Sabtu, 27 April 24

Akhirnya Bulog Mau Tampung Bawang Solok

Jakarta, Obsessionnews.com – Badan Urusan Logistik (Bulog) akhirnya berjanji akan menampung bawang Solok. Sebelumnya Bulog menolak bawang hasil produksi petani di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, itu tidak diterima oleh Bulog. Perubahan sikap Bulog itu berkat upaya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dalam memperjuangkan aspirasi petani bawang di Solok.

Dalam diskusi tentang komoditi bawang di Solok yang diinisiasi oleh Senator DPD Parlindungan Purba dan Nofi Candra ini, Direktur Pengadaan Bulog, Tri Wahyudi Saleh, berjanji Bulog akan menampung bawang merah Solok dengan harga Rp 15.000 perkilo.

“Kita akan membeli, tetapi dengan catatan harga berdasarkan kualitas bawang dan transaksinya harus di bawah kendali tim pengawas komoditi bawang yang dibentuk oleh pemerintah,“ ujar Tri Wahyudi seperti dikutip dalam siaran pers DPD RI, Selasa (13/6/2017)

Selain perwakilan Bulog, diskusi juga dihadiri Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Dirjen Hortukuktura Kementerian Pertanian, Priasto Setyanto. Kepada Priasto, Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba mendesak agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang memberi kepastian kepada petani bawang di Solok.

“Kita harus memberikan kepastian terhadap petani agar mereka dapat sejahtera. Terkait pemasaran bawang di Solok, harapannya ada MoU dari dua kementerian dengan Bulog,” ucap Senator dari Sumatera Utara ini.

Ia menambahkan, Bulog harus bersedia menampung hasil produksi bawang merah Solok. Anjloknya harga bawang yang diikuti dengan tidak diterimanya hasil produksi petani bawang oleh Bulog telah merugikan kesejahteraan petani bawang di Kabupaten Solok.

“Kami meminta agar Bulog dapat menerima hasil produksi bawang. Harapannya agar dengan adanya peranan Bulog, maka proses pemasaran bawang dapat lebih mudah dan kesejahteraan petani dapat terangkat,” pintanya.

Dalam kesempatan yang sama, Senator dari Sumbar Nofi Candra mengutarakan bahwa anjloknya harga bawang dan ditambah dengan tidak diterimanya komoditi oleh Bulog menimbulkan keresahan petani bawang.

“Saya memahami kondisi dan problema petani bawang di daerah Sumbar. Dengan harga harga Rp 15 ribu per kilo, tidak terlalu menguntungkan petani. Kita paham karena kehidupan saya tidak jauh beda dengan saudara-saudara saya petani bawang. Oleh karena itu, kita harus mampu menghasilkan solusi dalam diskusi ini,” ujar Nofi.

Ujung dari diskusi tersebut, setidaknya disepakati agar pemerintah daerah membentuk Tim Pengawas Harga Bawang yang beranggotakan pihak pihak terkait, seperti Dinas Pertanian, Bulog serta perwakilan dari petani. Tim tersebut bertanggung jawab untuk memantau stabilitas harga bawang. Selain itu juga akan terdapat tim yang beranggotakan Kementerian Pertanian dan Anggota DPD RI yang berperan dalam merumuskan sistem kerja. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.