab di kolom pencarian Red Notice Interpol, akan dijawab: Not Found.
Rupanya Red Notice Ditolak. Bahasa halus ala polisi mungkin adalah RN masih dalam perjalanan ke interpol, dan mungkin harus diperbaiki data2 nya.
Padahal sudah bisa diduga, pengajuan RN itu layak dianggap tak masuk akal. Interpol berisi orang2 pintar, jauh lebih pintar dari yg memohonkan red notice atas Habib Rizieq.
Red Notice kepada Neneng, istri dari terpidana kasus korupsi Nazaruddin saja, pernah ditolak dengan alasan bukti yg kurang kuat. Padahal secara kasat mata, bisa ditengarai sang istri ikut menikmati hasil ‘kerja keras’ Nazaruddin tsb.
Nah, apalagi ini. Memohonkan buron atas Rizieq Syihab dalam Kasus Chat Mesum yg jelas Rekayasa. Seolah menganggap Interpol seperti badan yg kurang kerjaan saja.

  1. AMNESTY KEPADA WNA ILEGAL.

Faktanya, pertengahan Juni ini adalah batas terakhir pemberian Amnesty dari Pemerintah Saudi kepada warga2 asing yg overstay atau ilegal.
Kerajaan Saudi Arabia memberikan fasilitas berupa penerbitan surat2 agar mereka bisa kembali ke negara masing2, menyediakan transportasi pulang, dan tidak memberikan hukuman denda maupun penjara.

Para pembenci Habib Rizieq bersorak gembira. Mereka bergoyang melontar pinggul kata2 ke depan dan ke belakang, bak penari perut ilegal: “Rasain, si Rizieq pasti ikut dideportasi balik ke Indonesia. Habis visanya, habis pula orangnya!”

Kalimat serupa juga diucapkan polisi dan petugas imigrasi Indonesia: “Kita tunggu visa Rizieq habis. Jika habis masa berlakunya, tentu dia dideportasi kembali kesini!”

  1. VISA HABIB HABIS 12 JUNI ’17.

Jangankan ditendang, atau dideportasi. Bahkan ditowel kulitnya saja tidak. Bahkan sang Habib diundang bak tamu agung oleh ulama2 besar Saudi. Bahkan dia duduk di kursi kehormatan, didengar kata2 dan takziahnya, dan dijamu bagai tamu resmi kehormatan.

Visapun terbit untuk 1 tahun ke depan, kata kuasa hukum Habib Rizieq 2 hari lalu. Kabar itu langsung didapatnya dr Habib. Dan hari ini terbit lagi kabar gembira yg lebih besar. Ternyata Habib mendapatkan VISA KHUSUS UNLIMITED DAYS. IZIN TINGGAL TANPA BATAS. IA BOLEH DATANG DAN PERGI KE SAUDI ARABIA, KAPAN SAJA. TAK ADA BATASAN.

Apa yg terjadi..?
Siapakah Muhammad Rizieq Syihab bin Hussein Syihab?
Kenapa keinginan untuk mendaoatkan perlindungan di Saudi dan kebutuhannya untuk mencari ketenangan disana seolah lebih dihormati, ketimbang desakan Pemerintah RI yg ingin menangkapnya?

  1. BAGAIMANA POSISI POLRI DI MATA SAUDI?

Institusi Polri di mata Saudi, tentunya sama seperti mereka melihat Pemerintah RI keseluruhan. Mereka tentu menghormati pemerintahan Indonesia, tapi pasti tahu kelakuan para oknumnya.

Masih ingat ketika orang2 dari Kedubes KSA di Jakarta mendatangi para musafir Aksi Bela Islam 212? Mereka turun gelanggang malam2 menghampiri peserta aksi yg menginap di Istiqlal, untuk menunjukkan semangat Ukuwah Islamiyah. Mereka tau persis 212 terjadi karena apa..!

DAN DUKUNGAN BERDASARKAN SEMANGAT UKUWAH ISLAMIYAH ITULAH YANG DITUNJUKKAN SAUDI KEPADA HABIB RIZIEQ KINI, BUKAN KEPADA PEMERINTAH RI.
Sokongan itu, jika kita membaca lagi sejarah, dalam skala yg lebih kecil adalah mirip dengan dukungan Liga Arab kepada utusan Soekarno yg mencari dukungan atas kemerdekaan RI. Alasan mereka adalah tak akan membiarkan sesama muslim berjuang sendiri. Ukuwah Islamiyah, sesama muslim adalah bersaudara.

  1. PEMERINTAH BISA APA MENGHADAPI SITUASI INI?

Yg pertama bisa dilakukan oleh pemerintah khususnya Polri, adalah menanggung malu. Itu dulu. Hayati yg satu itu dulu. Lalu instrospeksi diri, mengapa ini terjadi.

