Sabtu, 27 April 24

Cara Bertahan di Era VUCA

Cara Bertahan di Era VUCA

Oleh: Ary Ginanjar Agustian, Motivator dan Pendiri ESQ Leadership Center

Seperti yang belakangan ini terjadi ketika sebuah perusahaan taksi yang sudah lama berkiprah di ranah transportasi berdemo karena merasa tersaingi dengan kehadiran aplikasi transportasi online. Atau seperti tempat perbelanjaan retail yang kalah bersaing dengan online shopping yang sedang marak belakngan ini. Tak bisa dipungkiri, di era maju dan serba cepat seperti sekarang ini, individu-individu modern menginginkan sesuatu yang serba cepat dan praktis. Itulah yang menjadi hal sengit di dunia bisnis. Setiap perusahaan seakan berlomba-lomba menciptakan sebuah bisnis yang sekiranya bisa memudahkan individu dalam mencukupi kebutuhan. Fenomena ini disebut juga dengan VUCA.

VUCA merupakan singkatan dari VOLATILITY, UNCERTAINTY, COMPLEXITY, dan AMBIGUITY.

VOLATILITY  atau radical unexpected change didefinisikan sebagi perubahan yang sangat cepat. UNCERTAINTY yang artinya kurangnya kecepatan kita untuk memprediksikan segala sesuatu peristiwa atau isu yang terjadi, COMPLEXITY situation yang diartikan adanya gangguan yang akan dihadapi oleh suatu organisasi. AMBIGUITY, keadaan di mana antara realitas dengan makna-makna bauran dari berbagai kondisi yang ada , semua serba ambigu karena tidak memiliki batasan yang jelas dan bahkan tidak terlihat.

Beberapa perusahaan banyak yang bangkrut akibat adanya fenomena ini, Dan beberapa perusahaan lagi juga sedang berusaha untuk tetap bertahan menyesuaikan VUCA tersebut. Fenomena VUCA wajib diketahui dan dipahami oleh pemimpin perusahaan saat ini. VUCA tak hanya berpengaruh terhadap bisnis saja, namun juga kepada individu-individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut. Perusahaan harus mempersiapkan setiap individu yang ada di dalam perusahaannya untuk siap menghadapi fenomena VUCA. Mempersiapkan pemimpin yang dapat membaca tren agar tak kalah digilas zaman, dan mempersiapkan para pegawainya agar siap menerima perubahan yang sangat amat cepat.

Semua dilakukan untuk keberlangsungan hidup orang banyak. Tidak bisa tidak, perusahaan modern yang mau di era globalisasi super maju saat ini mau tidak mau harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang “Super Agile”, yaitu mereka yang memiliki 5 ciri sebagai berikut :

Pertama, People Agility, yaitu SDM mampu bekerja sama dengan siapapun. Setiap SDM diharapkan mempunyai kemampuan untuk membangun kerjasama yang baik antar individu lainnya. Dengan mampu bekerja sama dengan siapun, pekerjaan akan jauh lebih efektif. Seperti yang dikatakan oleh Michael Jordan,“Talent wins games, but teamwork and intelligence win championships.”

Kedua, Change Agility, yaitu SDM yang mampu beradaptasi dengan perubahan seekstrim apapun. Ini juga menjadi salah satu ciri SDM yang termasuk dalam kategori “Super Agile”. Di era maju seperti sekarang, perusahaan membutuhkan para pekerja yang mampu menerima perubahan secara cepat dan mampu beradaptasi dengan perubahan.

Ketiga, Result Agility, yaitu SDM yang mampu tetap berprestasi dan menghasilkan dalam kondisi apapun. Karena terkadang, dengan kemajuan zaman yang semakin canggih dan keterbatasan yang dipunyai oleh individu, membuat individu itu down karena merasa tak mampu mengikuti perubahan. Yang diperlukan untuk bisa bertahan di era VUCA ini adalah orang-orang yang mampu menghasilkan sesuatu dalam kondisi yang tak memungkinkan. Karena pada dasarnya, manusia bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat tertekan dan merasa terancam.

Keempat, Mental Agility, yaitu SDM yang mampu bertahan dalam tekanan mental apapun. Ya, Mental Agility juga sangat diperlukan dalam bekerja. Seperti yang kita tahu, banyak atasan atau bahkan rekan kerja kita yang mempunyai sikap atau sikap yang kurang baik, yang berujung pada kemalasan bekerja. Sangat diperlukan SDM yang mampu bertahan dengan lingkungan yang berisi orang dengan mental emosi yang berbeda-beda.

Kelima, Learning Agility, yaitu mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat. Learning Agility pun menjadi sesuatu yang WAJIB dimiliki agar mampu bertahan di era VUCA ini. Individu yang mau belajar dan memahami hal-hal baru dengan cepat yang akan mempercepat kerja mereka juga. Era baru menuntut kecepatan dan ketepatan kerja. Sikap “Learning Agility”-lah yang banyak diperlukan oleh perusahaan-perusahaan agar mampu bertahan.

Kelima hal di ataslah yang akan melahirkan SDM yang memiliki ketahanan mental, dan siap mengalami perubahan radikal dan tekanan ekstrim. Namun, apa itu semua sudah cukup membuat Anda bertahan di era VUCA?

Tunggu dulu, itu semua masih tidak cukup. Karena menurut Sun Tzu,”Pertahanan yang baik adalah menyerang”.

Apa artinya? Ya…artinya SDM harus mampu berfikir maju ke depan, dan otak harus bisa terkoneksi pada dimensi “Quantum Field” di mana kecerdasannya itu tidak lagi terbatas pada linear (Intellegence Qoutient/IQ) atau circular (Emotional Qoutient/(EQ), namun vertical.

SDM ini tidak lagi dibatasi lagi oleh belenggu-belunggu ataupun tradisi apapun. Kini, menunggu taksi tak harus di pinggir jalan, belanja tak perlu lagi ke supermarket atau mal. Saat ini yang kita butuhkan adalah pikiran yang murni, dan perasaan yang bebas merdeka untuk melakukan inovasi dan kreasi apapun (Spiritual Qoutient/SQ ). Kombinasi dari tiga kecerdasan ini akan melahirkan sebuah Meta Kecerdasan. Meta kecerdasan di era inilah yang pada akhirnya sudah terbukti terbukti melahirkan Facebook, Google, Bukalapak.com, alibaba.com atau Gojek.

Bahkan, dalam keadaan otak quantum, banyak penemu yang pada akhirnya menghasilkan sebuah karya yang luar biasa, sebuah penemuan mutakhir seperti hukum Archimedes, hukum Gravitasi, hukum relativitas Einstein yang berguna untuk kemajuan zaman.

Bisa diperhatikan, ada fenomena yang sama meskipun berbeda zaman. Fenomena saat zaman Einstein menemukan hukum relativitas dan pada saat Mark Zuckerberg menciptakan Facebook. Semua mereka temukan untuk kemajuan zaman yang akan memudahkan kehidupan manusia. (***)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.