Sabtu, 20 April 24

Elvyn G. Masassya Raih ‘Best CEO BUMN 2017’

Elvyn G. Masassya Raih ‘Best CEO BUMN 2017’
* Elvyn G. Masassya.

Berkat kepemimpinannya yang cair namun tetap tegas dan profesional, ia mampu membenahi perusahaan dengan semangat From Good to Great.

Dalam masa kepemimpinan yang hampir satu tahun, Elvyn sanggup menjawab persoalan menahun seputar dwelling time di pelabuhan yang menjadi keprihatinan banyak kalangan. Tahun lalu, realiasi dwelling time di Tanjung Priok sudah mencapai rata-rata 2,7 hari. Ini jauh lebih singkat dari pelabuhan lain yang tidak di bawah pengelolaan IPC.

Selain itu, Elvyn juga berhasil membenahi image IPC, di mana pelabuhan-pelabuhan di bawah naungan IPC telah berubah menjadi lebih modern. Kini, di bawah kepemimpinan Elvyn, pelabuhan Priok tampak lebih rapi dan bersih. Bersama timnya, Elvyn juga ingin membawa IPC menuju world class port. “Vision kita pertajam menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan dengan kata kunci visi hanya tiga, world class, excellent in operational, excellent in services,” ungkap Elvyn.

Sementara pencapaian lainnya, bisa dilihat dari volume atau jumlah kontainer yang keluar masuk di IPC. Pada 2016 lalu, terdapat kurang lebih 6 juta container dalam setahun. Perusahaan juga berhasil meraih score Key Performance Indikator (KPI) sebesar 101,96. Kemudian dari sisi governance, perusahaan juga berhasil mencapai angka yang ditargetkan, sebesar 85. Belum lagi segudang penghargaan yang diraih IPC atas prestasi-prestasi di 2016.

Pada 2016, IPC meraih pendapatan Rp 9 triliun (unaudited) meningkat sebesar 15% dari tahun sebelumnya, dan EBITDA Rp 3,2 triliun, serta total aset Rp.43,7 triliun. Kinerja keuangan ini didukung naiknya realisasi arus peti kemas mencapai 6,08 juta TEUs. Sementara untuk 2017 ini, Elvyn menargetkan pendapatan mencapai Rp.10,5triliun dan Capex Rp.4,6 triliun.

Untuk menuju visinya itu, Elvyn memulainya dengan melakukan beberapa terobosan, antara lain pembenahan dalam bidang teknologi. Ya, musisi Jazz ini percaya betul, bahwa di era modern, sebuah korporasi modern harus berbasis IT. Untuk itu, ia meluncurkan inovasi-inovasi terkini berbasis teknologi. “Jadi port ini pun dalam bentuk world class nanti, adalah menjadi digital port, pelabuhan digital yang bisnis prosesnya itu banyak menggunakan teknologi,” katanya.

Terdapat empat sistem berbasis IT, yakni Integrated Billing System (IBS) termasuk di dalamnya adalah cash management, yaitu segala urusan dokumentasi dan pembayaran hanya bisa di satu tempat. Kemudian terminal operating system, yakni pengelolaan terminal yang lebih rapih. Sistem ini bermanfaat untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi kegiatan di terminal, termasuk monitoring aktivitas pelayanan kepada pengguna jasa.

Sementara dalam konteks speed, ada Inaportnet (Indonesia Pelabuhan Net), untuk proses administrasi kedatangan dan keberangkatan kapal yang dilakukan secara online termasuk transparansi pelayanan kapal di Tanjung Priok. “Jadi kita tahu kapan kapal datang merapat ke pelabuhan, berapa barang yang dibongkar. Dengan cara ini berarti kan speednya lebih cepat.” ucap Elvyn. Kemudian sistem autogate merupakan salah satu cara untuk mempercepat arus ekspor dan impor barang dari dan ke luar negeri melalui pelabuhan Tanjung Priok maupun terminal-terminal petikemas di cabang-cabang lain secara bertahap.

Selain itu, ia juga telah membuat roadmap untuk 5 tahun (2016 – 2020) yang dikembangkan menjadi 5 tahapan. Dimulai dari 2016 adalah tahapan fase fit in infrastructure, yakni proses bisnis, sistem dan prosedur yang benar sebagai satu korporasi.

“Pengertian world class adalah cara kita mengelola pelabuhan harus setara dengan pelabuhan hebat di negara lain dan akhirnya jadi world class port. Dan untuk sampai ke world class port itu saya sudah menyiapkan road map untuk lima tahun mendatang. Dan 2016 itu, kita telah menyelesaikan lebih kurang 246 SOP dan melaksanakan 240 rencana kerja, dalam 8 bulan sampai Desember 2016. Alhamdulillah sudah selesai,” terang Elvyn.

Setelah itu, 2017 ini dilanjutkan dengan tahapan yang disebut fase enhancement, yakni peningkatan kapasitas, peningkatan kualitas dan peningkatan performance. Lalu 2018 fase pemantapan, 2019 fase sustainable superior performance. Dan 2020 menjadi world class port.

Ya, sejak kali pertama diberi amanah memimpin IPC, Elvyn memiliki tugas dan tantangan besar di depan mata, yakni ia ingin membuat IPC menjadi jasa pelabuhan yang reputable, tak hanya skala nasional namun internasional. Karena menurutnya, peran pelabuhan sebagai tempat keluar masuknya arus barang, ekspor impor, internasional sehingga sekaligus menjadi wajah Indonesia. “Karena itu tantangannya adalah bagaimana membuat wajah Indonesia ini indah, wajah Indonesia ini direspek orang melalui pelabuhan. Itulah tantangan yang saya pikir harus saya kembangkan secara general,” pungkas Elvyn.

Dan untuk mewujudkannya, Elvyn melakukan beberapa langkah strategis, yakni, meneruskan yang sudah baik (going concern), meluruskan yang belum lurus (governance), menyelesaikan yang belum selesai (pending matters), dan mengerjakan yang belum sempat dikerjakan (business development). “Nah, empat ini menjadi kerangka berpikir ketika saya masuk di sini dan ingin menjadikan IPC sebagai perusahaan yang reputable,” ujarnya.

Elvyn termasuk salah satu dai lima tokoh yang meraih gelar “Best CEO BUMN” dalam acara Obsession Awards 2017 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (30/3/2017). (Suci Yulianita)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.