Pemerintah Saudi tidak dalam posisi ingin mempermalukan Polri. Tapi pasalnya, mereka punya hak untuk memutuskan sendiri kebijakannya terhadap Rizieq Syihab: Mendeportasi atau memberikan Visa Abadi.
Masalahnya adalah oknum2 polisi itu yg tak tau diri, belum2 sudah gembar-gembor seolah memiliki hak dan kuasa ikut menentukan masa berlaku Visa Sang Habib.
Mereka lain kali harus belajar merangkai kalimat diplomasi, agar tak malu berkali-kali.

  1. LALU POLRI BISA APA UNTUK MENEKAN SAUDI?

Yaa… sepertinya gak bisa apa2.
Ingat, berapa juta kita menitipkan jiwa TKI dan TKW di rumah2 penduduk Saudi? Berapa devisa yg dinikmati oleh Pemerintah Indonesia dari hasil kerja keras penduduknya yg merantau di tanah Arab? Belum lagi nasib investasi Saudi untuk Indonesia, hasil dari Presiden Indonesia memayungi dan menyopiri Raja Salman!

Coba bandingkan dengan jumlah TKA asal Saudi yg bekerja di Indonesia. Ada memang, tapi tak banyak. Mereka umumnya bekerja sebagai tenaga ahli di proyek2 investasi Saudi disini, dan sebagian lagi di kelompok perusahaan milik Saudi yg beroperasi di Indonesia, seperti jaringan hotel yg ada disana sini.

Bagaimana dng orang2 Arab di puncak? Bisakah mereka dikriminalisasi, diusir, agar Saudi marah?
Heeiii..! Orang2 berwajah arab yg hanya mampu menyewa penginapan2 murah dan melakukan kawin kontrak itu umumnya adalah orang Persia, yaitu Iran dan beberapa negara Timteng sekitarnya. Umumnya penganut Syiah yg ingin Mut’ah. Kawin hanya sebulan, dua bulan, tiga bulan, lalu uang habis dan tiba saatnya meninggalkan kontrakan.
Selain memangsa gadis, orang2 berkocek menengah ke bawah berwajah arab itu jg banyak yg berdagang narkoba. Lihat para drug dealer yg tertangkap polisi itu, kebanyakan berwarganegara Iran. Mereka kurir dan juga pemasok.
Orang awam Indonesia selalu menganggap hidung mancung ala Arab identik dengan Saudi Arabia. Padahal jika ingin mencari warga Saudi, Qatar, Emirat, carilah di hotel2 berbintang, mereka menginap disana. Bukan di gang2 becek, di dalam kamar pengap, di atas kasur berjamur, di penginapan2 murah di Puncak sana.

  1. KENAPA SAUDI ‘LEBIH MEMILIH’ MENGABULKAN PERMINTAAN RIZIEQ DARIPADA POLRI?

Bolehkah bertanya? Ini Pertanyaan sopan kok. “Apakah Kapolri pernah sekolah, pernah bekerja, di Saudi?’ Habib pernah.

Kedudukan keluarga Kerajaan dan Ulama di Saudi adalah sangat tinggi. ‘Apakah Kapolri punya relasi pribadi dengan keluarga kerajaan dan pernah bekerjasama dalam hal Dakwah dengan para Ulama Saudi?’ Habib punya.

‘Apakah oknum2 yg melakukan rekayasa dan mengkriminalisasi Habib Rizieq itu memiliki keterikatan emosi dengan Tanah Saudi..??’
Habib memiliki.

Itulah jawabannya. Rizieq Syihab mendapat beasiswa Sarjana dari OKI. Ia memilih berkuliah di King Saud University, salah satu Universitas terbaik di Timteng dan menjadi tempat menempuh ilmu para anggota keluarga kerajaan. Rizieq muda tinggal hampir 8 tahun di Riyadh ketika Raja Salman juga menjabat sebagai Gubernur Riyadh. Saat selesai menempuh kuliah dengan predikat Cumlaude, Rizieq yg Sarjana Ilmu Fikih bekerja mengajar di Riyadh. Semua sekolah di Saudi adalah gratis, artinya Sarjanawan Rizieq pernah mengabdi dan digaji oleh pemerintah Saudi.
Pertemanannya sangat luas. Ulama2 dan orang2 berpengaruh seumuran dengannya disana adalah jaringannya yg kini terus berkembang, yg telah ia kenal sejak dulu dikala masih muda.

  1. JADI BAGAIMANA BAIKNYA?

Yaa sudahlah.
Masak tak capek terus-terusan menanggung malu?
Sudahi sajalah drama tak mutu ini. Polisi tak akan pernah bisa mengalahkan Penulis Skenario Sinetron Tersanjung, yg telah terbukti dan terpercaya menguras air mata penonton hingga ratusan episode.

PENULIS SKENARIO TAKDIRNYA ADALAH MENULISKAN YANG TAK ADA. SEDANGKAN POLISI TAKDIRNYA ADALAH MENGUNGKAP DAN MENGADILI FAKTA.
Sampai kapanpun harusnya tak tertukar kedua fitrah itu. Apalagi jika ada campur tangan pengawasan Allah di dalamnya. (*)

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.