Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

Duterte Pecat Menteri Dalam Negeri

Duterte Pecat Menteri Dalam Negeri

Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dilaporkan memecat Menteri Dalam Negeri, Ismael Sueno karena didakwa terlibat praktek korupsi.

Menurut laporan AFP dari Manila, Juru bicara presiden Filipina, Ernesto Abella menilai pemecatan Ismael Sueno yang juga menjabat sebagai ketua pengawas operasi anti narkotika sebagai upaya presiden membentuk pemerintahan terpercaya di perang melawan skandal dan praktek korupsi.

Duterte mendapat tekanan baik dari dalam maupun internasional dalam menjalankan kebijakannya memerangi narkotika serta korupsi.

Meski demikian Duterte tetap teguh merealisasikan tujuannya dan sepertinya ia semakin sensitif dengan kinerja anggota kabinetnya.

Seperti dilansir ParsToday, Presiden Duterte mengaku siap menghadapi kemungkinan adanya gugatan di Pengadilan Kejahatan Internasional terkait upayanya memberantas narkoba di Filipina yang berujung pada pembunuhan ribuan orang. Ia mengatakan, “Saya tidak takut akan kondisi ini dan wacana pemakzulan karena melaksanakan janji-janji kampanye pemilu.”

Presiden Filipina dalam konferensi pers di Bandara Internasional Davao pada 19 Maret 2017, sebelum berangkat ke Myanmar mengatakan, “Wacana pemakzulan dan upaya gugatan di Pengadilan Kejahatan Internasional tidak dapat menghalangi upaya menghabisi mafia narkoba di Filipina.”

Ia kembali memperingatkan para mafia narkoba, distributor, mereka yang tersangka dan pengguna narkoba di negara ini. “Mereka harus menghentikan perbuatannya. Bila tidak, mereka harus siap menghadapi akibatnya,” paparnya seperti dilansir ParsToday, Senin (20/3/2017).

Disebutkan bahwa sekitar 4 juta warga Filipina merupakan pecandu narkoba.

Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte berencana menurunkan kekuatan militer dalam perang narkoba. Ia berjanji akan “membunuh lebih banyak” bandar dan pengguna obat terlarang jika diperlukan.

Presiden Rodrigo Duterte menolak memberlakukan darurat militer dan menegaskan dirinya tidak membutuhkan kewenangan tambahan. Namun begitu Duterte berniat menggunakan angkatan bersenjata Filipina dalam perang narkoba. Langkah tersebut diambil karena ia mengaku tidak bisa lagi mempercayai aparat kepolisian.

Pemerintah Filipina pada 1 Februari lalu, menangguhkan semua operasi anti narkoba menyusul skandal korupsi yang melibatkan kepala kepolisian Filipina Allan Purisima. “Saya akan mendeklarasikan perang narkoba sebagai ancaman keamanan nasional, jadi saya bisa meminta angkatan bersenjata untuk ikut membantu,” kata Duterte dalam sebuah pidato di Davao.

Duterte mengatakan kepolisian dan Biro Investigasi Nasional tidak bisa diandalkan dan berjanji bakal melakukan “pembersihan” di kedua lembaga tersebut. Ia tidak merinci peran militer atau jumlah serdadu yang akan diturunkan dalam perang narkoba.

Sebanyak 7.600 orang tewas terbunuh sejak Duterte melancarkan perang narkoba tujuh bulan silam. Diantaranya sekitar 2.500 orang ditembak mati oleh kepolisian dalam operasi penggerebekan. Sementara sisanya diyakini tewas di tangah pembunuh bayaran yang bekerjasama dengan aparat keamanan.

Organisasi HAM, Human Rights Watch, mengritik rencana Duterte karena militer Filipina juga memiliki catatan pembunuhan di luar pengadilan, terutama di kawasan yang diduga sebagai markas kelompok pemberontak komunis. “Menggunakan tentara untuk tugas kepolisian meningkatkan risiko penggunaan tindak kekerasan berlebihan dan taktik militer,” tulis HRW.

“Selain itu ada budaya impunitas yang mengakar di Filipina, terutama dalam kasus pelanggaran HAM oleh militer.”

Duterte sebaliknya mengaku tidak peduli terhadap nasib bandar atau konsumen narkoba. “Saya akan membunuh lebih banyak untuk melenyapkan narkoba dan mengakhiri kampanye ini,” ujarnya sembari menambahkan dirinya menganggap remeh permasalahan narkoba di Filipina. “Saya tadinya berpikir ini akan berakhir dalam enam bulan.” (*/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.