Selasa, 19 Maret 24

Breaking News
  • No items

Galeri Investasi Mobile Pertama di Indonesia

Galeri Investasi Mobile Pertama di Indonesia
* Peluncuran Program Galeri Investasi Mobile di Aula Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2016). (Foto: Fikar/Obsession Media Group)

Jakarta, Obsessionnews – Era digital mendorong para pemegang kebijakan membuat layanan maupun aplikasi untuk kemudahan dan mendekatkan diri kepada masyarakat. Salah satunya adalah layanan Galeri Investasi Mobile. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan pilot project Galeri Investasi Mobile yang melibatkan beberapa perusahaan sekuritas dan universitas.

Sebelum menciptakan Galeri Investasi Mobile, sejak 2000 hingga 2015 sudah ada 155 galeri investasi di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Merauke.

“Tahun ini sudah ada 182 galeri investasi, hari ini bertambah 2, yaitu di Jakarta dan Yogyakarta. Jadi sudah terdapat 184 Galeri Investasi,” jelas Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Nicky Hogan, saat peluncuran Program Galeri Investasi Mobile di Aula Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2016).

Galeri Investasi Mobile yang diluncurkan hari ini merupakan galeri mobile pertama dengan keterlibatan pihak universitas. Kali ini Universitas Pancasila dan PT Sucorinvest Central Gani yang berperan sebagai pengelola galeri investasi. Selanjutnya pada minggu depan akan dibuka Galeri Investasi Mobile kedua di Universitas Bunda Mulia.

Peluncuran Galeri Investasi Mobile diharapkan dapat meningkatkan kesadaran investasi masyarakat agar mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Dengan adanya program ini, kami menargetkan dua pencapaian. Pertama, agar masyarakat semakin aware, tahu bagaimana cara berinvestasi yang baik, selektif memilih produk yang benar dan sah, serta melatih diri untuk lebih baik merencanakan keuangan,” tutur Kusumaningtuti S Soetiono, anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK.

Sasaran keduanya, lanjutnya, adalah menghindarkan masyarakat dari produk investasi bodong atau ilegal.

“Oleh karena itu, kami aktif mendatangi masyarakat agar tidak terkecoh. Berdasarkan hasil survei OJK tiga tahun lalu menunjukkan bahwa dari 100 penduduk Indonesia hanya lima orang yang tahu tentang layanan dan produk pasar modal. Dan dari 100 penduduk itu, hanya satu  orang yang memiliki produk pasar modal. Sangat disayangkan. Persentase ini sangat kecil,” ujarnya. (Silvy)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.