Selasa, 14 Mei 24

ASEAN Gagal Atasi Krisis Rohingya

ASEAN Gagal Atasi Krisis Rohingya
* etnis Rohingya

Menteri luar negeri Malaysia menilai ASEAN tidak mampu menyelesaikan masalah yang menimpa Muslim Rohingya, dan akan melanjutkan negosiasi dengan menggunakan saluran OKI dan PBB.

“Saya berpendapat ASEAN tidak lagi dapat menangani isu ini. Saya tidak lagi menaruh harapan terhadap ASEAN. Kami telah menggelar tujuh pertemuan, dan Malaysia telah menyuarakan kekhawatirannya kepada Myanmar dan mereka (Myanmar) berjanji akan menangani masalah itu,” ujar Anifah Aman, sebagaimana dilansir situs Bernama hari Kamis (7/9/2017).

“Tapi hingga hari ini, tiada yang dilakukan. Oleh itu, Malaysia mungkin akan mengangkat perkara ini di tingkat lain, misalnya PBB dan OKI,” tegas menlu Malaysia.

Kementerian luar negeri Malaysia memanggil duta besar Myanmar untuk menyampaikan nota protes terhadap pemerintah Myanmar atas berlanjutnya kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Seorang pejabat PBB mengatakan bahwa 300.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh untuk menghindari berlanjutnya kekerasan terhadap mereka di Rakhine.

Dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan pada Selasa, Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya bahwa kekerasan tersebut dapat memicu terjadinya tragedi kemanusiaan.

Sejak 25 Agustus 2017 sampai kemarin, 6.334 orang tewas di negara bagian Rakhine dan 8.349 lainnya terluka. Sejak masa itu pula, 103 desa dan 23.250 rumah telah musnah dibakar, 500 masjid dan 250 sekolah juga dihancurkan.

Mohammad Javad Zarif

Genosida Rohingya harus Diakhiri !
Menteri luar negeri Iran menyerukan publik dunia supaya bersama-sama mendesak pemerintah Myanmar mengakhiri genosida terhadap Muslim Rohingya.

Mohammad Javad Zarif di laman twitternya menulis, “Tidak ada alasan bagi publik internasional membiarkan berlanjutnya genosida terhadap Muslim Rohingya,”.

“Sebelum terlambat sekali, publik dunia harus bertindak untuk mendukung Muslim Rohingya di Myanmar,” tegas menlu Iran hari Kamis (7/9/2017).

Gelombang baru kekerasan terhadap Rohingya di Rakhine yang terus berlanjut hingga kini menyebabkan setidaknya 400 orang tewas.

Para pejabat PBB menyatakan, sekitar 164 ribu orang Rohingya selama dua pekan terakhir melarikan diri ke Bangladesh demi menghindari berlanjutnya aksi represif yang mengancam nyawa mereka di Rakhine.

Di tempat kelahirannya sendiri, Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. (ParsToday)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.